.
.
.
.
.***
"Tapi, kenapa Aizawa-sensei mengizinkan kita untuk pergi? Bukankah ini terlalu beresiko? " gumam Midoriya.
"Tidak perlu banyak berpikir, yang terpenting, kita bersenang-senang dulu. Kan, Eri-chan. "
Eri yang berada di pundak Mirio tersenyum dengan lebar. Midoriya hanya tersenyum melihat gadis kecil itu. Rasanya baru kemarin mereka berada dalam keadaan yang sangat mengerikan, namun sekarang mereka bisa merasakan sedikit ketenangan. Setidaknya hal ini membuat Eri tidak takut lagi akan trauma yang diberikan oleh Chisaki.
Mereka berlima berdiri di depan cafe kucing. "Lemilion-san, aku ingin masuk disini? "
"Eh? Begitukah? Yosh, baiklah kalau begitu. Semuanya ayo kita masuk. "
"HAH? MANA SUDI AKU... " jelas Bakugou tidak ingin masuk ke dalam cafe aneh ini.
"Kacchan, sebentar saja. "
"Bakugou, kau pasti akan menyukainya. "
"TIDAK MUNGKIN. DAN TIDAK AKAN PERNAH TERJADI. "
Tanpa aba-aba, Eri menarik tangan Bakugou masuk kedalam. "Ayo, Deku-san."
"Oi, aku bukan deku. "
Mereka masuk dan disambut dengan sekumpulan kucing yang beredar di seluruh penjuru ruangan. Tidak lupa juga dengan para pelayan yang memakai kostum kucing untuk penyesuaian.
"Huwaaa... Ada banyak sekali kucing... "
Eri-chan menemui satu persatu kucing yang ada disana.
"Lemilion-san, Deku-san. Lihat, lihat. Kucing ini imut sekali.. Uwaa, bulunya sangat halus. " Eri sangat menyukai sentuhan kulitnya ketika bertemu dengan bulu bulu kucing itu. Apalagi saat kucing tersebut menjilat tangannya. Rasanya cukup menggelitik.
Mirio dan Midoriya hanya memasang ekspresi puas melihat Eri yang seperti itu. ≧﹏≦ =  ̄ω ̄ = ≧﹏≦
Ingat, Midoriya.
Yang saat ini berada di tubuh Bakugou. Yap, terlihat aneh, namun si empunya badan sudah tidak memperdulikan lagi. Dia juga tidak bisa bertindak seenaknya.
Todoroki?
Dia sedang mengadakan tes tatap mata dengan kucing yang berada disana dan berakhir dengan luka cakar di wajahnya.
Garis bawahi, wajahnya. (Wajah Midoriya)
"To-todoroki-kun. " Midoriya terkejut melihat wajahnya diserang.
"Maaf Midoriya. Kucing ini sangat nakal. "
"Huh, Todoroki-kun. Sepertinya kau benar-benar harus diperiksa. "
Disaat Midoriya sedang berusaha menjauhkan Todoroki yang lagi lagi berusaha mencari kontestan lain (kucing lain)
Bakugou hanya terdiam, duduk dipojokkan tanpa ada rasa tertarik sedikitpun.
"Eri-chan. Kau mau makan apa? " Mirio berjongkok.
"Ehmm. Aku ingin makanan manis. "
"Manis ya, bagaimana kalau Pai Apel? Kau suka apel kan? "
"Heumm... " Eri mengangguk dengan penuh semangat.
"Baiklah, aku akan memesankannya untukmu." Mirio mengantri untuk memesan makanan.
Eri sendirian. Dia melihat Bakugou yang sedang duduk sendirian di pojokan.
"Nii-san?"
Tidak ingin berlama-lama, Bakugou hanya menjawab seperlunya.
"Apa? " Eri mengembangkan senyumnya sedikit.
"Apa kau tidak menyukai kucing? "
Midoriya yang baru datang mendengar pertanyaan Eri langsung menjawab.
"Eh? Aku suka kok Eri-chan. "
Eri berbalik dengan wajah bingung.
"Midoriya, dia tidak bertanya padamu. "
"Heh? Tidak mungkin. ERWI-CHWANNN... Kupikir kau bertanya padaku." Midoriya menangis.
"Sadarlah Midoriya. Kau ditolak. Kau sudah dilupakan. Sekarang Eri sudah menemukan orang lain." ucap Todoroki tanpa ekspresi. Midoriya diam. Dia tidak tahu harus menjawab apa. →_→
Sepertinya kita harus memeriksakan keadaan Todoroki secepatnya.
Mirio datang bersama Pai Apel pesanan Eri.
"Eri-chan. Ini aku bawakan kau makanan. ""Terimakasih Lemilion-san. "
"Semuanya, ayo kita makan dulu. Setelah itu, kita lanjutkan perjalanan hari ini. "
Midoriya duduk sambil menjaga Todoroki. Takutnya dia akan keluyuran tidak jelas dan berbaur dengan kucing disana.
Eri berusaha naik ke atas kursi dan hendak dibantu oleh Mirio tiba-tiba diangkat oleh Bakugou dipangkuannya.
(Ululu, si-tsundere satu ini. Luluh juga sama Eri)
"Kau bisa memakan punyaku juga. Aku tidak terlalu suka makanan manis. " Eri yanh tadinya bingung kini tersenyum senang.
Midoriya speechless. Todoroki hanya melanjutkan makanannya dengan sekali-kali memelototi kucing yang lewat.
(Maaf Todoroki. Kau sangat absurd.)
Mirio hanya menatap lembut keempat ekor anak di depannya. ╯﹏╰
"Masa muda yang menyenangkan. " entah. Kita tidak tau, Mirio ini sebenarnya sudah umur berapa. Dia terasa seperti seorang bapack-bapack yang menjaga anak.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
EXCHANGE : BOKU NO HERO ACADEMIA
FanfictionBagaimana jika jiwa Midoriya, Bakugou dan Todoroki tertukar? Apa yang akan mereka lakukan? Bagaimana cara mereka mengendalikan Quirk asing yang ada di tubuh masing-masing? ©® Kohei Horikoshi