006

3K 271 25
                                    

(Namakamu) turun, begitu juga Iqbaal. Kini security datang dan memarkirkan mobil Iqbaal dengan hati hati ke garasi. Iqbaal menggandeng tangan (Namakamu). Gadis itu menatap Iqbaal aneh, namun Iqbaal nampak biasa saja, ia malah menuju pintu masuk mansion pelariannya.

Semua pelayan tidak wanita maupun pria berjajar hormat pada Iqbaal. (Namakamu) dan Iqbaal berhenti ditengah tengah mereka, tak sedikit tatapan pelayan pelayan itu nampak aneh untuk (Namakamu). Siapa gadis ini? Kenapa ia bisa berduaan dengan Iqbaal yang notabenya sudah memiliki istri.

"Aku membawa nyonya baru untuk kalian" Ujar Iqbaal. Seketika semua mata pelayan membelalak, (Namakamu) menatap Iqbaal aneh.

"Ya, gadis ini adalah adikku. Ralat, aku tidak pernah memiliki adik perempuan. Tapi, gadis ini adalah adik jauhku yang juga harus kalian hormati" Ujar Iqbaal.

Deg

Bak pukulan batu dihati (Namakamu). Jadi, Iqbaal menganggapnya adik?.

"Ada beberapa peraturan yang harus kalian patuhi selama ia tinggal disini, dan selama kalian menjadi pelayannya"

"Yang pertama. Jangan sesekali membicakan ia. Tidak hanya ia, hubungab kami juga, apapun yang terjadi, kalian harus tutup mulut pada siapapun. Kedua, layani dia dengan sebaik baiknya, jika dia sempat mengadu padaku kalau kalian menyakitinya, kalian tahu apa yang akan terjadi? Ya." Ujar Iqbaal dengan deheman beratnya. Semua pelayan menunduk dan mengangguk.

"Mengerti?" Ujar Iqbaal.

"Mengerti tuan" Ujar mereka serempak.

"Baik. Sekarang kalian boleh pulang, tidak ada yang tersisa satu orangpun disini, kecuali aku dan (Namakamu). Kalian boleh kembali kesini besok siang, jangan terlambat." Ujar Iqbaal. Mereka semua mengangguk hormat, perlahan mereka berjalan mundur, dan membubarkan diri masing masing.

"Apa yang kau katakan? Tidak ada pelayan satupun dirumah sebesar ini? Untuk memasak--dan security--"

"Ya, tidak ada siapapun. Malam ini hanya ada kau dan aku, bahkan security pun tidak ada" Ujar Iqbaal. (Namakamu) menelan salivanya dan membelalak.

"Kau harus menjadi sekretaris, security, cheff, dan pembantu malam ini untukku" Ujar Iqbaal. (Namakamu) membelalak.

"Apa yang kau katakan?! Bagaimana aku bisa---dan bagaimana--jika rumah ini kemasukan rampok! Dan aku dicu--"

"Tidak ada untungnya orang yang menculikmu kau tahu?" Ujar Iqbaal acuh.

"Tentu saja untung, aku masih perawan dan--"

"Oh ya? Sama saja tidak ada untungnya bercinta dengan gadis kecil yang belum berpengalaman" Ujar Iqbaal angkuh sambil berjalan kearah lain. (Namakamu) mengepalkan tangannya dan berdecak sebal.

"Kemari" Ujar Iqbaal. (Namakamu) menatap pria itu. Hingga Iqbaal menggerakkan jari telunjuknya, (Namakamu) menghentak dan mendekat kearah Iqbaal.

"Apa?!"

"Hei. Tidak sepantasnya kau berbicara seperti itu padaku" Ujar Iqbaal sambil duduk di Kitchen Bar.

"Apa? Karena kau mantanku? Kita pernah saling mencintai, berciuman, tapi sayangnya itu du--"

"Apa yang kau fikirkan?! Aku sudah memiliki istri san stop mengungkit tentang itu!" Ujar Iqbaal ketus. (Namakamu) tersentak.

Iqbaal menatap (Namakamu) dari bawah sampai atas secara sinis.

"Ketahuilah, aku atasanmu, dan kau adalah bawahanku" Ujar Iqbaal. (Namakamu) menatap Iqbaal tak percaya, tubuhnya mematung sesaat.

"Jangan lihati aku. Buatkan aku salad sekarang" Ujar Iqbaal. (Namakamu) masih mematung melihati Iqbaal tak percaya, lidahnya masih kelu. Iqbaal berubah.

DESTROYED [IDR]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang