Kisah 5 orang pemuda yang hidupnya mendadak berubah 180 derajat, saat bayi tanpa asal-usul hadir diantara mereka.
Apa yang akan mereka lakukan ?
• 1st chapter published May 20th 2020.
#5 in Day6 29082020
#4 in Day6 05092020
Jika berekenan, jangan lupa untuk vote ya. Karena dukungan kalian amat sangat membantu untuk semangat saya dalam menulis hihi. XOXO.
Happy reading-
Jenggala baru saja memakirkan motornya di halaman kontrakan, sebelum ia menyadari kondisi kontrakan yang lebih sepi dari biasanya. Pagarnya pun tidak digembok, padahal ia tahu penghuni kontrakan disini paling anti untuk lupa mengunci pagar, kecuali mereka ingin diomeli habis-habisan oleh Sadana.
Mobil Sadana pun sudah tidak ada di garasi. Setaunya mobil temannya itu, hanya akan dipakai jika mereka ingin pergi bersama-sama secara rombongan.
"Wira ? Damai ?" teriak Je setelah memasukki rumah, namun tak ada jawaban yang ia dapat.
Apa kontrakan mereka baru saja dirampok ? tapi hanya mobil Sadana saja yang hilang, sedangkan motor Brian dan Damai masih terparkir rapih di halaman.
Atau jangan-jangan diculik alien ? Kalo benar, tolong culik Wira dan Brian saja, agar kontrakan tentram, batin Je.
Tak butuh pikir panjang, Je mengeluarkan ponselnya untuk menelpon Sadana, sekalian untuk meminta konfirmasi apakah mereka sungguhan diculik alien.
Namun, hingga deringan terakhir tak ada jawaban dari sebrang sana, begitupun dengan panggilan-panggilan selanjutnya. Sama halnya dengan Brian dan Damai, tak ada satupun yang mengangkat panggilan.
Ini mereka beneran diculik alien ?
Akhirnya pilihan terakhir adalah menelepon Wira yang selalu menjadi opsi terakhir untuk Je hubungi. Kalian jangan salah paham dulu, Je tidak bermusuhan dengan Wira. Mereka berdua hanya seperti Tom and Jerry saja. Terkadang akur, namun kadang saling julid.
Baru pada deringan ketiga, telepon sudah diangkat dan membuat Je bernapas lega, "Lo dimana ? Rumah kok kosong ?"
"BANG LO DIMANA ?"
"GAK USAH TERIAK BISA, DITANYA BAIK-BAIK KOK MALAH NYOLOT"
"Aduh maaf Bang, ini kita berempat lagi pergi-"
"Wah parah nih, pergi-pergian tapi gak ngajak gue"
"Dengerin dulu ih, kita pergi ke rumah sakit"
"HAH KOK ?"
"Tadi Ayis kena alergi karena minum susu, ini gue wakilin buat jawab dikit aja ya, soalnya Bang Brian sama Bang Sadana masih ngurus administrasi, terus Damai masih nangis disebelah gue, jadi belum bisa jelasin rinci banget"
Je kepalang panik saat mendengar penuturan Wira barusan. "Kirim alamat, nanti gue nyusul kesana"
"Oke udah dulu ya, ini Damai makin kenceng nangisnya," tanpa persetujuan Je, lawan bicaranya itu sudah mematikan sambungan telepon lebih dulu.
Disusul beberapa detik setelahnya sebuah notifikasi masuk, menampilkan chat Wira yang memberikan alamat rumah sakit yang mereka datangi, beserta keterangan ruang rawat bayi itu. Tanpa membuang waktu, Je segera tancap gas saat itu juga dengan sepeda motornya.
Baginya kesehatan Ayis adalah hal yang paling utama untuk ia pikirkan, mendengar kabar Ayis sakit saja mampu membuat jantung Je berdetak lebih kencang.
'anakguegakkenapa-napakan ?'
👶
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.