#8 Curious L

2.6K 203 42
                                        

#8 Curious L

■ ■ ■ ■ ■

I don’t know much people in my univ, or my major. Gue cuman kenal beberapa. Terlepas dari gimana baiknya gue dalam mengingat sesuatu, gue malah cukup buruk untuk mengingat wajah orang, atau nama. So that’s why gue hanya bisa kenal (dan ingat) beberapa dari mereka, dari banyak wajah yang sering gue liat setiap harinya.

But the opposite things happen kalo ditanya sebaliknya; tentang siapa saja yang kenal sama gue di lingkungan kampus.

I didn’t mean to be smug about this but that’s the fact. A lot of people know me. Dan beberapa dari mereka kadang ingin tau lebih jauh dengan menanyakan hal-hal tentang gue ke orang-orang di sekitar gue. Hal yang sebenernya ga penting untuk ditanyakan, if you ask my opinion.

Sesuatu yang pada awalnya gue pikir juga dilakukan oleh Emma nya Max.

Something that–would be cruel enough, right? Menanyakan orang lain melalui orang yang malah berusaha mendekat padanya. Tapi dengan emotion nya Max yang agak ga biasa pas dia ngasih tau bahwa Emma-nya malah nanyain gue, gue harusnya tau kalo apapun itu yang ditanyakan gadis itu bukan sesuatu sepertinya normal ditanyakan sama orang yang sekedar ‘pengen mendekat’.

And turns out it was right.

Cuz something that she asked to Max bukan sesuatu yang pernah gue pikirkan sebelumnya bakal ditanyain oleh orang yang completely stranger buat gue. Sesuatu yang logikanya harusnya ga bisa ditanyakan oleh orang yang ga tau ‘siapa’ gue sebenernya.

– L

***

Tak pernah ada yang tak notice dengan keberadaan Landon sebelumnya.

Sama seperti cowok-cowok lain di Klub football kampusnya, keberadaannya terlalu menonjol untuk bisa diabaikan dengan mudah. Tak hanya untuk postur tubuhnya yang menjulang, tapi juga untuk parasnya yang bertipikal penarik perhatian bagi gadis-gadis di sekitarnya.

Bahkan disaat dia sedang berada dalam–sebut saja, mode space-out yang membuatnya seakan tak mempedulikan sekitar dan hanya larut dalam pikirannya sendiri.

Seperti saat ini.

Landon sendiri menyadari itu. Dari sudut matanya dia bisa menangkap pandangan-pandangan yang dilemparkan gadis-gadis di sekitarnya untuk diamnya yang lebih hening dibanding biasanya. Tapi dia memilih untuk mengabaikannya, dan tetap terpaku memandang catatan di hadapannya dengan kepalanya yang masih memutarkan ulang obrolannya dengan Max tadi pagi.

  

“Dia menanyakan apa kepadamu?”

Landon tak bisa menahan rasa penasarannya begitu dia bertemu dengan Max tadi pagi di kelas mereka yang kebetulan sama. “My number? My girl type? Or what?”

“Shut up, backstabs.” Max berdecak, seringaiannya terlihat aneh untuk pertanyaan Landon yang sebenarnya tak mengganggunya tapi di sisi lain dia masih cukup bingung untuk bisa menanggapi candaan Landon seperti biasanya. “Dia menanyakan sesuatu yang lebih dari itu.”

“And? What’s that?”

Max tak langsung menjawab pertanyaannya. Keningnya berkerut seakan apapun itu jawaban yang akan dia suarakan cukup mengganggu untuknya. Seakan pertanyaan yang ditanyakan Emma kepadanya waktu itu memang sesuatu yang lebih dari sekedar pertanyaan biasa..

“Dia menanyakan apa kau pernah ‘menghilang’ untuk jangka waktu cukup lama dalam tiga tahun belakangan.”

What?

Conflate (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang