13. Suga

2.5K 282 26
                                    

Annyeong~ aku kembali 🎊🎊🎊

Semoga kalian suka 💕💕

Jangan lupa vote ⭐⭐⭐

Langsung scroll ke bawah ya....



Warning typo bertebaran!!!




Happy Reading 💜💜💜






















Yoongi mengikuti Chanyeol yang berjalan di depannya, dirinya masih takut masalah semalam. Apalagi pagi-pagi Jimin sudah tidak ada di kamar, seharusnya mate nya itu memberi semangat atau memberi kata-kata penenang, eh baru buka mata ia hanya sendiri.


Dan Chanyeol datang setelah itu, Yoongi mendongak bahkan matahari masih belum muncul.

Padahal Chanyeol sendiri sengaja membawa Yoongi pagi-pagi agar Jimin tidak mengikuti mereka, tidak tahu saja sekarang Jimin sedang mengamuk mencari Yoongi yang ia tinggal ke dapur sebentar.

Chanyeol berhenti membuat Yoongi ikut berhenti, Chanyeol membalikkan badannya terkekeh melihat Yoongi yang menjaga jarak, "apa Paman semenakutkan itu hingga kau menjaga jarak dengan Paman?" tanya Chanyeol.

Yoongi menggelengkan kepalanya, ia bingung menjawab atau tidak.

Chanyeol tersenyum, "jika kita berjalan akan sangat lama, jadi naiklah ke punggung Paman."

Yoongi memiringkan kepalanya, tanda tidak mengerti, "maksud Paman?"

Chanyeol menutup matanya kemudian ia ber shift menjadi Serigala, ah Yoongi mengerti sekarang.

Dengan gerakan pelan, Yoongi menaiki punggung serigala itu. Setelah Yoongi menaiki dengan benar, mereka pun melanjutkan perjalanan mereka.

Sedangkan di Kastil Jimin melipat tangannya di depan dada, memalingkan wajahnya ke arah lain selain wajah cantik ibunya. Setelah mengamuk di dalam kamarnya, Jimin mendatangi kamar orangtuanya.


"Sudahlah, lagipula mereka sudah berangkat sejak tadi."

"Tapi kenapa Appa bersikeras aku tidak boleh ikut?!" sungut Jimin.

Baekhyun menghela nafas, anaknya ini benar-benar membuatnya pusing, "mungkin itu urusan mereka-"

"Aku mate nya Yoongi Hyung! Kenapa aku tidak boleh tahu!!"

"Park Jimin."


Astaga!! Jimin memukul pelan mulutnya, bagaimana bisa ia memotong ucapan ibunya, apalagi ia menaikkan nada suaranya.


"Mianhae, Luna."

"Belajarlah mengontrol emosimu Jimin, karena kelak kau yang akan memimpin pack ini. Kau juga akan menjadi pemimpin di keluargamu nanti, arraseo?"


Jimin menunduk, "nde, arraseo."

"Hari ini ajak semua orang untuk berlatih."

"Nde."

Jimin membungkuk hormat kemudian berjalan keluar dari kamar orangtuanya, tepat setelah ia di luar Jimin menghembuskan nafasnya, "fiuh~ hampir saja, huh dasar Appa sialan awas saja." gerutunya.

Jimin pun melanjutkan langkahnya mencari teman-temannya untuk berlatih.



















My Mate [Minyoon][BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang