"Apa kabar?" Sapa Zidan saat ia dan Kinta sudah berdua saja.
Kinta mengantarkan Zidan ke dalam ruang resepsi karena pria itu merupakan salah satu tamu eksekutif alias dari rekan bisnis.
"Baik." jawab Kinta sesingkat mungkin. "Silahkan minta makanan yang anda inginkan pada pelayan atau Anda juga boleh mencicipi langsung kemeja yang sudah disiapkan. Permisi." ucap Kinta pamit.
"Tak bisakah kamu menemaniku sebentar? tanya Zidan.
"Maaf tapi pekerjaan saya masih banyak, permisi." jawab Kinta formal.
"Baiklah. Terimakasih sudah mengantarkan ku." ucap Zidan dengan wajah yang muram.
Kinta meninggalkan Zidan di tempat tamu undangan kemudian ia kembali ke meja resepsionis untuk menyambut tamu. Ia berjalan dengan sikap setenang mungkin padahal jantung nya sudah berdebar kencang bahkan hampir meledak, namun ia berusaha untuk tidak menoleh menatap Zidan meskipun hatinya ingin sekali berbalik dan melihat wajah pria itu lagi.
Logika Kinta! Logika! Kuatkan hati loe! bisik hati Kinta.
"Mbak kenal sama tamu yang ganteng tadi?" tanya gadis di sebelah Kinta begitu ia tiba di meja resepsionis.
Kinta tampak berpikir sebelum berbicara. "Oh pernah jadi klien saya tapi sepertinya pernikahannya tertunda." Jawab Kinta seadanya.
"Ih beneran loh mbak ganteng banget!" seru gadis di sebelah Kinta tersebut. "Jadi nikahannya ditunda, dia jomblo dong mbak. Ehm, Mbak punya nomor ponselnya?" tanya gadis itu lagi.
"Maaf dik tapi kita profesional tidak boleh sembarangan memberikan nomor ponsel klien kepada orang lain." Kinta memberikan jawaban bijaknya.
"Kinta! Kinta! Kinta... Kinta! Gue lihat Zidan." Ashley tiba-tiba datang menghampiri Kinta.
Para gadis menatap Kinta dan Ashley membuat Kinta jadi tidak nyaman. Ia menarik tangan Ashley menjauh dari tempatnya berada.
"Loe biasa aja bisa nggak sih? Wajarlah ada Zidan, ini kan pernikahan anak pebisnis." Ucapnya.
Ashley manyun. "Padahal gue kira kalian mungkin bisa..."
Kinta menggelengkan kepala. Tiba-tiba ia merasa perutnya penuh sekali bahkan seperti mendesak. "Gue ke toilet dulu." Ucapnya.
Kinta berjalan cepat ke toilet. Untung tepat waktu, ia mual-mual di wastafel. Entah kenapa tiba-tiba rasanya begitu mual padahal sebelumnya ia baik-baik saja. Mungkin karena terlalu tegang dengan situasi yang ada.
Tak lama dua orang wanita cantik dan seksi masuk ke toilet. Keduanya membenarkan riasan mereka.
"Loe lihat Zidan kan?" Ucap wanita berbaju merah maroon pada wanitabdi sebelahnya. Wanita bergaun biru elektrik mengangguk.
"Dia salah satu rekan bisnis pacar gue. Gue habis ini ngamar sama Felix. Kalau loe mau, gue bisa minta Zidan ke kamar kita, kalian bisa ngobrol di kamar mana tahu, loe bisa check in di kamar sebelah."
"Mau. Gue mau. Dulu di luar Negeri gue sempat ketemu dia beberapa kali tapi dia cuek bangetbdan selalu di kelilingi perempuan. Rasanya sulit mendekatinya. Please... Minta Felix ngundang dia ke kamar kalian. Gak lama, gue janji dia akan segera luluh nanti. Cowok mana yang gak bakal luluh dikasih--" tiba-tiba wanita bergaun biru menyenggol lengan temannya.
Kinta berusaha bersikap biasa saja seolah tak perduli dengan percakapan kedua wanita tersebut. Namun kepalanya entah kenapa mendadak pusing. Sepertinya fix ia masuk angin karena dari pagi belum makan apapun hingga malam ini. Ia hanya sangat tidak berselera pagi ini, dan lambungnya hanya diisi dengan kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Planner
Romance1. Peraturan pertama "Klien adalah Raja". 2. Peraturan ke dua "DILARANG baper menghadapi klien". 3. Peraturan ke tiga "harus Profesional". Karena peraturan pertama Kinta melanggar peraturan kedua. Dan karena peraturan kedua sudah di langgar, maka Ki...