#3 Uncomfortable J

3.7K 249 30
                                    

#3 Uncomfortable J

■ ■ ■ ■ ■

Kadang gue ngerasa jahat ke Landon kalo udah nyangkut urusan Haykal.

Oke gue harus tekankan dulu kalo gue enggak, gue ga masih ada rasa ke Haykal. Itu satu hal yang logika aja bisa jawab diliat dari gimana otak gue sering udah kepenuhan duluan sama Landon dan gue pikir ga ada space lagi lah ya harusnya buat oranglain, duh.

Gue cuman mendadak kepikiran tentang hal ini gara-gara chat sama dia kemaren. Kebaca banget sama gue balesannya yang cukup lama pas gue bilang telat balesin LINE-nya tuh gara-gara lagi nemenin Radit nonton jelas bukan gara-gara Radit nya, gara-gara gue nemenin siapanya, tapi gara-gara.. you know lah.

Lan ga sering bahas tentang hal itu tapi tetap aja gue tau kalo dia ga pernah nyaman pokoknya kalo udah urusan Haykal. Dan gara-gara itu, gue ga pengen Lan semakin panik ga beralasan (atau terlalu beralasan.. menurutnya dia) yang kadang bikin gue mutusin untuk ga ceritain ke dia tentang hal-hal simpel ga penting yang gue lakuin sama Haykal. Kayak dia tau-tau juga muncul kemaren padahal gue janjinya cuman sama Radit. Atau kayak kalo gue ada rencana ketemu dia hari ini buat urusan Klub.

Semoga Lan ga marah.

Gue cuman ga mau dia panik lagi yang padahal–plis kalo bahas-bahasin tentang panik gara-gara jarak yang kejauhan antara gue sama dia, harusnya panikan gue lah njir. Punya pacar super good looking yang LDR-an sejuta kilometer sama lo, pemain football di kampusnya pula, cewek mana sih yang ga ngiler?

Ish. *brb apus iler sendiri*

– J

***

Jen memacu langkahnya terburu, mendekat ke satu bangunan kecil yang menjadi satu tempat dimana waktunya di kampus kebanyakan dihabiskan selain di fakultasnya sendiri belakangan. Langkahnya memang terburu, mengingat kemungkinan keterlambatannya yang terlalu besar untuk terjadi lagi hari ini, ke sekian kalinya dalam beberapa hari belakangan.

Salahin dosen dan sejuta kesewenang-wenangannya yang masih suka makan waktu padahal durasinya udah abis, kampret.

Masih cukup kesal, tapi perasaannya setidaknya mulai mendingan ketika langkahnya sudah mendekati pintu dari satu ruangan yang dia tuju. Ruangan yang merupakan bagian dari satu bangunan kecil yang disediakan pihak kampusnya sebagai pusat perkumpulan berbagai organisasi kemahasiswaan yang ada di lingkungan kampus ini.

Well, siapa yang cukup menyangka kalau Klub Film yang didirikan oleh Haykal dan Radit – dan Jen juga sebenarnya, sebagai tiga anggota awal Klub itu – bisa cukup berkembang hanya dalam jangka waktu beberapa bulan?

Tampaknya trik yang mereka pakai tahun lalu untuk bekerja sama dengan mahasiswa Film berjalan cukup sukses untuk menjaring calon member di Klub mereka. Berhasil menjaring enam member baru sebagai efek kesuksesan event MovFreak, menggiring mereka untuk mendapatkan satu ruangan kecil dari Bangunan Organisasi Kemahasiswaan ini.

Mereka benar tak bisa meminta keberuntungan yang lebih daripada ini, bukan?

Langkahnya berubah merileks ketika akhirnya sudah benar-benar melangkah masuk, refleks mengedarkan pandangan ke tujuh wajah yang sudah berada di dalam sana.

Delapan.

Dia meralat cepat ketika pandangannya bergeser ke satu wajah yang muncul dari balik sekat kecil di ruangan itu. Menghindari kontak mata terlalu lama, Jen hanya membentuk senyum kecil untuk orang itu, lalu melempar cengiran ke tujuh wajah lain sambil berjalan mendekat ke arah mereka. “Sori, telat.”

Conflate (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang