02 - Sawang SinawangApa yang kita lihat di luar belum tentu benar.
🍭🍭🍭
Seringkali Nina berpikir mengapa orang cepat sekali memutuskan untuk menikah padahal baru mengenal pasangannya dalam hitungan hari atau hitungan bulan. Apa yang membuatnya yakin? Padahal bisa jadi awal perkenalan orang tersebut menampakkan yang manis-manis saja.
Nina benar, kan? Pedekate adalah masa yang biasanya dipakai untuk memperlihatkan sesuatu yang baik-baik aja. Karena memang tujuannya untuk memikat hati si target. Nina pernah kok begitu. Diawal, ia canggung tetapi berusaha menarik perhatian cowok targetnya. Kalau berhasil, secara tidak sadar, Nina mulai menampakkan sifat aslinya karena sudah merasa nyaman dengan orang tersebut.
Kalau boleh jujur, Nina justru jauh lebih setuju dengan taaruf daripada kenalan kilat ala islami dengan kata lain pacaran. Jika melakukan prosedur yang benar, tentu saja taaruf menang banyak. Orang yang taaruf akan memberikan biodata lengkap baik dan buruknya kepada calon pasangan. Jika pasangan tidak bisa menerima maka taaruf boleh dibatalkan. Begitu sih kata teman Nina yang dulu pernah melakukan proses taaruf sebelum menikah. Berbeda dengan pacaran 'islami'. Mereka kenalan tanpa perantara, berduaan tanpa ada yang mendampingi, tapi ketika ditanya, "pacaran, ya?" mereka dengan kompak menjawab, "kami taaruf, kok."
Kalau sudah begini, hancur sudah generasi bangsa.
Namun, bukan caranya yang mau Nina sorot. Nina masih ingin tahu alasan kuat mengapa orang cepat sekali memutuskan untuk menikah padahal baru kenalan beberapa hari. Bukankah menikah itu ibadah seumur hidup yang tidak akan jauh dari masalah? Banyak yang mengira bahwa menikah akan menyelesaikan masalah hidupnya. Makanya tidak jarang perempuan selalu beranggapan untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya hanya berkutat dengan sumur, dapur, kasur. Banyak perempuan yang baru lulus SMP langsung menikah dan punya anak, tapi masih mengandalkan penghasilan orang tua. Bukannya malah merepotkan? Bagaimana dengan penghasilan orang tuanya yang pas-pasan?
Jadi, kenapa orang cepat sekali memutuskan untuk menikah padahal baru mengenal pasangannya beberapa hari?
"Karena sudah cocok. Niat baik kan harus segera dilaksanakan."
Oke kalimat terakhir Nina setuju. Akan tetapi bagian 'sudah cocok' ia merasa sangsi. Sebab tahu dari mana sudah cocok padahal yang ditampilkan hanya baiknya saja? Calon suami temannya jika dilihat dari luar memang kelihatan baik, romantis juga. Saking romantisnya baru seminggu kenalan langsung bayar tukon¹. Ya, Nina akui perempuan mana yang tidak meleleh ketika pria pujaan hatinya langsung menghadap orang tua.
Tapi, tapi, tapi, euforia tersebut tidak berlangsung lama. Sebab setahun kemudian Nina mendapat selentingan kabar kalau suami temannya pemakai narkoba dan temannya baru tahu ketika sudah menikah dan punya anak. Tak hanya kabar burung saja, Nina pun melihat sendiri suami temannya itu sedang sakaw di jalan.
Nina geleng-geleng kepala. Untuk hal krusial seperti ini, temannya tidak mencari tahu? Jadi itu esensi dari frasa sudah cocok?
Standardisasi cocok bagi Nina adalah ketika tidak menjadi orang lain di depan pasangannya. Dulu ketika bersama Pras, Nina harus terlihat sempurna. Cacat sedikit saja, Pras akan marah. Nina selalu tunduk bahkan memberikan sebagian gajinya untuk pria itu layaknya pasangan suami istri. Jika Nina sampai lupa tidak transfer uang, Pras akan mengolok-oloknya dengan kata-kata kasar. Wanita jalang, pelacur yang dialamatkan kepadanya tak pernah absen dari mulut Pras. Tuduhan berhubungan badan dengan orang lain pun pernah Pras layangkan pada Nina.
Dua tahun terberat bagi Nina. Ia sekuat tenaga melepaskan diri dari jeratan Pras karena sudah menganggu psikisnya. Akan tetapi usahanya selalu gagal karena Pras berhasil merayunya. Nina kalah saat itu juga. Namun, itu tak berlangsung lama, sebab Pras pergi tanpa pamit. Nina benar-benar hancur.
