.
.
.
.
.***
Midoriya membuka matanya perlahan. Dia tertidur di dalam kelas. "Heh? Kenapa aku bisa tertidur? " Seketika itu kepala Midoriya menjadi pening. Dia mulai memegangi kepalanya.
Tunggu sebentar.
Dia merasa seperti ada yang berubah.
Seharusnya rambut yang dia pegang saat ini akan terasa menusuk seperti duri landak, tapi kini dia merasakan hal lain.
"Aku... Kembali. Todoroki-kun, Kacchan. " Midoriya mencari kedua teman senasibnya itu.
"Kau tidak perlu berteriak, sialan. Aku tepat di depan mu. " balas Bakugou malas.
"Ehe, maaf. " Todoroki lalu datang menuju meja mereka.
"Sepertinya begitu. Aku senang bisa kembali ke tubuhku lagi. " ucap Todoroki.
"Tidak ada yang menanyaimu, Hanbun yarou. Oh, kebetulan kita sudah kembali. Deku, kau akan membayar untuk yang sudah kau perbuat pada tubuhku kemarin. "
Bakugou menggenggam kerah baju Midoriya sementara si korban cuma bisa berharap jika manusia didepan ini tidak bersungguh-sungguh.
"Tapi, bukankah ini terlalu sepi? Dimana yang lain? "
Saat ini hanya ada mereka bertiga di kelas.
"M-mungkin mereka ke kantin tanpa memberitahu kita. " jawab Midoriya masih dengan menyembunyikan wajahnya.
"Oi, Deku. Perlihatkan wajahmu. Sekali saja aku ingin meledakkannya. " ledakan ledakan kecil menemani tangan besarnya.
"Mana mungkin aku biarkan. Wajahku ini tidak menarik jika kau ledakan maka akan semakin tidak menarik. "
"Itu bukan urusanku. " Bakugou tidak peduli
"Tapi itu urusanku. " balas Midoriya marah.
Tidak lama kemudian, anak anak lain kembali ke kelas.
Midoriya tersenyum ketika melihat Uraraka. "Uraraka-san. Aku sudah kembali ke tubuhku yang lama. " Midoriya melambaikan tangannya.
Yang dipanggilpun menjawab "Oh, Midoriya. Kalian sudah sembuh ternyata. Syukurlah. " Uraraka duduk dengan santai.
Midoriya melotot. "Apa itu tadi? " berusaha mencerna apa yang terjadi mereka kembali memperhatikan sekeliling.
"Ke-kenapa mereka terlihat berbeda? " Midoriya terkejut, Bakugou melepas pegangannya sedangkan Todoroki bengong tanpa berkedip.
Apa yang membuat mereka kaget?
Tentu saja keadaan kacau balau yang harus mereka tangani sekarang yaitu dimana...
Kepribadian teman sekelas mereka yang berubah.
"Jirou, biarkan aku memegang oppai-mu walau hanya sekali sebelum aku mati." terlihat Iida sedang mengejar Jirou yang terus menerus menghindarinya. Dan kemudian berakhir dengan Ojiro yang menyandung kakinya dan membuat Iida terjatuh.
"BWAHAHAHAHAHA.. IIDA, LIHAT. KAU JATUH SEPERTI ORANG BODOH.. HAHAHA. " Shoji, Ojiro dan Kouda sibuk menertawai Iida.
Sementara itu, ada satu orang yang mendekati mereka. "Yo, Bakubro. Kenapa kalian diam saja dari tadi? " Aoyama dengan gaya manly-nya memegang bahu Bakugou.
"A-aoyama-kun? Sebenernya a-apa yang terjadi disini? " Midoriya meminta penjelasan.
"Apa yang terjadi? Apa maksudmu? " Aoyama bingung.
"Heh? "
Sementara dibelakang sana, Kaminari dan Mineta duduk dengan manis sambil berbincang kecil. Tidak ada kekacauan atau keributan yang mereka buat.
"Kalian semua. Duduklah di kursi masing-masing. Iida-kun, berhenti menjahili Jirou-kun, itu sangat tidak terpuji. Dan, Tokoyami-kun berhenti berdiri diatas meja." terlihat sepertinya bahwa Satou merupakan ketua kelas mereka.
"Non, non. Kegelapan yang aku punya tidak membiarkanku untuk tenang. Berikan aku kegelapan yang lebih banyak lagi... 💃"
Satou kewalahan akhirnya menyerah. Kemudian bel pun berbunyi. Mereka semua kembali ke tempat duduk.
"Apa yang terjadi? Apakah mereka terkena sebuah Quirk seperti kita? "
"Kemungkinan besar seperti itu. Tapi sepertinya ini lebih sulit." jawab Todoroki.
"Tch, padahal kita sudah kembali. Tapi sekarang malah semakin merepotkan. "
Pintu kelas terbuka menampilkan sosok pria berbaju hitam yang berdiri dengan sangat menggoda membawa cambuk di tangannya.
"KYAAA, AIZAWA SENSEI... " teriak Yaoyorozu dan Asui bersamaan.
"Semuanya duduk, karena pelajaran pertama akan diajari oleh akyuuuu~ 😉😘
" ucap Aizawa selaku guru UA."HUWAAAAAAAA... " secara serentak mereka bertiga bangun dari tempat yang berbeda.
Keringat membanjiri tubuh mereka. Mimpi yang mengerikan. Mimpi buruk yang seharusnya tidak boleh terjadi.
Midoriya berusaha mengatur nafasnya. Dia seperti mengalami shock berat. Todoroki merasa telah mengaktifkan quirk api-nya saat terkejut tadi. Dan sekarang dia sedang membuat dirinya sejuk.
Bakugou?
Dia bersembunyi di dalam selimut. Badannya gemetar.
"Mimpi sialan. Kenapa kau harus datang. Kuso. Aku berharap itu tidak akan pernah terjadi, kuso, kuso. Mimpi yang sangat menyeramkan, matilah kalian di dalam pikiranku. " serangkaian kata kata penuh umpatan mengawali hari Bakugou setelah dia terbangun.
***
TBC
Sayang sekali,
Tidak selamanya mimpi itu Indah.
Terkadang bermimpi itu menyenangkan, tapi kita tidak boleh lupa bahwa kita berada di dunia nyata. Hanya berada di dalam dunia mimpi tidak akan membuat kita merasa puas, kita harus berusaha membuat dunia mimpi kita menjadi kenyataan.
#sokbijek
KAMU SEDANG MEMBACA
EXCHANGE : BOKU NO HERO ACADEMIA
FanfictionBagaimana jika jiwa Midoriya, Bakugou dan Todoroki tertukar? Apa yang akan mereka lakukan? Bagaimana cara mereka mengendalikan Quirk asing yang ada di tubuh masing-masing? ©® Kohei Horikoshi