VII

92 24 17
                                    

"Jadi, kapan bawa calonnya kamu kerumah?"
Sepertinya Papah mendengar perkataan Mamah tadi. Aku jakin pembicaraan ini akan berlangsung cukup panjang.

Masih Papah loh ini, masih bisa aku terima. Lah kalau kanjeng ratu dah ikut campur?, Udah aku nyerah. Mana kamera?, mana?! Angkat tangan ke kameranya masih bisakan?.

Mau tau apa yang kanjeng ratu katakan?.

"Kamu emang udah bener-bener nggak laku lagi, Chita?" Inginku berkata kasarr!!, Tapi aku bisa apa ya Tuhan?.

"Mah, anakmu yang cantik membahana ini laku keras, banyak pria di luar sana yang mau sama aku. Tapi akunya aja yang nggak mau, lagian aku masih mau sendiri dulu, aku masih mau ngerasain hidup bebas tampa kekangan suami. I'am single and very happy".buset udah kaya jadul lagu aja kata-kata aku.

"Itu makanya Chita, pilih dari pria pria itu untuk jadi calon suami kamu"

Mamah beranjak dari duduknya berjalan menuju kamar yang sudah di persiapkan Mbak Rita untuk Mamah dan Papah menginap.

Aku hanya bisa menghela napas, sudah hampir menyerah dengan tingkah Mamah. Bukannya aku tidak mau menikah, aku hanya ingin merasakan hidup sendiri dulu tampa pendamping, aku juga punya impian memiliki keluarga kecil nanbahagia, tapi tidak sekarang.

"Urusan Mamah biar Papah aja yang atur, kamu mau nginep juga di sini Chita?" Hanya Papah yang mengerti aku, Papah tau keinginanku, tapi Mamah selalu memaksakan kesendaknya. Mereka memang berbeda, entah apa yang membuat Papah sangat bertahan dengan Mamah yang sangat menyebalkan itu.

"Cuma Papah yang ngertiin, Chita" kataku berlari memeluk Papah erat. Sedari kecil aku memang lebih dekat dengan Papah, walau dulu aku sangat dimanja Papah dan Mamah, tapi perlakuan Papah selalu yang terbaik.

"Aku pulang ajalah, Gita kayanya lama. Aku juga ada kerjaan Pah" tak sedikitpun aku mengendorkan pelukanku, begitu juga Papah. Pelukan ini sangat hangat.

"Nanti kita mau manggang ikan loh, nggak mau ikut dulu? Kamu makan malam di sini dulu yah" bujuk Papah sambil mengelus kepalaku lembut. Aku sangat suka elusan tangan Papah dikepalaku, terasa nyaman sekali.

"Yah udah deh, tapi ada syaratnya! Aku mau kado dari Papah" sudah lama rasanya aku tidak meminta kado pada Papah. Ini yang terakhir Papah mengeluarkan uang untuk kado, tidak untuk berikutnya, aku janji.

"Iya, iya. Papah bujuk Mamah kamu dulu yah. Suka banget ngambekan, kaya anak kecil" Aku hanya mengangguk mengiakan.

***

"Tadikan aku les Tante, trus ada anak-anak cowok yang godain aku. Kata mereka aku cantik, aku cantik yah Tante?"

"Iya, Gita cantik kok, imut, lucu dan menggemaskan. Tapi kalau ada yang godain kamu sambil pegang-pegang jangan mau ya!, Itu nggak boleh, ok?" Gita hanya pengangguk mengiakan. Di umur Gita yang menginjak 9 tahun ini, Gita sudah sangat menonjol, rambut lurus hitam tebal, tubuh ramping, kulit putih bersih, ditambah wajahnya yang sangat cantik diturunkan dari Mbak Rita, membuat banyak sekali anak laki-laki seusianya menaruh hati pada Gita.

Aku sudah sering mendengar cerita Mbak Rita yang mengatakan Gita banyak digodain teman cowok sekelasnya. Bahkan ada yang sudah berkata pada orang tuanya kalau ia menyukai Gita dan akan menikahinya setelah dewasa nanti. Menakjupkan sekali pesona Gita ini, sepanjang hidupku saja aku tak pernah tuh digodain sampai dijanjikan akan menikahiku di saat aku dewasa nanti. Tidak, aku sudah dewasa sekarang, bahkan kata Mamah aku sudah tua.

Sekarang kami sedang makan malam di halaman belakang, sehabis memanggang 3 ekor ikan hasil pancingan Papah dan Mas Dika tadi.

Rencanaku untuk pulang ke apartemen sehabis makan malam bersama tidak aku rubah, bahkan sekarang aku sangat ingin cepat-cepat pulang. Setelah Papah yang mengatakan akan membujuk Mamah ke kamar, entah mengapa aku merasakan Mamah terus melihatku berlebihan. Kata Papah Mamah sudah tidak akan menuntutku untuk segera menikah, tapi sedari tadi Mamah sama sekali tidak berkata apapun, membuatku meragukan perkataan Papah. Bisa saja Papah berkata demikian agar aku merasa lebih baik.

Aku Banget Ini?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang