"Song Minji"
Yang dipanggil reflek menoleh, Gadis bersurai cokelat sebahu itu tersenyum seraya bangkit dan berjalan cepat mendekat kearah pria yang tadi memanggilnya.
"Jimin Oppa, Ada gerangan apa sehingga Oppa datang kemari?" Tanya gadis itu ingin tahu, Begitu keduanya berhadapan.
Pria didepan-nya yang bersurai hitam. Dengan kedua mata sipitnya itu hanya mendengus, "Memangnya aku tidak boleh melihatmu?" Tanyanya yang langsung dijawab dengan gelengan oleh Minji.
"Tidak, Tentu saja Oppa boleh datang mengunjungiku kapanpun Oppa mau. Hanya saja tidak biasanya Oppa datang tanpa mengabariku terlebih dahulu." Kilah Minji dengan senyuman hangatnya.
Jimin mengangkat tangan kanan-nya yang mebawa sebuah kotak bekal, "Ini untukmu, Bibi membuatnya khusus. Katanya ia khawatir kau tidak makan dengan baik" Ujar pria itu menjelaskan.
Minji meraih kotak bekal yang diberikan oleh Jimin dengan senyuman yang mengembang secerah langit hari itu, "Bibi membuatnya untukku?" Tanya Minji.
Jimin hanya mengangguk "Ya, Aku sendiri terkejut saat wanita ular itu tiba-tiba memanggilku dan menyuruh diriku untuk mengantarkan kotak bekal ini kepadamu." Sahut Jimin dengan santai, Pria tampan itu memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.
Minji hanya terdiam, Benar apa yang di katakan Jimin. Bibinya itu bukanlah tipe wanita yang berbaik hati. Apa lagi rela sampai memasak lauk sebanyak ini hanya untuk dirinya, Namun tetap saja Minji merasa sangat senang saat mendengar bahwa wanita itu memasakan lauk pauk ini untuk dirinya.
Dirinya yang sangat dibenci oleh wanita itu.
"Jika kau ragu tidak usah dimakan, Buang saja atau kasih ke anjing liar." Ujar Jimin saat melihat ekspresi bingung nan ragu yang tergambar jelas diwajah elok Minji.
Minji kembali mengangkat wajahnya lalu tersenyum "Tidak apa Oppa, Aku akan memakan-nya." Jawab Gadis itu masih dengan senyuman hangatnya.
Jimin mengangkat satu alisnya keatas "Kau yakin?" Tanya Jimin memastikan, Minji mengangguk "Aku yakin." Kilah gadis itu dengan pasti.
Jimin hanya mengangkat kedua bahunya keatas, "Baiklah terserah dirimu saja, Jaga dirimu baik-baik. Mulai sekarang kau sudah menjadi seorang istri. Kelak akan menjadi seorang ibu." Jimin mengelus puncak ubun-ubun Minji dengan penuh kasih sayang.
Yang dielus hanya mengangguk "Ya,Oppa." Jawab gadis itu.
"Jika ada sesuatu yang membuatmu sedih jangan sungkan untuk bercerita kepadaku ya? Aku akan membantumu, Dan Jika pria itu siapa? Jungki? Jungko? Junhyo?" Tanya Jimin berusaha menebak nama suami Minji, Pelupa sekali pria itu.
Padahal jelas-jelas beberapa hari yang lalu keduanya baru saja bertemu untuk berbincang dan saling sapa di acara perkumpulan keluarga Jeon dengan keluarga Song.
"Jungkook, Oppa" Ralat Minji yang langsung Jimin angguki.
"Ah, Iya. Jungkook. Jika pria itu memperlakukanmu dengan buruk, Jangan merasa ragu untuk segera mengadukannya kepadaku, Ara? Aku akan menghabisinya langsung! Tidak perduli mau dia adalah orang kaya atau bukan." Lanjut Jimin yang membuat Minji tersenyum secara simpul.
Jimin memang selalu begitu, Hangat, Perhatian, Dan Protectiv kepada dirinya.
Sebenarnya ia ingin sekali mengatakan dan memberitahukan kepada Jimin bagaimana sikap kejam, Egois, Dan Buruk Jeon Jungkook yang tidak orang-orang ketahui.
Tapi ini bahkan belum genap sebulan sejak hari pernikahan-nya berlangsung, Jadi gadis itu tidak ingin menimbulkan masalah.
Ia tidak ingin keluarga angkatnya, Apalagi Jimin harus kerepotan dengan urusan rumah tangannya. Toh, Jungkook tidak terlalu merugikan dirinya. Terkecuali hatinya sih.

KAMU SEDANG MEMBACA
EDURANCE ✔️
Romance[FULL CHAPTER & BONCHAP ONLY AVAILABLE DI VERSI E-BOOK] Jungkook sudah melakukan segala hal buruk agar sang istri menceraikan-nya, Namun mengapa gadis itu masih tetap saja bertahan?