Sepuluh

6.5K 899 46
                                    

Selamatttt pagi semuanya........

Jangan lupa vote and comen yaaaa.,

BigThankyou


Opohcool

*****






Ashley dan Marinka menatap iba pria dihadapan mereka saat ini. Setelah seminggu berlalu dari Bali, Zidan mengajak ketemu kedua sahabat Kinta tersebut tanpa sepengetahuan Kinta tentunya.

"Dia tampak baik-baik saja. Seolah tidak ada yang terjadi." Ucap Zidan sedih. Dia mengikuti Kinta diam-diam seminggu ini.

Ashley dan Marinka saling menatap sebelum Ashley berucap. "Jadi, gimana dengan acara pernikahan yang udah loe siapkan?"

"Gue nggak mungkin menikah tanpa calon pengantin kan Ashley?" Ucap Zidan. Ashley mengangguk paham. wajah tampan Zidan kini tampak suram sekali.

Sementara Marinka sudah mengepal tangan. Nih sahabatnya yang satu ini kok bicara suka nggak dipikir dulu gitu. Marinka menginjak kaki Ashley.

"Aduh sakit, Marin... Kaki gue kenapa loe injek sih?" Marinka jadi salah tingkah ke Zidan lalu melotot kepada Ashley.

"Lo nggak tahu situasi banget sih," bisik Marinka pada Ashley namun masih terdengar Zidan.

"It's oke Marinka. I am oke." ujar Zidan mencoba baik-baik saja.

"Kinta itu anak dari keluarga broken home Zidan, jadi dia butuh waktu dan juga kepercayaan untuk bisa keluar dari zona menyakitkan masa lalunya. Anak-anak dari keluarga broken home biasanya lebih sulit membuka hati untuk orang lain. Kadang mereka ngerasa minder, kadang juga merasa dunia nggak adil." Ucap Marinka mengingat bagaimana Kinta selama ini.

"Papanya selingkuh lalu seenaknya menikah lagi meninggalkan mamanya lalu mamanya juga menelantarkan dia seolah Kinta bisa melewati semuanya. Ya emang sih, saat itu usia Kinta terbilang bukan anak kecil lagi, tapi tetap aja namanya anak pasti psikis nya terganggu. Kalau loe benar cinta sama Kinta loe perjuangin dia." Ashley menyambung kalimat Marinka membuat Marinka takjub kali ini. Tumben gadis manis ini encer otaknya. Pikir Marinka bangga.

"Percaya deh dalam hati Kinta pasti dia punya rasa lebih buat loe. Kinta yang gue kenal nggak pernah terpengaruh sama cowok manapun sebelumnya tapi sama loe, gue lihat dia terpengaruh banget." Ucap Marinka.

Ashley tiba-tiba meraih tangan Zidan lalu berkata "Please bahagiain sahabat gue yang satu itu, Zidan. Dia pantas buat bahagia. Kinta itu penyayang sebenarnya jadi kalau loe berhasil ambil hati Kinta loe pasti bakal bahagia banget gue jamin Kinta cewek setia."

Zidan menepuk tangan Ashley pelan dan mengangguk sambil tersenyum namun pria itu masih tampak sangat sedih. Ashley dan Zidan melepas genggaman tangan mereka.

"Gue juga berharap dia berada di sisi gue. Tapi gue enggak tahu harus mulai dari mana lagi sekarang." Kata Zidan putus asa.

"Mungkin loe bisa mulai dengan berada di sekitar Kinta tetapi jaga jarak. Biarkan Kinta membuka hatinya sendiri." Ucap Marinka.

"Entahlah belakangan ini gue nggak semangat menjalani hidup. Orang tua terutama Mami malah semakin memaksa bertemu dengan calon istri gue. Semua di luar dugaan."

"Semangat ya bro!" ucap Ashley tersenyum polos. Zidan berterima kasih sekali dengan senyuman itu, Ia merasa dikuatkan dan Marinka juga bersyukur karena sahabatnya Ashley memang gadis yang sangat tulus sehingga orang lain bisa ikut merasakan ketulusannya.

---

Tidak ada yang paling tahu hati kita kecuali diri kita sendiri. Itulah yang dirasakan Kinta saat ini. Ia seperti merasa ada yang kurang dalam hidupnya tapi tidak tahu apa. Ia merasa semua yang ia kerjakan hampa pada akhirnya.

Wedding PlannerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang