013

2.1K 236 26
                                    

Setelah selesai makan dengan sangat kenyang. (Namakamu) menahan dirinya untuk tidak bersendawa. Gadis itu meminum minumannya dan menatap Dean yang juga sedang menatapnya.

"Ayo, aku siap" Ujar (Namakamu) bangkit. Dean menahan tangan (Namakamu).

"Kau bahkan baru selesai makan, biarkan makananmu turun dulu" Ujar Dean. (Namakamu) menggeleng.

"Tidak Dean, kasihan ayahmu sedang menunggumu" Ujar (Namakamu). Dean menatap gadis itu.

Dean menghela nafasnya dan bangkit.

"Baiklah" Ujar Dean. Pria itu menyentuh bahu (Namakamu), gadis itu berjalan kearah pintu.

Dean berjalan lebih unggul dan membukakan pintu mobilnya untuk (Namakamu).

Gadis itu duduk disamping kursi pengemudi, sementara Dean menutup pintu (Namakamu) dan berputar. Dean membuka pintu kursi pengemudi dan duduk disana.

Dean kembali menutup pintu, sementara gadis yang tengah berada disampingnya, tengah memakai sabuk pengaman. Dean memasang senyum tipis. Dean mulai menghidupkan mesin mobilnya dan menancap gasnya.

Selama diperjalanan, gadis itu tengah menatap indahnya pemandagan, sementara Dean melirik (Namakamu) sesekali dan terseyum.

"Apa besok kau akan berkerja diperusahaan pria itu lagi?" Ujar Dean. (Namakamu) menatap Dean dan mengedikkan bahunya. Dean memutar setirnya, berbelok kejalanan arah kanan. Ia tengah fokus menyetir sekarang.

"Aku tidak tahu, tapi aku tidak akan datang begitu saja setelah dia memperlakukanku seperti itu" Ujar (Namakamu).

"Jadi kau akan tinggal dimana setelah itu?" Ujar Dean. (Namakamu) juga menggeleng.

"Aku tidak tahu" Lirih gadis itu menunduk.

"Andaikam ibuku masih ada, aku tidak akan luntang lantung seperti ini lagi" Lirih (Namakamu). Dean menggeleng.

"Jangan berbicara seperti itu" Ujar Dean. Gadis itu mengusap wajahnya.

"Kau bisa tinggal dirumahku mulai hari ini" Ujar Dean. (Namakamu) menggeleng, apa yang Dean fikirkan? Tinggal berdua didalam satu rumah bersama gadis asing?.

"Tidak" Ujar (Namakamu). Dean melirik gadis itu.

"Aku akan memperlakukanmu dengan baik, jangan takut" Ujar Dean. (Namakamu) menggeleng.

"Huh, aku tahu. Kau pasti memikirkan yang aneh aneh" Goda Dean. (Namakamu) menggeleng.

"Baiklah, aku akan menyewakanmu sebuah apartemen" Ujar Dean.

"Tidak, aku tidak mau merepotkanmu" Ujar (Namakamu).

"Kau tidak merepotkanku sama sekali, gadis sepintarmu benar benar membawa keberuntungan bagi siapa saja" Ujar Dean. Gadis itu menatap Dean.

"Dari mana kau tahu aku pintar?" Ujar (Namakamu). Dean terkekeh kecil.

"Dari caramu memimpin meeting tadi, aku dapat melihat wawasanmu sangat luas" Ujar Dean. Gadis itu tersenyum kecil, lalu menunduk.

"Berapa umurmu?" Ujar Dean.

"22 tahun" Ujar (Namakamu).

"Kau sudah lulus kuliah?" Ujar Dean. (Namakamu) menggeleng.

"Dimana kuliahmu? Kau mengambil fakultas apa?" Ujar Dean.

"Sarjana hukum, aku ingin menjadi pengacara sejak kecil" Ujar (Namakamu). Dean tersenyum.

"Kau memiliki cita cita yang bagus" Ujar Dean.

"Aku juga 22 tahun, dan aku berencana ingin mengambil gelar akademik tertinggi, S3, yaitu kedokteran, lalu akan melanjutkannya menjadi profesor" Ujar Dean. Gadis itu menatap Dean terpukau, meraih gelar setinggi itu tidak bisa digapai dengan mudah.

DESTROYED [IDR]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang