Ellea mengedarai mobilnya membelah jalanan yang super padat. Sekarang fokus pikirannya hanya pada crylo. Seusai pulang kantor tadi ia bergegas pergi ke rumah sakit. Entah kenapa anak yang dikenalnya beberapa hari lalu itu berhasil membuat ellea sangat menyanginya. Ia tidak tau, ia merasa ada ikatan yang begitu kuat antara dia dan anak yang memiliki netra sama dengannya, tapi ia juga belum mememukan alasan yang logis atas perasaanya itu.
Ellea sampai di lobi rumah sakit, dengan baju yang sedikit basah. Hujan turun mulai deras diluar sana.
Ellea mengetuk pintu, tidak ada sahutan. Ia kemudian memutar handdle pintu, dan terlihatlah alex yang sedang bermain bersama crylo. Crylo yang menyadari kehadiran ellea kontan berteriak.
" mommy ..."
" hai sayang, sedang bermain ya?" ellea tersenyum lembut meuju ke arah crylo.
" iya mommy lihat uncle membelikan ylo ini." crylo menunjukan beberapa buku cerita dipangkuannya.
" wah bukunya banyak ya" ellea tersenyum lurus mentap mata crylo yang berbinar binar.
Senyuma ellea tak luput dari pandangan Alex, kali ini Richard benar benar bisa memilih wanita.
" uncle, kenapa melihat mommy sepelti itu?. Mendengar penuturan crylo Ellea menoleh kearah alex.
Alex terperanjat, ia gelagapan. Sepersekian detik semuanya terdian sampai akhirnya suara crylo memecah keheningan.
" hahaha uncle youl face is blushing". Dan seketika tawa semuanya tertawa. Ellea bnar benar merasa gemas dengan tingkah polos crylo.
Richard melihat pemandangan dihadapnnya merasa sesak sendiri tapi entah karena apa. Pertama kalinya selama melihat ellea wanita itu bisa tersenyum lepas. Pandangan nya kemudian beralih pada alex yang juga sedang tertawa. Sial dia benar benar tidak menyukai pemandangan ini. Dengan langkah gusar Richard berjalan menhampiri ketiganya.
" wah ada apa ini sepertinya sangat seru?"
" hai daddy, itu lihat wajah uncle alex... hahaha dia malu kalna melihat mommy" crylo dengan ringan nya berceloteh. Sementara alex dan Ellea terlihat kikuk.
" emm sudah sudah, ylo uncle pergi dulu ya, mau memeriksa pasien lain. Sampai nanti jagoan" alex bergegas meninggalkan ruangan ia merasa Richard akan melahapnya hidup-hidup.
Richard menatap Ellea yang masih senyum-senyum sendiri. Crylo yang tak mengerti situasi yang terjadi hanya melihat daddy nya, sebelum matanya teralihkan pada bungkusan yang dibawa Ellea.
" mommy membawa apa?". Seolah tersadarkan dengan pertanyaan crylo Ellea menunjukan bungkusan yang dibawa nya.
" oh ini apel sekai ichi sayang" ellea mengeluarkan beberapa buah apel dari papper bag nya.
" ylo mau mommy, tapi tangan ylo sedang ditusuk jalum jadi tidak bisa mengupas nya." Crylo melihat sebelah tangannya yang sedang diinfus.
"mommy kupaskan yaa" ellea duduk dipinggir ranjang dan mengambil pisau buah di dekat ranjang crylo.
" ini ylo coba" dengan telaten ellea menyuapi crylo. Richard yang melihat itu hanya tersenyum jika seperti ini Ellea benar benar terlihat seperti hellena.
" ummm yummy ini manis sekali mommy. daddy halus mencobanya" crylo benar benar terlihat menikmati apel itu.
" kau mau ??" ellea melihat ke arah richard yang nampak fokus memperhatiakn ia dan crylo.
" off course, aku mau yang ini" tanpa di duga richard membungkuk dan memakan potongan apel yang masih ada di genggaman ellea. Ellea yang melihatnya hanya bengong.
" kau benar crylo rasanya manis" richard mengatakan itu tepat di depan wajah ellea.
Ellea yang menyadari situasinya, spontan memelototi Richard. Sebelum bendera perang dikibarkan, suara crylo menginterupsi.
" mommy, ylo ngantuk" iya mendsul-dusel matanya.
" yasudah ylo sekarang ikut mommy ke kamar mandi ya. Ylo harus sikat gigi dulu" .
"oke mom"
" kemari cryo biar daddy bantu." Richard dengan sigap menuntun crylo menuju kamar mandi.
Jam menunjukan pukul 23.00. Hujan turun semakin deras, petir juga menyambar nyambar dengan kilat yang mengerikan. Ellea berdiam diri menatap ke arah jendela. Richard sudah dari satu jam yang lalu pergi ke ruangan Alex dan belum kembali. Ellea benar-benar cemas, ia memiliki trauma dengan hujan dan petir yang menyambar-nyambar. Peluh mulai bercucuran di sekujur tubuh Ellea seiring dengan kilat yang menyambar-nyambar, apalagi ruangan ini memiliki jendela jendela yang lebar membuat kilatan petir itu terlihat jelas. Jemari ellea mulai gemetar, dadanya mulai terasa sesak. Teriakan-teriakan mengerikan berdengung di telinganya. Ia membawa selimut dari lemari yang ada di dekat sofa, ia membalut dirinya. Ia menangis dengan tubuh yang gemetar hebat. Tidak jangan sampai traumanya kambuh. Bertepatan dengan suara petir yang menggelegar, pintu ruangan terbuka. Tampak Richard yang kebingungan mencari keberadaan Ellea. Sampai akhirny pandangan nya tertuju pada tumpukan selimut diujung sofa.
" Ellea ? kau kah itu" Richard melangkah ke arah sofa. Semakin dekat Richard mendengar suara tangis seperti tertahan.
"Ellea? " dengan ragu Richard menyibakan selimut dan tampaklah Ellea yang gemetar dengan wajah pucat pasi.
"Ellea kau kenapa?". Richard memeriksa kondisi Ellea. Sebelum suara petir kembali terdengar. Spontan Ellea memeluk Richard denga erat.
Richard sempat tertegun, menerima pelukan ellea tiba-tiba, sekaligus kaget dengan suara petir.
" hei kau kenapa? Jangan membuatku cemas!" richard benar-benar heran akan sikap Ellea.
" tolong aku takut" dengan suara yang sangat pelan nyaris tak terdengar.
Richard heran tidak biasanya seorang wanita dewasa takut suasana seperti ini, tapi tak urung ia mengelus elus punggung dan kepala Ellea. Sungguh entah kenapa Richard malah merasa nyaman merasakan Ellea yang ada di pelukannya. Tanpa sadar Richard mengecup puncak kepala Ellea dan berbisik " jagan takut, aku ada disini" Richard mengeratkan pelukanya pada Ellea.
"Jangan tinggalkan aku" ellea berucap setengah sadar karena takutnya. Sura petir itu tidak sekencang tadi, sampai rasa kantuk mulai menyerang dan ketidaksadaran menghampiri keduanya.
***
Hallo semuanya.. thanks untuk 1k readers nya. sebelumnya ga pernah nyangka cerita ini bisa dibaca banyak orang..wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty babysitter
Random- BUKAN BACAAN ANAK-ANAK - rasa empati yang berlebih kepada supir pribadinya, membuat seorang direktur perusahaan Ahmad corps terjebak dengan manusia menyebalkan yang sayangnya ia memiliki wajah tampan, belum lagi ia harus berurusan dengan balita...