"Kamu tebak, ada sesuatu yang berubah dariku." Ucap Nichia kepada Heeseung.
Heeseung memindai badan Nichia dari atas sampai bawah, kalian tahu sendiri Heeseung itu tingkat kepekaannya sangat rendah.
"Eum... Tidak ada sesuatu yang berubah darimu." Balas Heeseung sedikit khawatir karena merasa gagal menemukan perbedaan darinya.
"Serius?"
Heeseung mengangguk, "Iya... Memang apa?" Tanyanya sekali lagi.
"Ta-ra!" Nichia menunjukkan lengan tangannya yang sangat kecil.
Heeseung menatapnya, sepertinya memang tidak ada yang berubah dari si gadis "Lenganmu kenapa? Sepertinya tidak ada apa - apa."
"Haish... Heeseung kamu memang sangat tidak peka ya." Protesnya kepada si Lelaki.
"Hah? Memang tidak ada apa - apa..."
"Astaga.. Gelangnya! Ini gelangku. Aku menemukannya tadi!" Ungkap Nichia karena ia tidak tahan menunggu jawaban dari lelaki itu.
"Ahh... Astaga, aku tidak menyadarinya. Kamu sungguh menemukannya?"
"Ah! Kamu memang sangat tidak peka. Ngambek ajalah." Kata Nichia sambil melipat kedua tangannya berpura - pura marah kepada kekasihnya itu.
"Hei! Iya maaf!"
"Aku maafin kalau kamu sampai duluan kesana!" Si gadis menunjuk ke arah bangku taman disebrang jalan.
"Ayo! Siapa takut? Aku kan berlari sangat cepat!" Ucapnya.
"No bukti, hoax. Ayo susul aku!"
"NICHIA CURANG!!!"
Sunghoon meneguk kopi pesanannya, ia kali ini berhadapan dengan sahabat lamanya, Jake. Dan duduk disamping si gadis kesayangannya... Alysia.
"Jadi... Bisa kalian jelaskan apa yang terjadi?" Jake membuka pembicaraan untuk pertama kalinya.
Alysia membuka suara "Panjang ceritanya. Tapi singkatnya, aku bertemu Lee Heeseung saat ia sedang bekerja. Dan sekarang aku kembali kesini."
"Tunggu... Tunggu... Lalu bagaimana dengan... Status kematianmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ruang hampa ✓
Fiksi Penggemar⎯ lee heeseung; bahkan aku yang dilahirkan sebagai seorang manusia tidak pernah diperlakukan selayaknya manusia.