Setelah Pras benar-benar menghilang, Nina mencoba bangkit dari keterpurukannya. Nina mencoba mengikhlaskan garis hidup yang dijalani sekarang. Jodoh merupakan rahasia Tuhan. Meski menurut orang-orang cocok dengan Pras, kalau bukan jodoh tidak akan bersatu.
Cocok dalam paras dan standar sosial saja tidak cukup, bukan?
🍭🍭🍭
Sehabis mandi dan berganti pakaian, Nina merebahkan tubuhnya di kasur. Rambut yang masih basah ia abaikan. Nina membuka layar ponselnya, inbox dari Dava masih menjadi trending nomor satu di bar notifikasi. Entah kekuatan dari mana, ia bisa lancar mengobrol dengan pria itu. Padahal sebelumnya waktu masih di Solo, dilirik pun tak pernah.
Mungkin untuk manusia good looking macam Dava, Nina tidak menarik di matanya. Makanya dulu saat tinggal di Solo selama satu tahun lamanya, Nina tidak memiliki banyak teman. Hanya Asha yang betah. Padahal Asha juga termasuk manusia good looking.
Good looking ketemu good looking, Asha dan Dava menjadi pasangan ter-uwu di tempat kerjanya. Nina saja dibuat iri oleh mereka. Tetapi, berpacaran dengan Dava tak lantas membuat pertemanan Nina dan Asha putus. Keduanya sering kencan bersama di warung Hik. Dulu ketika baru jadian dengan Pras, Nina mentraktir Asha dan Dava mie goreng.
Ketika masa kontrak habis, Nina memilih pulang. Sejak saat itu pula komunikasi dengan Asha terputus. Dua tahun setelahnya, Facebook milik Nina dicuri orang yang tidak bertanggung jawab. Gara-gara itu juga, nggak sedikit tetangga yang berteman dengan akun Facebook-nya memandang sebelah mata. Demi membersihkan namanya, Nina membuat akun baru lalu menambah pertemanan dengan akun-akun yang ia kenal sebelumnya, termasuk Dava.
Di luar dugaan, Dava mengirim pesan yang memastikan apakah benar akun tersebut milik Nina. Karena memang ingin membersihkan nama, Nina pun membenarkan. Nina pikir hanya berhenti sampai di situ saja, Dava kembali membalas pesannya. Kemudian meminta nomor ponselnya dan dengan sadar Nina memberikannya.
Tanpa sadar Nina terjebak dalam percakapan yang seharusnya tidak boleh dilakukan, karena seingatnya Dava masih berhubungan dengan Asha. Hingga sebuah pertanyaan yang dilontarkan Dava membuat jantung Nina berhenti berdetak.
[Kamu sekarang jomlo, kan? Boleh gak aku daftar jadi calon kamu?]
[Calon pacar atau calon istri. Eh, tapi kamu jauh, ya. Kalau mau masuk ke hatimu deket gak?]
[Jangankan seribu lantai, seratus juta lantai pun akan kutempuh. Tunggulah.]
Tunggu. Ini seharusnya tak boleh terjadi. Asha ini temannya, dan Nina tak mau jadi pelakor. Duh membayangkannya saja sudah ngeri. Nina memang jomlo sekarang, tapi kenapa sekarang malah didekati cowok yang sudah jadi suami orang? Emangnya sudah tidak ada cowok yang single di dunia ini?
[Bukannya Mas mau nikah sama Asha, ya?]
Hanya centang dua abu-abu sejak dua puluh menit pesan itu terkirim. Nina kalang kabut. Bagaimana jika Dava memang berniat menghianati Asha lantas Nina yang menjadi targetnya? Mau jadi apa dirinya nanti? Lalu Asha bagaimana?
Nina kembali menatap layar ponselnya. Masih belum ada balasan.
Duh, nih orang pasti mau ngerjain aku.
🍭🍭🍭
Notes: Bayar Tukon atau dalam istilah lain Asok Tukon atau srah-srahan, yaitu pihak keluarga laki-laki menyerahkan barang keperluan serta uang yang bakal digunakan untuk melaksanakan pesta pernikahan. Seperti beras, ayam, jajanan dan lainnya, selain itu yang paling penting dalam upacara bayar tukon adalah uang yang akan diserahkan kepada pihak pengantin perempuan yang akan digunakan untuk membiayai acara pesta pernikahan.
Selamat menikmati repost sampai akhir Maret ya. Terima kasih dukungannya ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Menteri - [Terbit]
RomanceDava Dewantara namanya. Diputusin pacar gara-gara nggak ngasih kepastian. Parahnya lagi diselingkuhi sebelum putus. Sudah jomlo, koleksi mantannya nambah jadi 199. Di saat Dava masih gamon alias gagal move on, muncul sosok Karanina Nina di akun Face...