2

351 44 0
                                    

Jakarta, 12 Februari 2020
GMM Grammy | 09:13 WIB

Suasana kantor pagi itu sangat berbeda dengan hari biasanya. Hari ini, para karyawan terlihat lebih santai dan bahagia. Bagaimana tidak? Perusahaan mereka baru saja memenangkan sebuah project besar yang selama ini selalu membuat mereka stres siang dan malam.

Kemarin, bos mereka—Off Jumpol—memberi kabar lewat grup koordinasi bahwa project mereka berhasil menarik minat internasional. Project mereka kali ini benar-benar sukses!

"Pagi, Bos!"

"Pagi, Pak Off."

"Selamat pagi bapa ganteng."

Off yang saat ini sedang berjalan di lobby kantornya hanya tertawa ringan menyahuti sapaan genit dari salah satu karyawannya. Off memang terkenal sebagai bos yang ramah. Sifatnya yang humoris dan hangat membuat banyak karyawan setia bekerja padanya. Off bahkan pernah mendapat penghargaan sebagai 'Boss idaman 2019' di salah satu acara awards tahun lalu.

"Mike, jadwal gue hari ini apa?" tanya Off saat sampai di ruangannya. Mike adalah sekretaris pribadi Off dan juga salah satu sahabatnya saat jaman kuliah. Mike sudah bekerja dengan Off dua tahun lebih.

"Gaada, lo kosong hari ini."

Off mengangguk. Ia menyenderkan tubuhnya pada kursi sambil tersenyum lebar. "Enak banget idup kalo gaada kerjaan. Damai otak gue."

Mike terkekeh. "Emang, lo sih dari kemaren sibuk sama dokumen mulu. Kaga pusing itu pala?"

Off mendengus. Ia membuka lacinya dan mengambil beberapa bungkus obat. "Nih anjir liat. Pusing banget pala gue sampe harus minum obat kaya gini. Kata dokter gue kena stress berat kemaren."

Kali ini Mike tertawa. Ia menghempaskan tubuhnya di sofa dan melonggarkan dasinya.  "Lo mah tiap hari emang udah stress." Mendengar jawaban Mike, Off melempari sahabatnya itu dengan sebuah pulpen. Mike kembali tertawa dan mengambil pulpen itu dari lantai. "Tapi gue bangga sama lo. Project kita kali ini mantep banget. Dompet gue langsung tebel anjir."

Off tersenyum, ia bahagia jika orang-orang yang bekerja di kantornya bahagia, terlebih lagi ini Mike, sahabatnya.

Mendengar itu, Off menepuk dadanya bangga. "Iya lah, gue gitu loh." Mike terkekeh geli atas sifat pede sahabatnya.

Tiba-tiba, di kepala Off terlintas sebuah ide. Ia membuka grup koordinasi dan memberi tahu pada setiap kepala pimpinan untuk mengosongkan jadwal seluruh bawahannya.  Off berniat untuk menraktir mereka makan siang.

"Off, lo serius nih? Gila aja lo mau traktir satu kantor. Duit lo kebanyakan apa gimana anjir?" protes Mike saat notifikasi itu masuk ke ponselnya.

"Lebay. Traktir satu kantor doang ga bikin bangkrut. Anggep aja itu hadiah dari gue atas kerja keras kalian semua. Tanpa kalian, project kemaren ga bakalan berhasil." Off bangkit dari kursinya, ia berpindah duduk ke samping Mike di atas sofa. "Terutama lo. Tiap hari gue omelin masalah dokumen mulu. Sesekali lah nyantai dikit."

Mike berdecak kagum atas pesona yang Off pancarkan barusan. Meskipun Off berbicara dengan bahasa non-formal, namun aura kepemimpinannya terasa sangat kuat dan Mike sangat bangga pada sahabatnya itu.

"Lo kalo kaya gitu keren banget dah nyet," ucap Mike sambil menoyor kepala Off pelan. "Mild pasti nyesel parah nih ngelepas orang kaya lo."

Untuk sesaat, Off terdiam. Ia kembali mengingat mantannya saat jaman kuliah dulu, Mild. Off berpacaran dengan Mild selama dua tahun, cukup langgeng dibanding dengan mantannya yang lain. Mild memutuskan Off tepat saat Off mengantar Mild pulang setelah wisuda. Mild bilang, Off terlalu baik untuknya. Klasik, bukan?

Tentang Kita [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang