SATU

388 146 131
                                    

"Anna,"panggil Anton

Anna diam tak menjawab sepertinya ia tau apa yang akan terjadi setelah ini.

"Anna, kamu lihat Alena dia dapat nilai seratus di ulangan matematika sedangkan kamu hanya delapan puluh nilai macam apa itu."

Lagi? Anna selalu dibanding-bandingkan dengan Alena.

Alena menatap Anna dengan tatapan memelas yang dibuat-buat, "Ayah jangan gitu dong sama Anna."

"Alena diam kamu,"ucap Sinta-ibu tiri Anna

Anna melengos ia berlalu meninggalkan ayahnya dan Alena adik tirinya.

Anna menutup pintu kamarnya lalu berbaring sambil melihat langit-langit kamarnya.

Tok ... Tok ... Tok ...

Anna menghela napas, "masuk."

"Gimana enak kan di bandingin sama gue,"ucap Alena

"Nilai hasil nyontek aja bangga."

"Masalah buat lo kalo gue nyontek."

"Keluar lo,"ketus Anna

Alena tertawa, "Iya ini gue mau keluar kok gue juga nggak betah lama-lama di kamar lo."

Setelah Alena keluar Anna memejamkan matanya.

~*~

Anna menuruni tangga dengan tergesa-gesa matanya melirik ke arah meja makan disana terdapat ayahnya ibu tirinya dan juga Alena.

"Anna kamu nggak sarapan?"tanya Sinta

Anna menggeleng lalu melanjutkan langkahnya.

"ANNA YANG SOPAN SAMA IBU KAMU!!"

Anna tak peduli ia mulai menstater motornya namun kunci motornya diambil ibunya.

"Ibu siniin kunci motor Anna,"ucap Anna

"Nggak, karena nilai kamu jelek motor kamu ibu sita,"ucap Sinta dengan tampang angkuhnya.

Anna menghela napas, "kalo disita Anna berangkat sekolahnya gimana?"

"Jalan kan bisa,"ketus Sinta

Anna menatap Anton dan Alena yang berdiri di depan pintu, "yah kunci motor Anna disita, Anna bareng ya?"

"Nggak, salah siapa nilai kamu jelek,"ucap Anton kemudian ia berlalu menaiki mobilnya.

"Alena menatap Anna sinis, "rasain lo."

"Bunda Alena berangkat ya,"ujar Alena

"Iya kamu hati-hati ya."

Alena menggangguk ia menaiki mobil Anton, mobil Anton pun meninggalkan pekarangan rumahnya.

"Sana kamu berangkat ngapain masih disini,"ketus Sinta

Akhirnya Anna memilih berjalan kaki ke sekolah.

"ANNA!!"teriak seorang lelaki, Rigel namanya ia adalah kekasih Anna.

"Rigel?"

"Anna kamu ngapain jalan?"tanya Rigel dengan muka paniknya.

"Motor aku disita,"jawab Anna

"Kan bisa telpon aku,"ucap Rigel

"Aku nggak mau ngerepotin kamu, lagian rumah kita nggak searah."

Rigel menghela napas, "sini naik, kita berangkat bareng."

Anna menurut ia pun menaiki motor Rigel, setelah Anna naik Rigel segera menstater motornya menuju ke sekolah.

~*~


Pukul 06.45 mereka telah sampai di sekolah.

"Makasih ya udah mau nebengin, kalo nggak ada kamu tadi pasti aku telat."

Rigel tersenyum, "nggak masalah, btw nanti mau pulang bareng?"

"Mau banget,"jawab Anna

Rigel menganggukk, "yaudah sana masuk kelas."

"Iya,"jawab Anna, kemudian Anna berjalan menuju ke kelasnya.

Sesampainya di kelas Anna segera duduk di bangkunya.

"Anna?"panggil Kissha, Kissha adalah sahabat dekat Anna.

"Shaa gue kangen,"ucap Anna sambil memeluk Kissha.

Kissha melepaskan pelukan Anna, "Anna lo apaansih peluk-peluk najis tau."

"Habisnya gue kangen sama lo."

"Iyuh tiap hari ketemu juga,"ucap Kissha dengan wajah jijik yang buat-buat.

"Bercanda elah serius amat lo."

"Lo tadi berangkat sama siapa?"tanya Kissha memastikan.

"Gue tadinya jalan kaki-"

"WHAT?"teriak Kissha memotong penjelasan Anna.

"Ih Sha dengerin dulu,"ucap Anna sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iya-iya cepet lanjut."

"Iya gue tadinya jalan kaki terus dijalan ketemu Rigel terus gue berangkat bareng Rigel."

"Wait ... Lo kok jalan kaki biasanya kan bawa motor."

Anna menghela napas panjang, "motor gue disita soalnya nilai gue jelek."

"Bener-bener ya Na ibu tiri lo itu minta di sleding, nilai delapan puluh dikata jelek terus nilai gue yang cuman tujuh puluh gimana hah."

"Sabar Sha."

"Sabar gigi lo copot,"kesal Kissha

"Gigi gue nggak copot Sha."

"Au ah gue sebel sama emak tiri lo."

"Kissha,"panggil Rion yang tiba-tiba berada di bangku Anna dan Kissha.

"Apa?"ketus Kissha

"Ketus banget sih Sha, ini loh gue mau nyontek tugas sejarah,"ujar Rion

Kissha menganggukan kepalanya ia mengambil buku sejarah miliknya lalu melemparkannya hingga mengenai muka Rion.

"Aduh ... sakit Sha jahat banget sih lo."

"Bawel, udah dikasih juga cepet sana kerjain."

"Iya,"jawab Rion

"Sha nggak boleh gitu sama Rion,"ujar Anna

"Suka-suka gue lah, nih ya Na gue tuh kalo ngelihat muka Rion bawaannya sensi mulu tau nggak."

~*~

maaf kalo gaje hehe

mau next?

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang