012

2.6K 297 59
                                    

(Namakamu) langsung beranjak dari dua orang gadis aneh itu, ia langsung pergi menuju gerbang parkiran.

(Namakamu) keluar dalam keadaan kelaparan, ia pergi menuju restoran terdekat.

Ya, ia sengaja tidak mau makan di cafe Iqbaal.

(Namakamu) pergi ke restoran terdekat, ia memasuki sebuah restoran asing yang belum pernah ia kunjungi.

Gadis itu duduk disalah satu kursi yang kosong, hingga seorang pelayan datang membawakan menu makanan untuknya.

(Namakamu) gugup, haruskah ia mengatakan bahwa ia tidak punya uang? Tapi ia pasti tidak akan diberi makanan oleh orang yang ada di cafe ini.

"Tapi aku--"

"Layani dia sebaik mungkin, Rick!" Ujar seseorang dari arah belakang. (Namakamu) berbalik.

"Dean?" Beo gadis itu. Dean terkekeh dan menghampiri (Namakamu). Dean duduk didepan (Namakamu).

"Baik tuan, tuan dan nona ingin memesan apa?" Ujar pelayan itu. (Namakamu) menundukkan kepalanya, ia ragu, ia tak tahu seberapa malunya ia saat Dean tahu, ia tak punya uang sepeser pun, bisa bisa ia menghancurkan kerja sama Dean dan Iqbaal.

(Namakamu) bangkit.

"Emm aku ingin mencari restoran lain,"

Dean mencekal tangan gadis itu, sebelum gadis itu beranjak pergi.

"Kenapa kau ingin pergi? Apa pelayanan direstoranku tidak membuatmu nyaman?" Ujar Dean, (Namakamu) menunduk.

"Aku--aku--"

"Duduklah, kau bisa memesan makanan apa yang kau suka, buat dirimu kenyang hari ini" Ujar Dean. (Namakamu) kembali duduk.

"Tapi aku--" Dean memperhatikan gadis itu.

"Aku rasa--restoran ini terlalu mahal--aku tidak bawa uang yang cukup" Ujar gadis itu kaku. Gadis itu menundukkan wajahnya, ia sangat malu sekarang.

"Hei, apa yang kau katakan? Kau bisa makan sepuasnya disini dengan menu apapun yang kau suka, dan tanpa bayaran sepeserpun" Ujar Dean. Gadis itu menggeleng, ia tidak menyangka bahwa akan bertemu dengan Dean lagi dikondisi seperti ini.

"Aku memang manusia yang merepotkan" Ujar gadis itu. Dean menggeleng.

"Aku memang sejak tadi ingin berkenalan denganmu, tapi bos sialanmu itu mengacaukan rencanaku" Ujar Dean. Perlahan gadis itu menatap Dean.

"Bawakan menu spesial kita bulan ini" Titah Dean. Erick mengangguk dan mencatat sesuatu.

"Ada lagi tuan?" Ujar Erick, Dean menatap (Namakamu).

"Kau mau makanan apa?" Ujar Dean, gadis itu menggeleng.

"Samakan saja" Lirih gadis itu pelan. Dean tersenyum dan mengangguk, menandakan sudah itu saja. Erick mengangguk mengerti, dan meninggalkan mereka. Dean menatap (Namakamu).

"Aku berjanji, kalau aku gajian nanti, aku akan membayar--"

"Tidak perlu, aku tidak perlu itu" Balas Dean. Gadis itu terdiam.

"Sebenarnya ini hanya usaha kecil kecilan pertamaku, sejak aku usia 8 tahun, karena di usiaku yang masih balita, aku suka memasak bersama mendiang ibuku, jadi saat ibuku meninggal di usiaku yang ke 8 tahun, aku membuka usaha kecil kecilan ini untuk mengingat hari berdukanya. Sebenarnya restoran kecil ini sudah mengalami banyak renovasi, tapi memang, tak sebesar restoranku yang lain. Jadi maaf, jika restoran ini terlalu kecil" Ujar Dean. (Namakamu) menatap Dean dan menggeleng.

"Tidak, usahamu bagus juga, dan kau sudah memiliki usaha ini sejak kecil?" Ujar (Namakamu). Dean tersenyum tipis.

"Sebenarnya, restoran ini memiliki arti tersendiri untukku" Ujar Dean. Dean menghela nafasnya panjang.

DESTROYED [IDR]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang