S i x t e e n

2.7K 178 69
                                    

Hai All 😍😍
Lama tak jumpa nieh 😂😂
Semoga kalian sehat selalu yah

Sebelumnya jangan lupa di vote dlu yah biar author semakin semangat bikin ceritanya ❤❤

Biar kalian greget (Jangan sampai es-mosi yah 😂😂)

Untuk up part selanjutnya nanti author kasih tau yah di pengumuman jadi buat kalian jangan sampai ketinggalan cek pengumumannya 😍😍😍

Baca ceritanya sambil dengerin musik yang sudah author siapkan (pasti feelnya dapat, coba aj deh 😂)

Semoga part ini kalian suka yah 😂😂😂😂Buat kalian yg baca dan menemukan banyak typo atau salah kata jangan lupa di comment dan dicek yah Terimaksih 🙏🙏🤗

Happy Reading....

***

Dan Stela memasuki kamar samping yang berada disamping kamar mereka. Stela pun langsung memutuskan untuk tidur dan beristirahat, sambil memejamkan mata akhirnya lama kelamaan Stela pun tertidur dengan nyenyak.

Keesokan paginya...

Tak terasa hari mulai pagi, matahari memunculkan sinarnya dari balik pintuk jendela kamar Stela.

Stela yang merasa hangatnya sinar matahari itu pun membuka matanya dan terbangun dari tidurnya.

"Engh"
"Udah jam berapa yah" ucap Stela pelan, sambil menutup matanya yang terkena hangatnya silauan matahari dengan tangan kanannya.

Stela yang baru bangun dengan posisi yang menyandar di ranjang pun membuka handphonenya, sambil membuka handphonenya Stela mengecek jam yang tertera dilayar ponselnya itu.

"07.00" ucap Stela yang melihat layar ponselnya itu.

Setelah melihat jam sudah menunjukkan jam 07.00 akhirnya Stela pun turun dari ranjang. Dengan kondisi miliknya yang masih sakit Stela berjalan dengan pelan memasuki kamar mandi.

Sesampainya Stela di kamar mandi, Stela pun langsung menggosok gigi dan mencuci wajahnya terlebih dahulu, agar dirinya tampak lebih segar saat membuatkan sarapan pagi untuk Revan nantinya.

5 menit kemudian...

Sesudah memakan waktu yang cukup lama, akhirnya Stela pun selesai menggosok gigi dan mencuci mukanya. Selesai semua itu, Stela langsung menggambil handuk berwarna putih untuk mengeringkan wajahnya.

Setelah selesai mengeringkan wajahnya, Stela yang sudah selesai itu pun berjalan keluar dari kamar mandi. Pada saat Stela memegang gagang pintu kamar mandi, tiba-tiba Stela merasakan sakit pada kepalanya, sambil memegang kepalanya yang sakit itu Stela menahan beban tubuhnya dengan tangannya yang masih memegang erat gagang pintu kamar mandi.

"Sshhh..ah" erang Stela yang merasakan sakit pada kepalanya.

Tanpa disadari tiba-tiba cairan kental berwarna merah keluar dari hidung Stela. Stela yang merasakan hidungnya mengeluarkan sesuatu itu pun memegang hidungnya.

"Shh..."
"Astaga" teriak Stela pelan, yang melihat tangannya berwarna merah.

Stela yang melihat darah di tangannya itu, langsung melepaskan gengamnya dari gagang pintu kamar mandi dan pergi menuju washtafel.

Di washtafel Stela berdiri memandangi dirinya di kaca yang berada dihadapannya dengan hidung yang masih mengeluarkan darah, sambil melamun Stela menatap dirinya dengan diam.

Setelah diam beberapa menit dan menunggu darahnya itu berhenti Stela pun langsung mencuci hidungnya denga air yang ada diwastafel.

Sambil membershikan hidungnya Stela berkata dalam hatinya "Kenapa sekarang sih" batin Stela yang kesal melihat darah yang sempat keluar dari hidungnya itu.

Sesudah membersihkan noda darah dihidungnya itu, Stela pun mengeringkan wajahnya. Lalu ia pun berjalan keluar dari kamar mandi untuk mempersiapkan sarapan suaminya.

Di dapur....

Dengan wajah yang pucat Stela yang sibuk berkutang didapur memasakan sarapan untuk Revan.
"Emmm masak apa yah" pikir Stela sambil mengambil bahan-bahan makanan yang ada dikulkas.

"Aah, masak sayur asam aja kali yah sama ikan goreng terus pake sambal terasi" ucap Stela sambil membayangkan makanan enak itu.

Dengan telaten Stela membuatkan sarapan pagi untuk Revan. Sambil mengiris bawang, Stela pun berpikir.
"Revan mau nggak yah makan ini" batin Stela yang melamun mengingat setiap masakan yang ia masak untuk Revan rata-rata belum tentu akan Revan makan Boro-boro makan, mungkin melihatnya Revan akan membuang masakan Stela.

Stela yang masih melamun dengan pikirannya itu tanpa sadar ikut mengiris tangannya.

"Awhh" teriak Stela yang melihat tangannya berdarah akibat teriris pisau.

Stela yang teriris pisau dan mengeluar darah itu tiba-tiba merasakan tangannya itu ditarik.

Dengan mata yang kagum dan terpesona Stela memandangi Revan yang sekarang berdiri dihadapannya, dengan Revan yang  sedang sibuk mengisap jari telunjuknya itu.

"Kenapa bisa sampai berdarah??" tanya Revan dengan wajah datarnya, sambil menatap Stela yang diam memandangi.

"...."

Stela yang masih terpesona dan kagum pada suaminya itu malah asik melamuni Revan tanpa mendengar pertanyaan Revan. Sambil tersenyum Stela memandangi Revan itu dengan posisi diam.

"Plak"

Revan memukul pelan jidat Stela yang sejak dari tadi diam memandanginya.

Stela yang mendapat pukulan tersebut pun terkaget "Aawhh" teriak Stela pelan sambil mengusap jidatnya.

"Kenapa bisa sampai berdarah??" tanya Revan lagi dengan tangannya yang masih memegang jari telunjuk Stela.

Stela yang mendapat pertanyaan itu dengan cepat mencari alasan kepada Revan.

"Emmhh anu... itu"

"Anu apaan??" tanya Revan dengan ekspresi bingung.

Stela yang jadi bingung itu pun menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil berkata "Itu tadi nggak sengaja keiris" ujar Stela dengan senyum polosnya.

Revan yang baru bangun tadi dan mendengar teriakan Stela, mendadak langsung keluar kamar untuk menemui Stela. Sesampai di dapur Revan menumukan tangan Stela yang berdarah itu tak habis pikir dengan istrinya yang bisa sampai ceroboh begitu saja.

Dengan wajah yang kesal dan khawatir Revan memarahi Stela.
"Kenapa ceroboh sekali sih!!"

"Iih apaan sih Revan, orang cuma luka kecil kok"
"Wajar ajalah namanya juga masak" ucap Stela dengan tenang sambil menatap tangannya yang sudah tak mengeluarkan darah lagi.

"Apa salahnya sih berhati-hati" ujar Revan yang malah menggingatkan istrinya itu.

"Nanti kalau kamu ada apa-apakan aku jadi repot" ucap Revan yang memarahi Stela.

"Jleb"

Ucapan Revan tadi menusuk hati Stela, Stela yang mendengar perkataan Revan itu diam dan tersadar. Sambil membenarkan perkataan Revan, Stela berkata "Kamu nggak perlu khawatir"
"Lagi pula ini cuma luka kecil aja, aku juga nggak butuh bantuan kamu kok" ucap Stela tersenyum tipis kepada Revan, setelah itu Stela menarik tangannya dan melanjutkan kegiatan memasaknya dengan diam.

Berbeda dengan Revan yang berdiri menatap Stela yang diam. Jujur saja Revan tak bermaksud berkata seperti itu, sebenarnya ia berkata seperti itu karena ia khawatir kepada Stela dan berharap supaya besok-besok Stela dapat berhati-hati dalam melakukan sesuatu.

Revan yang merasa tak enak hati itu pun memanggil Stela " Stel-"

Gmna nih ??
Makin penasaran ngakk 😂😂
Kalo makin penasaran jangan lupa di vote dan dicomment langsung sebanyak-banyaknya buruan 👇👇😂😂🤗

Usahakn vote dlu baru comment yah 😂😂😂

Terimakasih yang sdh vote dan comment.
Tetap jaga kesehatan selalu All dan stay safe ❤❤

Tbc

Salam,
Wattopaddo_

I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang