GADIS bersurai cokelat sebahu itu mengangkat tangan-nya, "Hari ini cerah, Semoga hariku seindah cuaca hari ini." Ujarnya dengan senyuman simpulnya yang terlihat begitu manis tergambar diwajah eloknya.
Ia melanjutkan langkah kakinya memasuki sebuah cafe, yang berada tepat ditepi jalan kota Seoul.
Hari ini Minji harus bekerja hingga larut, Karena ia butuh uang untuk biaya rumah sakit Taeho. Jadi sudah jelas bukan bahwa Minji harus bekerja dengan extra agar dapat mengurus semua tunggakan biaya rumah sakit anak itu, Yang kini menjadi tanggungannya.
Setelah menarus tas selempangnya didalam loker, Minji meraih seragam kerjanya. Ia memakai-nya lalu berjalan keluar dari dalam ruang ganti untuk segera membuka toko dan menerima tamu.
Hari ini ia harus bekerja denga semangat!, Batin-nya.
Oh ayolah, Minji sudah terbiasa dengan pekerjaan-nya. Dan dia suka disini, Baginya bekerja dari siang atau sore hingga larut lebih menyenangkan dan lebih baik dari pada harus berada dirumah bersama dengan pria kejam dan menyebalkan seperti Jeon Jungkook.
Walau pria itu jarang berada dirumah, Tetap saja Minji sangat tidak suka dan nyaman berlama-lama didalam penthouse milik Jungkook, Entah sendirian ataupun bersama dengan Jungkook rasanya penthouse itu sungguh terasa seperti neraka.
Kehidupan rumah tangga keduanya tidak ada kemajuan, Jungkook tidak pernah lagi berbicara kepada Minji. Begitupun Minji sendiri yang juga enggan memulai perbincangan dengan pria dingin dan cuek seperti Jeon Jungkook.
Minji tetap melakukan tugasnya sebagai seorang istri, Ia mencuci baju Jungkook. Menjemurnya, Membersihkan rumah, Memasak, Dan melakukan kegiatan lain-nya yang seharusnya seorang istri lakukan.
Sayangnya semua lauk yang gadis itu masak selalu saja tidak pernah disentuh oleh Jungkook, Gadis itu hanya bisa pasrah saat ia harus membuang semua makanan yang sudah terlanjur basi akibat Jungkook tidak ingin menyentuhnya atau bahkan memakannya.
Minji tidak marah, Gadis itu mengerti.
Jungkook membencinya, Jadi ia pasti tidak akan sudi untuk memakan hasil pasakan buatan Minji.
Akan tetapi hal itu tidak luput membuat gadis itu berhenti untuk memasak, Ia tetap menyediakan lauk pauk buatan-nya. Agar seandainya Jungkook lapar dan ingin makan, Ia bisa memakan pasakan Minji yang sudah tersedia diatas meja makan penthouse mereka dengan rapih, Siap menunggu untuk disantap oleh sang empunya.
Walau tidak terlalu pandai dalam memasak, Namun cita rasa pasakan-nya bisa terbilang tidak terlalu buruk.
*Cring!
"Selamat datang." Sambut Minji sembari membungkuk saat beberapa gerombol gadis kantoran masuk kedalam cafe-nya.
Mengingat ini tepat jam makan siang, Mungkin para pekerja kantoran itu sedang beristirahat.
"Tolong 4 Coffee latte, Dan 1 Chocolate Milkshake. Serta 3 Blueberry Cheesecake-nya ditambah 2 Cherry Pie." Pesan salah satu gadis yang menggunakan kemeja putih.
Minji mengangguk, Dan mencatat pesanan yang diucapkan gadis itu.
"Ada lagi?" Tanyanya, Yang membuat beberapa gadis didepan-nya berpikir seraya menatap menu yang terpapar diatas Minji berdiri.
"Tambah 4 macaroons yang strawberry ya," Pinta gadis lainnya, Yang langsung Minji angguki.
Minji tersenyum, Setelahnya gadis itu memberikan tagihan kepada sang pengunjung.
"Baiklah, Silahkan duduk ditempat yang kosong." Ujar Minji lalu berbalik berniat menyiapkan semua yang dipesan oleh para gadis tadi.
Sebenarnya dicafe itu terdapat dua pekerja lain, Dirinya dan satu teman-nya Jena. Namun sayang-nya gadis itu tidak bisa datang karena harus menjaga sang nenek yang sedang sakit dikampung-nya—Busan—
KAMU SEDANG MEMBACA
EDURANCE ✔️
Romance[FULL CHAPTER & BONCHAP ONLY AVAILABLE DI VERSI E-BOOK] Jungkook sudah melakukan segala hal buruk agar sang istri menceraikan-nya, Namun mengapa gadis itu masih tetap saja bertahan?