"Kamu sungguh yakin kita akan kembali?"
Mata Heeseung menggambarkan pertanyaan itu dengan sangat tulus, dia bertanya kepada Nichia dengan setulus itu,
"Eh... Sungguh...?"
"Eum... Aku juga sebenarnya tidak yakin kamu masih bisa menerimaku... Tapi..."
"Tapi?"
"Aku bisa melihat semua ketulusan itu dari caramu menatap dan memperlakukanku. Aku rasa kembali kepadamu adalah jalan yang tepat."
"Maukah kita kembali bersama? Untuk yang kedua kalinya?"
Dan sesaat kemudian perasaan sakit itu menghantui Heeseung, membuat Nichia kewalahan mengurusnya.
"Alysia dan Nichia sedang dalam kondisi yang tidak baik. Bilang kepada Nichia, jangan beraninya dia menyakiti Alysia, kembarannya sendiri."
"Yah, Park Sunghoon. Aku rasa Nichia tidak salah. Dia hanya terkejut karena Alysia kembali sangat tiba - tiba."
"Belain aja terus."
Kondisi hati Sunghoon juga sedang buruk, bagaimana tidak? Kemarin malam Alysia memberi pesan panjang lebar untuknya mengenai Nichia yang terus - terusan memarahinya.
"Hei, sudahlah... Biarkan mereka menyelesaikan masalah sendiri." Kata Heeseung untuk sedikit menenangkannya.
"Ya... Baiklah."
"Aku kemarin bertemu dengan Nichia."
"Dimana?"
"Taman dekat rumahku."
"Kalian berdua membicarakan apa? Kutebak, pasti itu sesuatu yang penting." Tebak Sunghoon.
Heeseung mengangguk "Iya, penting sekali."
"Apa?"
Heeseung meledek si pemuda bermarga Park "Eits, mau tau banget. Aku rasa ini masih jadi rahasia."
KAMU SEDANG MEMBACA
ruang hampa ✓
Fiksi Penggemar⎯ lee heeseung; bahkan aku yang dilahirkan sebagai seorang manusia tidak pernah diperlakukan selayaknya manusia.