Jam menunjukkan pukul sembilan malam namun Anna masih berkutat dengan tugas-tugas sekolahnya. Sampai handphone yang ia lettakan di meja belajarnya berbunyi, tampak notif panggilan dari Rigel.
"Halo Rigel."
"Hai."
"Gimana keadaan kamu?"
"Aku udah mendingan sih."
"Syukur deh kalau gitu."
"Aku nggak ganggu kamu kan?"
"Enggak kok."
Terdengar suara pintu di ketuk dari luar kamar Anna.
"Rigel bentar ya nanti aku telepon lagi."
Tut
Anna mematikan panggilan telepon lalu membuka pintu kamarnya. Tampak Anton yang masih rapi dengan setelan kantornya.
"Ayah,"sapa Anna
Anton berdeham. "Kamu nggak belajar?"
"Belajar kok ayah tuh,"tunjuknya pada setumpuk buku yang di meja belajarnya.
Anton menatap Anna intens. "Belajar apa main handphone? lihat Alena dia fokus belajar tidak seperti kamu yang belajar dengan main handphone."
Anna menghela napas. "Emang ayah udah lihat Alena?"
Alena masih melakukan panggilan video dengan Cindy dan Jesselyn temannya yang bersekolah di SMA SKY
"Cin sekolah di tempat lo itu enak nggak sih."
"Lumayan sih kenapa lo mau pindah?"
"Iya, gue males satu sekolah sama Anna."
"Anna saudara tiri lo?"
"Iya Jess yang pernah gue ceritain itu lho."
"Gue benci banget sama dia tau nggak."
"Oh lo kenapa nggak ngasih Anna pelajaran aja biar dia kapok gitu."
"Udah–"
Percakapan Alena terpotong karena pintu kamarnya di ketuk.
"Bentar ya guys nanti gue telepon lagi."
"Alena buka pintunya!!!"suruh Anton dengan setengah teriak
Alena meletakkan handphone nya di bawah bantal lalu duduk di meja belajarnya sambil membuka buku paket sejarah.
"Buka aja ayah nggak Alena kunci."
Anton membuka pintu kamar Alena ia mendapati Alena yang berpura-pura membaca buku.
"Kamu bener belajar kan?"tanya Anton
"Iya dong ayah emangnya aku Anna yang kerjaannya pacaran mulu."
Anton diam lalu keluar dari kamar Alena tanpa pamit ia lalu menuju ke kamar Anna.
Anton menatap Anna, "iya ayah habis dari sana."
"Ayah maafin Anna yang selalu ngecewain ayah,"ujar Anna
Anton melengos lalu pergi dari kamar Anna.
~*~
Keesokan paginya Anna tengah sarapan bersama Anton dan Sinta. Tak ada yang membuka suara. Alena? Alena masih belum turun ke bawah.
"Iya Cin nanti gue telepon lagi."Kata Alena sambil menuruni tangga.
"Pagi semuanya,"sapa Alena
"Pagi sayang,"jawab Sinta
Anton dan Anna hanya acuh. Alena meneguk segelas susu hangatnya lalu bangkit dari sana.
"Alena sayang kok cuman minum susu?"tanya Sinta
"Alena nggak suka makanan buatan bi Siti nggak enak,"ujar Alena
Alena menatap sinis bi Siti yang sedang mencuci piring. "Heh bi Siti masih niat kerja nggak sih, masak aja nggak becus."
"ALENA JANGAN KURANG AJAR KAMU!!!"bentak Anton
"Sabar mas,"ujar Sinta menenangkan Anton.
Anton melirik Sinta dengan sinis dan pergi menuju ke garasi.
Anna menghampiri bi Siti, "bibi yang sabar ya masakan bibi enak kok Alena aja yang lidahnya kampungan."
Anna menatap tajam Alena, "dasar nggak bersyukur."
Setelah itu Anna pergi menyusul Anton.
Pukul enam lebih empat puluh lima Anna sampai di sekolah. Anna turun dari mobil setelah berpamitan dengan Anton.
Anna berjalan ringan di koridor sembari menatap ke arah siswa-siswi yang berlalu lalang.
"Pagi Anna,"sapa Devan
"Pagi Dev,"balas Anna
"Hai Na,"sapa Julian
"Hai,"jawab Anna
"Eh jadwal hari ini apa sih?"tanya Julian
"Matematika, Fisika, sama Bahasa Indonesia,"jawab Anna
"Nggak ada pr kan?"tanya Julian lagi
"Nggak,"jawab Anna
"Syukur deh gue mager dihukum,"ujar Julian
Devan menonyor kepala Julian, "gue juga mager anjir emangnya lo doang."
~*~
Haii gimana bab ini?
Maaf kalau pendek
See you next part luvv

KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA
Teen Fiction[ Revisi setelah tamat ] Anna Delara Wijaya semenjak kedatangan ibu dan saudara tirinya hidupnya tak baik-baik saja. Alena selalu mencari masalah dengan dirinya, lantas bagaimanakah akhir dari kisah mereka? start: 30 Juli 2021 finish: 13 Desember 20...