PLUS 3 : Pahlawan

333 53 6
                                    

.
.
.
.
.

***

Eri duduk dengan nyaman sambil memakan pai apel yang telah dibeli oleh Mirio. Tentu saja dia mendapatkan 2 porsi karena Bakugou tidak ingin memakan miliknya.

"Nii-san. Aahhh... " Eri menyodorkan sesendok kemulut Bakugou.

"Sudah ku bilang, aku tidak suka manis manis. " Bakugou menutup mulutnya rapat.

"Satu kali saja ku mohon. " Eri memasang wajah memelas.

"Tidak. "

"Ayolah, Bakugou-kun. Satu kali saja. Untuk Eri. Ya, ya, ya... " bujuk Mirio, juga dengan wajah memelas.

Uh, senpai.

"Nii-san... " dengan cepat Bakugou melahap suapan yang diberikan Eri. "Terlalu manis. " eluhnya.

Eri terlihat bahagia. Mirio? Dia merasa sangat bangga terhadap anak(?)nya itu. Midoriya? Menangis dipojokkan karena Eri belum pernah menyuapinya. Todoroki? ... Lupakan.

Namun sayang, ketenangan yang mereka rasakan tidak berlangsung lama ketika 2 orang berpakaian hitam lengkap dengan masker yang menutup sebagian besar wajahnya masuk kedalam sana sambil menodongkan pistol kearah mereka.

"ANGKAT TANGAN SEMUANYA. JANGAN ADA YANG MELAKUKAN PERGERAKAN. "

Beberapa pengunjung dan pelayan disana berteriak dan berlarian menjauh dari 2 perampok itu.

"Tch, dimana para pahlawan? Apa mereka tidak berpatroli. " ucap Todoroki berbisik.

"Sepertinya hari ini hanya beberapa saja yang sedang berpatroli. Dan mungkin mereka berhasil melewati mereka. " kata Mirio menjelaskan.

Midoriya berusaha mencari jalan keluar. Sedangkan Eri meringkuk ketakutan dalam gendongan Bakugou.

"Lemilion-san. Deku-san. Ada apa ini? " Eri berpegang erat pada Bakugou.

"Eri-chan. Aku akan melindungimu. Bakugou-kun. Biar aku yang menjaga Eri. " Bakugou memberikan Eri pada Mirio.

"Bagaimana ini? Kita tidak dapat mengendalikan Quirk untuk saat ini. Akan berbahaya jika mereka melakukan tindakan yang lebih. "

Mereka semua sedang memikirkan taktik yang bisa mereka pakai tanpa harus mengeluarkan Quirk mereka.

2 perampok itu berjalan menuju kasir. "Keluarkan semua uang yang ada disini. DAN KALIAN SEMUA, LETAKKAN BARANG BERHARGA KALIAN DIDEPAN. JANGAN ADA YANG BERANI MENCARI BANTUAN DARI PARA PAHLAWAN ATAU KALIAN AKAN TANGGUNG SENDIRI RESIKONYA. "

Cafe tidak dapat terlihat dengan baik jika dari luar, sehingga orang orang yang lewat tidak bisa melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi didalam.

"CEPAT KELUARKAN. " kasirpun mengeluarkan semua uang yang ada di brangkas. Begitu juga para pengunjung yang mulai melemparkan tas, dompet dan semua barang berharga mereka ke depan.

"Kita masih belum mengetahui Quirk mereka. Ini cukup menyusahkan. " gumam Midoriya.

"Kuso Deku. Apa tidak ada yang bisa kau lakukan? Gunakan otak kutu buku mu itu. "

"Aku sudah bilang kita belum mengetahui Quirk mereka. Kita tidak bisa mengambil resiko yang membuat kita tidak untung. "

"Urusai. Aku akan menerobos dan menghajar mereka. " Bakugou bersiap untuk berlari kearah mereka. Jika saja Mirio tidak menahannya.

"Kau tidak boleh ceroboh, Bakugou-kun. " peringatan dari Mirio.

"Tch.. " Bakugou membuang muka.

"Kalian yang disana. Sejak dari kalian sibuk berbicara sendiri tanpa mendengar arahanku. Mana barang kalian? Cepat letakkan didepan. "

Bukan Bakugou namanya jika dia tidak tersulut emosi. "HAH? APA KATAMU? " Bakugou berjalan maju kearah 2 perampok itu.

"Siapa kau berani menyuruhku? Aku akan melakukan apapun yang ku mau. Tidak peduli siapapun dirimu, jika aku tidak mau, tidak akan ku lakukan. Kau dengar itu? "

Perampok itu terkejut dan bergerak mundur satu langkah. "Be-berhenti. Atau aku tembak kau. "

Bakugou berubah menjadi Bakustop.

Gomen.

Bakugou berhenti. Tepat didepan salah satu dari mereka yang sedang menodongkan sebuah pistol.

"Coba saja kalau kau berani. " Bakugou menantang. Sedangkan pria itu sedikit gemetar. Melihat ada celah, Mirio yang bersembunyi dibelakang Bakugou langsung menyerang pria itu.

Mereka berdua mengunci pergerakannya dam berhasil menjatuhkan pistol yang dipegangnya.

Lalu, bagaimana dengan pria yang satunya?

Tentu saja disaat di melihat temannya disergap dia hendak pergi bersama hasil rampokan yang sudah tersedia.

Namun sayang, Midoriya dn Todoroki lebih dulu mencegat dirinya.

"KA-KALIAN. Kalian muncul darimana? Menyingkirlah atau kalian akan tahu akibatnya. " cukup kerepotan dengan barang bawaan, membuatnya sedikit lengah dan saat itulah Midoriya maju menangkap satu tangan pria itu dan membantingnya kedepan.

Kedua pria itu tumbang dan akhirnya menyerah.

***

TBC

EXCHANGE : BOKU NO HERO ACADEMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang