Kon-ndangan

3.2K 403 81
                                    

dari SD, SMP, SMA, bahkan sekarang kuliah teman dikta itu macam-macam. waktu SD dulu dikta nggak punya teman yang beneran cocok sama dia. beberapa kali di bully juga, dulu waktu SD ada yang namanya Dikta juga di sekolahnya. tapi keduanya berbeda. Dikta anak mama winda ini biasa biasa aja, nggak sepintar dikta yang itu, bikin dia beberapa kali di banding bandingin sama gurunya. tentu dikta nggak suka dengan hal itu bahkan sampai dikta besar dan sekarang kuliah dia tetep ingat apa aja yang pernah dia alami di SD-nya dulu, tapi mama winda selalu bilang, "nggak boleh gitu bang, abang kan bisa baca, bisa matematika juga karena guru SD nya abang, mama nggak pernah nyuruh ita buat benci orang yang sudah nyakitin hati, namanya manusia itu ada salah dan luputnya, jadi dikta harusnya makasih karena mereka juga turut membentuk dikta yang sekarang,"

bukannya gimana, tapi dia juga nggak punya teman, jadi dia jarang banget ke SD-nya ikutan reuni aja nggak pernah. lain sama SMP-nya dikta, sekarang SMP si Rendi sama Wian juga yang lebih berwarna, dia juga sempat jadi ketua osis dan lebih banyak teman juga. guru guru SMP nya juga baik nggak pernah bandingin dia sama anak lain. Dikta pernah nanya ke salah satu guru yang killer kalau menurut teman temannya padahal ibunya baik banget. "ya engga bandingin lah, buat apa, saya tau orang tua kamu sama si A, B, C itu beda. anak itu nggak boleh di sama kan dong, kamu sama adek kamu aja pasti beda," dari situ, dikta jadi paham betul kalau perbedaan itu boleh tapi kalau perbandingan lebih baik gak usah, lebih baik fokus perbaikan diri sendiri.

Waktu SMA juga gitu, malah lebih berwarna dengan macam macam kenakalan. dikta dan teman-temannya pernah gak sengaja bikin peledak pas pelajaran kimia, berakhir piket lab selama sebulan, pernah bolos berjamaah, pernah ngerjain guru yang udah sepuh (tua), pernah kabur ke belakang sekolah, melipir ke kantin, ketahuan bawa hape sampe mama winda di panggil, naksir temen sendiri, duh banyak.

Nah dikta hari ini nyuci simontok, motor dia warisan dari papa yang udah kotor karena dia bawa touring ke pantai kemarin. "mas dikta!," panggil nadim dari arah kanan rumah dikta.

"oy naa, nyari rendi ya?," nadim menggeleng.

"nana nyari mas dikta dong!, nih ada undangan dari kakaknya sari, dia titip ke aku soalnya mau titip ke rendi lupa, sekalian nganter buat mas teddy,"

"ha?, siapa sih kok lupa ya," dikta buru buru membuka undangan yang di bawa oleh nadim setelah tangannya kering.

"Ha?, masa toni temen gue udah mau nikah??," dikta kaget banget sumpah, setau dikta dulu toni lagi bikin bisnis kopi setelah lulus. berita gila ini pasti udah sampai di grup alumni SMA mereka, ini Muhammad Toni loh, playboy kelas kakap plus badung sekolah pernah mimpin tawuran juga, jangan salah dikta juga ikut kok walau akhirnya dia di jewer mama sama satu bulan di antar jemput juga, hebat si Toni, dia udah berani memulai bahtera rumah tangga.

"nana balik dulu deh yaa!,"

"nggak mampir dulu dim?," tawar dikta.

"nggak deh mas, mau rebahan hehe, Assalamualaikum," nadim senyum terus langsung lari deh dia, kaum rebahan kalau di suruh nganter undangan rasanya gak kuat tulangnya.

"waalaikumsaalam,"

***

Kampong Janda Runtuh


Alata Junniar : apaan woy nama grupnya begitu

Kuncoro Manunggal : gue tau, pasti pekerjaannya si iqbal nih ngaku lu

Iqbal Wonu Hasanudin : BUKAN GUE ELAH, SI HOSI YANG GANTI, KEMAREN GUE KAN NAMAINNYA BOCAH GANTENG POL NO DEBAT, eh hot news mbloo, si Toni akan melepas perjakanya.

Keluarga Suket Teki - wenyeol ft. Dy,rj,Ww,YuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang