"Ayo!, Diktaa!, Wian!, Rendi!, Kalian nggak sekolah?" Mama Winda mematikan lampu - lampu yang masih menyala dan memasuki masing - masing kamar putra - putranya, siapa lagi kalau bukan Dikta, Wian, dan Rendi, membuka satu persatu gorden kamar anak - anaknya. Dikta sudah mulai mengerjapkan matanya, terkena sinar matahari. Wian malah dengan santainya menarik kembali selimut untuk menutupi wajahnya. Dan Rendi menggeliat keluar dari kamar kemudian lanjut tidur diruang makan.
"Eh?, Malah lanjut tidur," omel mama. Wian dengan malas membuka selimutnya, kemudian bangkit menuju ruang makan. Mama Winda hanya menggeleng pelan melihat kelakuan putra keduanya.
"Abang dulu aja, Wian masih ngumpulin nyawa," ujar Wian memandang Dikta yang meminum segelas air putih.
"Ayo abang-abang, masa kalah sama yusril, udah cakep mau berangkat sekolah," ujar papa Chandra menggandeng Yusril, anak keluarga Gunandar yang paling kecil.
"Ayo!, Mumpung kamar mandi kosong, nggak ada yang mau isi, nanti kalo udah ada yang mau mandi, baru rebutan," omel mama winda melihat ketiga anaknya malah duduk duduk mau sarapan.
"Bang Dikta dulu, soalnya dia kan yang paling tua," gumam Rendi masih memejamkan mata. Yusril dan papa Chandra duduk disalah satu kursi meja makan. Mama Winda langsung menata beberapa lauk dan menuang susu ke gelas keduanya.
"Dik!," Panggil mama Winda melihat Dikta masih asyik mengecek ponsel biru miliknya.
"Iya maaaa," Dikta langsung buru buru mengambil handuk hijaunya, kemudian mendengus ketika melihat Wian dan Rendi asyik merem.
"Rendi, Wian mending kalian makan aja deh sambil nunggu Abang mandi, nanti telat loh," saran papa Chandra melihat kedua putranya masih memejamkan mata sembari duduk di kursi meja makan.
"Mama ambilin nasinya ya?,"
"Rendi mau makan sereal aja ma,"
"Wian juga," mama Winda langsung menyiapkan dua buah mangkuk berisi sereal dan menuangkan susu pada mangkuk tersebut.
"Makanya toh nak!, kalau udah tau besok Senin, jangan main PlayStation sampe larut," omel mama Winda membuat Wian memandang jam dinding setelah lima menit memejamkan mata.
"Papa kan harusnya jangan bikin kamar mandi di luar satu doang, harusnya tiga!," Protes wian ketika melirik jam sudah pukul 6.20. Bisa telat nih sekolahnya, mana bang Dikta belum selesai selesai mandinya.
"ABANG!, ABANG NGAPAIN SIH DI DALEM??!," tanya Wian panik, berusaha membuka pintu kamar mandi yang tertutup.
"APAAN SIH!, YA MANDI LAH!" Jawab Dikta dari dalam kamar mandi.
"IAN MAU TELAT NIH!!"
"TADI KAN BILANGNYA GUE DULUAN!, TUNGGU GUE LAGI PAKE HANDUK," baru saja Dikta keluar dari kamar mandi, Rendi yang sudah ancang - ancang langsung menyalip Wian yang sudah ada di dekat pintu kamar mandi.
"Rendi duluan!,"
"IH RENN!!"
Bruak
Berakhir dengan keduanya yang masuk kamar mandi secara bersamaan. Sepertinya dengan sangat terpaksa keduanya harus mandi bersama hari ini. "JANGAN BANTING BANTING PINTU KAMAR MANDI!, KALAU SAMPE RUSAK, UANG JAJAN KALIAN YANG PAPA POTONG!"
"Dikta nggak ikut - ikut pokoknya," Dikta langsung memasuki kamarnya untuk ganti baju, hari ini kuliahnya memang jam 8, tapi apa salahnya siap lebih awal.
Keluarga Gunandar sudah lengkap berada di meja makan, Rendi dan Wian sedang memakan buah apel, dan Dikta yang menunggu nasi yang disiapkan mamanya. "Abang masuk jam berapa?" Tanya mama Winda menyiapkan nasi dan juga beberapa lauk pauk untuk Dikta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Suket Teki - wenyeol ft. Dy,rj,Ww,Yuan
FanficKenapa suket teki? Walaupun kecil tapi ada manfaatnya berisi tentang cerita keluarga bapak Chandra Gunandar dan ibu Winda Arum Kinanti.