Bandung, 9 Februari 2013
Nukleala Villa | 19:23 WIB"Singto, sini ikut foto."
Singto yang sedari tadi berdiri di pinggir balkon seraya menikmati udara malam yang belum terlalu dingin pun menoleh. Ia mendapati Krist dan Gun yang sedang asik memotret satu sama lain. Singto mendengus, ia paham jika dirinya bukan diajak foto bersama, melainkan ingin dijadikan tukang foto oleh dua sahabatnya tersebut.
"Males." Singto kembali menyeruput cokelat panasnya. Suasana Bandung, terutama di villa pilihan Off, sangat menenangkan. Off memang selalu bisa diandalkan dalam hal memilih destinasi saat mereka ingin berpergian.
"Waktunya makan!!" seru New yang sedang membawa setumpuk piring dan alat makan lainnya, diiringi dengan Tay yang membawa sebuah mangkok besar berisi makanan berkuah, entah apa. Dari aromanya, dapat Singto tebak jika itu mie instan rasa soto.
"Ko masak mie? Tadi kan gue tawarin beli makanan sekitar sini," protes Off saat alat-alat makan itu sudah tergeletak di lantai. Teman-temannya yang lain otomatis berhenti dari aktifitas masing-masing dan duduk mengelilingi santapan malam itu.
"Boros. Simpen aja duit lo buat main besok, atau buat beli oleh-oleh," ucap New.
"Yaudah gapapa, lagian mie enak kok. Kasian New sama Tay udah masak cape-cape. Jangan ribet deh, Off," sahut Gun sambil mendelik.
"Bukan gitu, tapi kan-"
"Bacot lo ah. Gue laper, kalo gamau gausah makan," potong Krist yang disusul dengan tangannya yang mulai menyendok kuah mie instan. Ia memindahkan beberapa mie ke dalam piringnya sendiri dan mulai menyantapnya dengan tenang. Hal itu diikuti oleh teman-temannya yang lain.
"Yakin lo gamau makan?" goda Singto pada Off yang kebetulan duduk bersampingan.
"Berisik. Gue ga laper!"
Kruyuk
"Oh ga laper lo? Yaudah gue abisin yaaa," ledek Tay.
"Enak loh ini, masih anget," timpal Singto.
Off yang digoda seperti itu pun mendecak kesal dan berakhir mengambil mie bagiannya dengan tampang ditekuk. "Jelek banget muka lo. Gausah sok ngambek deh," ucap Krist yang masih asik dengan makannya.
"Tadi ada tuh yang sok protes gamau makan mie," goda Tay yang melihat Off mulai memakan bagiannya dengan lahap.
"Padahal udah cape gue bikinin," timpal New dengan muka sok sedih
"Bilangnya sih mau beli makan deket sini," sahut Gun
"Tapi ujung-ujungnya dimakan juga," ledek Singto.
Off yang merasa kesal karena diledek terus-menerus pun semakin menekuk wajahnya. "Lancar banget lo pada kalo bully gue," bales Off dengan mata mendelik tajam. Hal itu justru mengundang tawa dari teman-temannya yang lain.
Malam itu, mereka habiskan dengan saling melempar ledekan dan canda tawa untuk satu sama lain. Udara Bandung yang semakin dingin tak lagi terasa karena atmosfer hangat di sekeliling mereka. Hingga akhirnya, malam semakin larut. Satu persatu dari mereka mulai diserang kantuk, terutama Gun yang sejak tadi sudah memeluk lengan New dan menyamankan posisi duduknya. Oleh karena itu, mereka pun memutuskan untuk menyudahi obrolan tak tentu arah tersebut dan bergegas untuk beristirahat.
••••
Jakarta, 18 Februari 2020
Kostan Gun | 09:03 WIBSuasana pagi itu cukup tenang seperti biasa. Gun baru saja terbangun dari tidurnya beberapa saat yang lalu. Dengan lemas, Gun meraih ponsel yang terletak di samping ranjang dan membuka aplikasi WhatsApp. Beberapa tahun belakangan, Gun menjadi orang yang cukup jauh dari sosial media. Ia hanya memiliki aplikasi WhatsApp sebagai media komunikasi dengan teman-teman kerjanya, juga sebuah akun Twitter yang ia gunakan untuk 'bekerja'. Setelah selesai, Gun bangkit dari kasurnya dan keluar dari kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita [1]
Fanfictionsingkit, offgun, taynew story ;- ••• "Brengsek lo."- Gun, 2013 "Gue ga penting, ya?"- Krist, 2013 "Ini semua gara-gara gue, maaf."- New, 2013 ••• Bercerita tentang enam remaja bersahabat yang harus terpisah karena beberapa hal yang terjadi di luar k...