Part 11 [Street East]

1.9K 120 6
                                    

[Di Lain Tempat]

Sebuah kamar bernuansa monokrom, seorang pria tengah berdiri di balkon kamarnya. Menatap bulan dan bintang di langit sana. Malam ini indah, tapi tidak untuk malam pria itu. Galang Raindra Smitt, pria itu adalah Rain. Ia sedang menatap ke atas, menatap bulan yang tengah bersinar indah. Pikirannya melayang pada satu orang, sang kakak.

"Kak, lo di mana sih? Gue pengen banget ketemu sama lo. Lo nggak tinggal lagi di apart, terus lo tinggal di mana sekarang?" tanyanya sambil menatap ke arah bulan. Seolah sedang menitipkan pesan pada bulan untuk kakaknya. Kakak yang sudah lama meninggalkan rumah Smitt. Sasa, nama sang kakak. Rini, nama yang menjadi alasan Sasa meninggalkan rumah. Bukan meninggalkan, tepatnya adalah diusir. Diusir oleh tuan Smitt, Papanya sendiri.

"Kak, please balik! Gue butuh lo, gue juga mau ikut sama lo. Gue pengen tinggal sama lo aja, gue nggak mau di sini."

"Kalau gue terus-terusan di sini, gue bisa jadi orang nggak waras. Gue capek sama drama Anton, drama keharmonisan keluarga yang dia pamerkan di depan publik."

"Gue juga muak sama Rini yang selalu buat drama. Entah tentang anaknya yang pengen ketemu sama ayahnya, atau dia yang terus aja ngeracau fitnah lo."

"Lo di mana sih, kak? Lo di mana? Bisa habis kesabaran gue kalau tetep tinggal di rumah ini. Apalagi saat ngeliat drama Rini. Itu bikin gue pengen bunuh dia, pengen banget gue acak-acak mulut dia."

"Kak, gue mohon lo pulang! Gue kangen sama lo. I miss you, my sis."

***

{22.00 WIB}

Axel dkk dan Grace dkk sudah sampai di Street East. Mereka sudah tahu kalau tawaran balap mereka ditolak oleh QR. Kecewa, ya mereka kecewa. Pupus sudah harapan untuk bisa melihat kemampuan QR secara langsung.

Street East sudah ramai dengan para juri dan para penontonnya. Hanya tinggal bintang tamu yang belum datang. QR mereka belum juga terlihat batang hidungnya.

Suara sirine polisi dan juga deru motor, membuat mereka menatap ke arah sumber suara. Mereka tahu siapa pelakunya. Suara sirine itu adalah milik kepolisian, ini adalah acara resmi, jadi polisi juga akan hadir demi ketertiban. Dan untuk deru motor, itu milik QR's. Selain untuk menertibkan sirkuit, polisi juga bertugas untuk mengawal QR.

Para juri berdiri dari duduknya, para penonton berdiri tegap dari sebelumnya. Lantas mereka semua membungkuk hormat saat QR's (QR'Squad) lewat hingga berhenti. Terlihat satu motor hitam-biru yang berada di barisan paling depan. Jaketnya bertuliskan Queen Racing di bagian belakang, helmnya pun terukir inisial QR, pakaian QR kali ini seperti biasanya (hitam). QR membuka helmnya, dengan cepat ia pasang topeng kebanggaannya. Topeng full face berukirkan Q di bagian pelipis, ukiran itu terlihat indah dengan warna gold, penampilan QR sangat memukau tapi juga tegas malam ini.

"EVERYBODY!" teriak wasit balap.

"WELLCOME QUEEN RACING," teriak semua yang berada di sana. Kecuali orang-orang yang bersama dengan QR dan juga polisi yang mengawal QR.

Sang QR mengangguk untuk membalas teriakan penyambutan itu. Ia berjalan ke arah sebuah kursi yang telah disediakan untuknya. Segerombol orang yang bersamanya pun, mengikuti Queen-nya. Mereka berdiri di belakang kursi sang Queen, kecuali satu orang yang ikut duduk di samping QR. Biasanya, orang-orang menyebutnya dengan nama Al.

"Baiklah, sebelumnya kami ucapkan selamat datang dan terima kasih telah datang, Queen Racing. Kami sangat senang karena Queen bisa menghadiri acara ini. Untuk itu, pembukaan kali ini akan diawali dengan atraksi-atraksi dari para senior," ujar MC.

Mysterious Girl [#MG1] (TELAH TERBIT)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang