.
.
.
.
.***
Polisi datang dan berterima kasih pada mereka.
"Sudah kuduga, murid UA sangat hebat. Terimakasih karena kalian sudah mau membantu kami menangkap perampok itu. "
"Hah! Perampok kelas teri seperti, bahkan anak kecilpun dapat menangkap mereka. " Bakugou menyombongkan diri.
"Mereka memang kelas teri, namun jumlah mereka yang banyak cukup meresahkan. " ujar Polisi itu.
"Sekali lagi terimakasih untuk bantuan kalian. " polisi itu membungkukkan badannya.
"Tidak perlu sampai seperti itu. Mereka bertiga adalah calon pahlawan di masa depan. Sudah menjadi kewajiban mereka untuk melindungi masyarakat. " ujar Mirio sambil bersalaman dengan polisi.
"Jika seperti itu, saya berharap Semoga kalian menjadi pahlawan hebat dikemudian hari. Kalau begitu saya pamit. "
Mereka melambaikan tangan pada mobil polisi yang pergi mengantar 2 perampok kelas teri ke tempat yanh seharusnya.
Eri yang berada dalam gendongan Mirio menarik kerah baju Mirio.
"Lemilion-san. " panggil Eri.
"Ada apa Eri? "
"Apa itu Kelas teri? " pertanyaan Eri membuat mereka diam.
Bagaimana cara mereka menjelaskan dengan kalimat yang baik?
Seharusnya mereka menjauhkan Bakugou dari Eri. Atau Eri akan menangkap kata kata kasar yang selalu keluar dari mulut makhluk Tsundere akut itu.
"Ehm.. Eri-chan. Mungkin untuk saat ini kau tidak perlu tahu apa artinya. " kata Midoriya sambil menggaruk pipinya.
"Heh? Kenapa? " Eri bingung.
"Apa susahnya? Kalian tinggal bilang saja kalau mereka itu orang-orang pay-euhmmmhhahh. " belum selesai dia menyelesaikan kalimatnya, Todoroki datang dan menyumpal mulut Bakugou.
Dengan paksa dia membuka bungkaman mulutnya. "APA MAKSUDMU, HAN-Eumgnhmhh... " kali ini Midoriya membantu Todoroki menutup mulut Angry Pomerian itu.
"Sebaiknya kita lekas pulang. Aku tidak ingin Eri belajar lebih banyak kosakata aneh yang dilontarkan Kacchan. "
Mirio mengangguk setuju dan berjalan duluan didepan sambil menutup telinga Eri.
"LEPA-Ehmhmmh. "
"Kacchan. Diamlah. Orang-orang melihat kearah kita sekarang. "
Sementara Todoroki, Midoriya dan Bakugou bergelut manjah dibelakang, Eri hanya menatap heran.
"Apa yang mereka lakukan Lemilion-san? "
"Eri-chan. Kau tidak perlu melihatnya. Mereka hanya sedikit bermain. "
"Hee.... "
"Ah Eri-chan lihat. Orang cafe tadi memberikan kita pai apel tambahan. Sebagai balasan karena membantu menangkap perampok? "
"Uwaa, benarkah? "
"Uhm.. Maka dari itu, kita harus selalu berbuat baik pada siapapun. Ketika ada yang membutuhkan pertolongan, jangan ragu untuk menolongnya. "
Eri tersenyum senang melihat pai apel yang di pegang Mirio. Entah perkataan tadi masuk ditelinganya atau tidak. Yang menjadi fokusnya hanyalah Pai Apel yang begitu menggoda.
"Kau sangat suka pai apel ya? Kalau begitu kita harus cepat pulang dan memakan pai ini. "
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
EXCHANGE : BOKU NO HERO ACADEMIA
FanfictionBagaimana jika jiwa Midoriya, Bakugou dan Todoroki tertukar? Apa yang akan mereka lakukan? Bagaimana cara mereka mengendalikan Quirk asing yang ada di tubuh masing-masing? ©® Kohei Horikoshi