111

2.4K 273 22
                                    

(Namakamu) turun dari bangkar ruang kesehatan secara perlahan, jujur, kakinya gemetar sekarang, perutnya sangat sakit.

Ia mengambil tasnya dan menyelempangkan ke tubuh mungilnya, ia mencoba berjalan sambil merambat rambat. Ia menahan rasa sesak yang ada di ulu hatinya. Ia akan berniat mencari makanan, walaupun setelahnya, ia harus mencuci semua piring direstoran, karena ia tak memiliki uang sepeserpun.

Ceklek

Pintu terbuka, menghasilkan, seorang wanita tinggi dengan kucir kudanya, sedang membawakan senampan isi makanan, sayuran, buah buahan dan juga air putih mineral.

"Nona, kata tuan, nona harus makan terlebih dahulu" Ujar wanita itu, (Namakamu) menggeleng.

"Tidak, aku ingin pergi" Ujar (Namakamu), wanita itu menggeleng.

"Tapi nona--nona harus makan dulu, lalu nona minum obat--"

"Tidak, katakan padanya, aku mengerti apa yang ia katakan tadi siang, dia menyuruhku mencari makanan diluar dan jangan makan apapun hasil dari kerja kerasnya, kan?" Ujar (Namakamu).

"Tapi nona, jika anda tidak makan, bisa bisa saya akan dimarahi" Lirih wanita itu, (Namakamu) menatap kearah wanita itu.

"Kau makan saja makanan itu disini dengan cepat, oke? Aku juga tidak ingin melibatkanmu, katakan padanya, aku sudah memakan makanannya, lalu setelah itu aku pergi" Ujar (Namakamu). Wanita itu menatap lirih.

"Aku pergi" Ujar (Namakamu) yang langsung berjalan kearah pintu.

Ia meraih gagang pintu, dan membuka pintu.

Ia melihat kekanan dan kekiri, banyak perkerja yang tengah sibuk menyiapkan berkas.

(Namakamu) berusaha menegarkan tubuhnya, hanya untuk sekali ini saja.

Ternyata memakan gaji dari Iqbaal, adalah suatu hal yang menyakitkan. Saat dicaci, diumpat, dan dibangkit bangkitkan.

Tak sedikit tatapan para perkerja menatap (Namakamu) aneh, bukannya jadwal Iqbaal masih banyak? Kenapa ia malah pergi begitu saja? Apa Iqbaal mengizinkannya pulang, dengan alasan ia sakit?.

Gadis itu menekan tombol lift menuju kelantai satu, ia memasuki liftnya.

Lift ini terbuat dari kaca penuh dan transparan, (Namakamu) akui, desain lift ini sangat bagus, bahwa seseorang yang menaiki lift ini, bisa melihat cara kerja langsung dari lift, bisa melihat mesin meisn yang bergerak, untuk mengangkat lift ini.

Ia juga bisa melihat banyak karyawan yang tengah sibuk berkerja, dari berbagai lantai bangunan.

Hingga lift terhenti di lantai 12 karena ada yang menekan tombolnya. Dua orang wanita masuk.

(Namakamu) melangkah mundur, mereka pasti perkerja Iqbaal.

"Kurasa kita harus kekantin dahulu, aku sangat lelah-dan lapar" Ujar seorang wanita berambut pirang. Diangguki oleh temannya.

"Kelelahan apa? Bermain dengan pak Iqbaal? Hahaha!" Tawa gadis yang satunya lagi pecah.

(Namakamu) membulatkan matanya. Bermain?.

"Ya, dia mengacaukanku tadi, tapi hal itu benar benar membuatku merasakan pengalaman yang berbeda" Ujar gadis berambut pirang.

"Kuharap kau bisa menggantikan posisi Vanessa, terlebih rumah tangga mereka sedang diambang perceraian kan?, jadi kau bisa membayar jasaku yang sudah mempersiapkanmu dengan baik, untuk menjadi santapan pemilik perusahaan, hahaha" Ujar yang satu laginya.

(Namakamu) memucat, ia menunduk, apa yang mereka bicarakan?.

Kenapa tega teganya Iqbaal bercinta dengan pegawainya? Padahal dulu, Iqbaal adalah tipe pria yang setia.

DESTROYED [IDR]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang