Dua Belas

7.4K 985 62
                                        

Part ini mengandung suhu di atas 100 derajat selsius.....

Mohon periksa bacaan anda jika terdapat typo berarti anda tidak salah lihat tapi saya yang salah ketik.


Terima Kasih...


------



Zidan menatap tak percaya. Kinta lebih tak percaya lagi dengan apa yang sudah ia lakukan. Wanita bergaun merah menatap Kinta tajam.

"Elo bukannya cewek yang di toilet tadi ya?"

Kinta merasa ia tidak harus rendah diri. Ia mengangkat wajahnya dengan sombong.

"Ya. Kebetulan lelaki yang elo incar itu adalah punya gue." Ucapnya.

"Shit!" Umpat Zidan nyengir bahagia. Entah mimpi apa dirinya semalam, akhirnya ia akan melepas puasa setelah sebulan. Kinta akan habis malam ini, belum lagi dia sudah terpengaruh obat perangsang yang diberikan entah siapa.

"Felix, dia wanitaku. Aku terima kamar sebelah kananmu." Ucap Zidan lalu menarik tangan Kinta keluar membawanya ke kamar di sebelah kanan kamar tersebut lalu menguncinya.

Begitu kamar di kunci Zidan segera melepas jas silver nya dan melempar ke sembarang tempat begitu saja lalu ia meraup bibir Kinta, mencium penuh nafsu, penuh gairah, penuh cinta dan bahagia.

Kinta sampai tak bisa bernafas, tapi jujur ia sangat merindukan pria ini. Kinta pun membalas ciuman Zidan tak kalah panas membuat pertukaran liur mereka menimbulkan suara.

"Zid... Zid... " Kinta menghentikan Zidan saat ia benar-benar sesak nafas dengan mendorong dada pria itu.

"Kita perlu bica-"

"Nanti saja bicaranya sayang. Sekarang kamu harus menolong ku melepas puasa. Rasanya benar-benar sesak di bawah sini." Ucap Zidan sambil melepas celananya juga dalamannya memperlihatkan milik pria itu yang sudah sangat siap bertempur.

Kinta refleks menelan salivanya. Wow... Dia tak pernah benar-benar memperhatikannya selama ini. Meskipun tahu Zidan lebih strong dibanding pria yang pernah sex dengannya, tapi baru kali ini ia benar-benar memperhatikan alat tempur pria itu.

"Mereka memberikan obat perangsang. Dan aku butuh pelampiasan. Sakit." Ucap Zidan.

Kinta jadi kesal sekaligus kasihan dengan Zidan. Ia lalu membuka kemeja Zidan hingga pria itu sudah polos.

Dan untuk pertama kalinya, seumur hidupnya, seorang Kinta berlutut dihadapan seorang pria. Ia mengulum milik pria itu dengan membuka mulutnya lebar-lebar membuat Zidan terkejut tak percaya.

Sudah sering kah wanita ini begini dengan partner sex nya? Atau aku adalah pria pertama yang mendapatkan kehormatan ini? Pikir Zidan sambil menikmati kuluman serta gigitan Kinta.

Namun sebagai pria yang lumayan berpengalaman, ia cukup bisa menyimpulkan jika ini yang pertama bagi Kinta.

Zidan mengangkat tubuh Kinta menatapnya dengan hati yang hampir meledak karena bahagia. Ternyata ia istimewa.

"Aku mencintaimu Kinta. Aku bersumpah." Ucapnya lalu mencium bibir Kinta mesra, dilanjut menghisap lidah wanita itu sambil melepas ritsleting gaun Kinta di punggung.

Dengan segera Kinta sama polosnya dengan Zidan. Zidan kemudian memutar tubuh Kinta agar membelakanginya.

Ia menundukkan Kinta di pintu kamar hotel lalu memasuki Kinta perlahan.

Kinta memegang pintu kamar hotel dan menahan diri dengan posisi tersebut saat Zidan memasuki nya dalam dan semakin dalam.

Penyatuan singkat itu segera membuahkan hasil. Zidan dan Kinta segera mencapai klimaks mereka. Nafas mereka memburu dan gelak tawa mereka membuat hati keduanya menghangat.

Wedding PlannerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang