"Astaga pak... Kami berani bersumpah kalau kami hanya sekedar teman bukan–" Sunghoon membela dirinya.
"Kalian pikir saya bodoh? Selama ini banyak yang mengawasi kalian. Gerak gerik kalian tidak waras."
Sunghoon menyela pembicaraan lagi "Astaga pak. Kita bersahabat. Layaknya seorang sahabat. Maaf saja nih pak, tapi saya masih sangat menyukai perempuan."
"Lagipula siapa yang mau sama Heeseung sialan ini? Dia sudah sangat diam. Sangat dingin. Sangat sangat sangat– sangat cocok menjoblo."
"Heeseung? Kenapa kamu diam saja?" Tanya sang guru.
"Saya malas membela diri. Suka suka kalian saja mau menganggap saya apa."
"Hei! Heeseung, ayo bantu aku membela diri sedikit. Kamu mau harga dirimu terinjak karena ini?" Tegur Sunghoon yang berada di sebelahnya.
Heeseung mengulum bibirnya. Jujur, dia sangat tidak nyaman dengan pertanyaan seperti ini.
"Saya mau keluar duluan, saja." Ucap Heeseung selembari dia berdiri hendak meninggalkan ruangan.
"Ya! Yah Lee Heeseung!" Teriak Sunghoon yang hendak mengejarnya.
"Sunghoon, kembali kesini! Ceritakan semuanya!"
Sunghoon kembali duduk lagi sebelum lelaki berusia tua itu memperpanjang masalahnya. Terpaksa dia menjelaskan semuanya, yang memang sebenarnya tidak terjadi apa apa.
"Yahh! Lee Heeseung!"
Heeseung sedang duduk dan membaca buku, tapi Sunghoon segera menjatuhkan buku itu dari tangan Heeseung
"Kamu kenapa tidak membantuku selama berbicara dengan guru? Kamu tidak tahu betapa sulitnya hanya untuk mengatakan yang sebenarnya? Sekarang aku dituduh! Dan mereka sampai meminta kita untuk tidak pernah saling bertemu lagi. Ini semua karena kamu."
Heeseung menaikan satu alisnya, "Lalu aku harus apa?"
"Harus apa...? Ya kamu ke ruang BK. Bicara apa adanya tentang kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
ruang hampa ✓
Fanfiction⎯ lee heeseung; bahkan aku yang dilahirkan sebagai seorang manusia tidak pernah diperlakukan selayaknya manusia.