"Coba jelasin semua ini ?" suara Bu Ratna sudah normal kembali, setelah Wira mencoba menenangkannya beberapa saat lalu.
Masih terbayang suara histeris Bu Ratna saat menemukan Ayis yang menangis di kamar Sadana. Ditambah dengan gestur ia memegang dada dengan napas tersenggal-senggal.
Kelima pemuda itu tentu saja panik bukan kepalang saat melihatnya, sempat berpikir wanita itu akan pingsan atau terkena serangan jantung. Tapi untungnya itu semua tidak terjadi.
Wira menghela napas pasrah. "Ibu mau kita ceritain dari mana dulu ?".
Bu Ratna menatap kelimanya secara bergantian, yang kini telah terduduk di atas kasur sembari menunduk. Sudah seperti pencuri yang tertangkap basah oleh warga.
"Ini anak siapa ?" tanya wanita itu akhirnya to the point menunjuk Ayis yang tengah terduduk di pangkuan Brian.
"Ayis bu namanya"
"Ck, terserah. Sekali lagi saya tanya ini anak siapa ?"
Tak ada yang bisa menjawab.
"Loh tadi katanya kalian mau jawab kalo saya tanya, ini kok malah diam semua ? Kalian lagi mempermainkan saya ya ?"
"Saya juga gak tau ini anak siapa bu" jawaban Sadana membuat dahi wanita itu berkerut.
"Kamu gak sembarangan hamilin anak orang kan Mas ?"
"Mana mungkin bu, nggak begitu maksudnya"
"Ya terus ini anak siapa ? Nyulik ?"
Je mendongakkan wajahnya setelah lama tertunduk. "Kita beneran gak tau bu ini anak siapa, sebulan lalu ada perempuan yang tiba-tiba nitip anaknya disini tapi gak balik lagi"
"Mana ada cerita kaya gitu, kalian pikir saya bakal percaya ?"
"Kan ibu sendiri yang minta kita cerita, setelahnya itu hak ibu mau percaya apa nggak"
"Ya habisnya apa semua ini masuk akal ?"
"Tentu nggak bu, udah beribu kali kami mikir kalo hal kaya gini gak masuk akal dan mungkin cuma mimpi, tapi nyatanya ini beneran terjadi" kini Brian yang angkat suara.
Bu Ratna memijat pelipisnya perlahan, sedang mencoba mencerna segala informasi tak jelas itu untuk masuk kedalam kepalanya.
"Kenapa kalian sampe bohong segala sih ?"
Tak ada yang berani menjawab kembali.
"Andai dari awal kalian mau jujur sama saya tentang masalah ini, saya kecewa semua yang kalian bilang cuma kebohongan. Mulai dari susu formula, sampe suara tangisan masih berani-beraninya kalian bohongin saya"
Brian bangkit dari duduknya, lalu memindahkan Ayis dari pangkuannya untuk dibaringkan di atas kasur.
Semua pergerakannya tak luput dari pandangan Bu Ratna."Kita cuma takut bu.."
"Takut apa sih Damai ? takut saya buang bayi ini sama seperti saya buang anak kucing Brian dulu ? iya ?"
"Ku— kurang lebih begitu bu"
Bu Ratna menyeka matanya yang mulai terlihat basah. "Kalian tuh seharusnya paham, segalak-galaknya saya bakal selalu sayang sama kalian seperti anak sendiri, harusnya hal apapun yang terjadi kalian harus cerita"
Kelimanya mengangkat kepala bersamaan untuk menatap wajah Bu Ratna. Seperti ada secercah harapan yang datang.
"Jadi ibu bakal beri kita izin buat rawat bayi ini ?"
Bu Ratna mengangguk, yang dibalas cengiran bahagia dari kelimanya. "Terima kasih bu"
Tapi baru beberapa detik cengiran tersebut luntur. "Tapi itu dulu sebelum kalian bohongin saya, mungkin jawaban itu yang akan saya berikan buat kalian"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Baby! | Day6
FanfictionKisah 5 orang pemuda yang hidupnya mendadak berubah 180 derajat, saat bayi tanpa asal-usul hadir diantara mereka. Apa yang akan mereka lakukan ? • 1st chapter published May 20th 2020. #5 in Day6 29082020 #4 in Day6 05092020