20. Her Departure And My Ignorance

6K 645 29
                                    

MINJI Melangkahkan kaki-kaki rampingnya memasuki penthouse milik Jungkook yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama kurang lebih setahun ini, Gadis itu menghela nafasnya, Ia sungguh merasa kelelahan, Rasanya seluruh tubuhnya seperti tengah ditimpuki oleh batu, Sendi-sendinya bahkan terasa begitu ngilu, Sepertinya semua itu karena Minji sudah lama tidak menaiki sepeda, Dan tadi ia harus mengendarakan sepeda dalam waktu yang lama. Jadi sepertinya tubuhnya sedikit kaget. Alhasil seperti inilah sekarang keadaannya.

Ia terpaksa pulang larut seperti ini akibat dari pagi hingga sore tadi ia harus menemani Taeho bermain, Hingga bocah itu puas. Sebelum pada akhirnya sisa waktu yang dipunyanya ia gunakan untuk bekerja dan bantu-bantu di cafe tempatnya bekerja. Karena Minju butuh uang untuk memenuhi kebutuhannya bukan? Belum lagi Minji juga harus selalu memasak dan menyediakan makanan untuk Jungkook dirumahnya, Walau pria itu tidak pernah menyentuh atau memakannya.

Gadis itu melepaskan alas kakinya seraya melangkah masuk, Lantaran merasa haus Minji memutuskan untik melangkahkan kaki-kaki rampingnya menuju dapur.

Setelah selesai menenggak segelas air putih hingga tidak lagi tersisa, Minji kini berniat untuk kembali melangkahkan kaki-kaki rampingnya menuju ke kamar tidurnya, Gadis cantik itu mengernyit saat mendengar sebuah suara ricuh dari lantai atas atau lebih tepatnya kamar tidur Jungkook.

Ia hanya bisa tersenyum miris saat mendengar suara demi suara leguhan yang entah mengapa membuat hatinya terasa begitu sakit, Miji memalingkan wajahnya kearah tembok.

Ia menunduk lalu memejamkan kedua matanya sejenak.

Kedua tangan-nya terkepal sempurna, Oh ayolah, Tidak mungkin bukan dia jatuh cinta kepada seorang pria seperti Jeon Jungkook?

Lalu jika tidak, Lantas mengapa dia merasa sakit hati saat mengetahui bahwa Jungkook kian tengah bermain bersama dengan wanita lain dirumahnya? Hati Minji terasa begitu sakit, Dadanya terasa sesak, Hatinya menecelos begitu saja, Bahkan ia tidak sadar sejak kapan kedua iris cantiknya itu mulai berkaca-kaca. Padahal Minji sudah sering mendengar dan mendapati Jungkook melakukan hal seperti ini sebelumnya, Akan tetapi mengapa, Mengapa kali ini Minji merasa sebegitu sakit hatinya?

Minji menggelengkan kepalanya pelan, Gadis itu memilih untuk tidak perduli seperti biasanya.

Ia kembali melanjutkan langkah kakinya menuju kamar, Akan tetapi langkahnya terhenti saat mendengar suara serak yang sudah ia hafal tengah memanggil namanya.

"Minji." Panggil pria itu dengan dingin.

Lantas Minji menolehkan wajahnya, Netranya menatap lurus kearah Jungkook yang kian baru saja melanhkah keluar dari dalam kamar tidurnya. Pria itu hanya mengenakan sebuah Bathrobe, Dan jangan lupa dengan rambutnya yang sedikit acak-acakan. Bahkan Minji dapat melihat dengan jelas bercak noda lipstick dileher jenjang pria itu.

Untung saja Minji sudah menyeka air matanya dan kembali menenangkan dirinya, Alhasil Jungkook tidak tahu jika gadis itu baru saja menangis. Karena memang benar-benar tidak terlihat, Entah sejak kapan Minji menjadi sangat hebat dalam mengatur ekspresinya. Gadis itu benar-benar terlihat tenang. Dan datar sekarang. Seolah-olah ia tidak perduli dengan apa yang kian tengah Jungkook lakukan diatas sana.

"Ada apa?" Bodoh. Sangat bodoh kau Song Minji.

Minji meruntuki dirinya sendiri, Karena bukannya pergi meninggalkan Jungkook, Gadis itu malah memilih untuk menghentikan langkah kakinya lantaran menatap kearah pria itu dan membuka mulutnya untuk berbincang dengan suaminya yang baru saja selesai melakukan kegiatan panas, Dengan gadis lain.

EDURANCE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang