HEMBUSAN Angin sejuk malam itu menerpa langsung kepermukaan kulit wajahnya yang selembut kulit bayi, Lantas sang gadis memejamkan kedua matanya sembari menikmati angin kencang malam itu dengan segenap hati. Gadis itu bahkan menghirup udara disekitarnya dalam-dalam, Sebelum pada akhirnya menghembuskan nafasnya lega. Ah, Suasana yang begitu menenangkan.
Namun dalam sekejap perasaan senang itu menghilang, Tergantikan oleh perasaan sedih yang mulai menyeruak, Menelusup masuk kedalam sela-sela hatinya tanpa izin, Membuat rongga dadanya terasa penuh nan sesak.
Gadis itu hanya bisa tersenyum miris, Baginya dibenci dan tidak disukai atau tidak di-inginkan oleh orang lain sudah menjadi hal yang biasa. Memang tidak bisa ditutupi bahwa hatinya terluka akan seluruh penolakan serta tatapan sinis yang diberikan dari keluarga Jungkook disini kepada dirinya, Namun gadis itu juga tidak bisa memaksakan kehendak-nya untuk membuat seluruh orang-orang itu menerima dan menyukainya.
Ini adalah hidup, Dimana pasti akan selalu ada orang yang baik ataupun orang yang jahat. Dan akan selalu ada juga orang yang menyukai kita beserta yang tidak menyukai kita, Jadi Minji harus bisa mengerti dan menerima hal itu.
Hanya saja jauh didalam hatinya, Perasaan bingung yang membelenggu berhasil membuat dahi Minji berkerut, Oh ayolah. Jika mereka tidak menyukai Minji, Lalu untuk apa mereka harus meminta Jungkook untuk membawa dirinya bersama dengan pria itu? Toh Gadis itu tidak akan merenggut sedih ataupun kesal, Jika Jungkook pergi ke acara keluarganya tanpa mengajak atau membawa dirinya.
Minji tersenyum simpul, Seraya menengadahkan wajahnya menatap kearah langit diatas sana dalam diam, Membiarkan sinar bulan malam itu menerpa kulit putih mulusnya. Jujur saja, Cobaan seperti ini sebenarnya sudah biasa Minji rasakan. Akan tetapi pertanyaan yang selalu Minji ulangi didalam rongga dadanya hanya satu, Mengapa? Mengapa cobaan berat ini tidak kunjung selesai, Memangnya apa yang telah Minji perbuat sehingga membuat tuhan menimpa dan mendatangkan segala cobaan tanpa akhir ini. Cobaan yang begitu memilukan, Sehingga membuat rasa sakit tiada tara membelenggu memenuhi rongga dadanya.
Gadis itu terkejut kala melihat seseorang kian tengah berdiri disisinya, Pria itu adalah Kakek Jungkook. Ia berdiri tepat disisi Minji, Pria itu terlihat ikut memandang pemandangan didepan mereka dalam diam. Membiarkan hembusan angin malam menerpa rambutnya yang sudah beruban.
Namun Minji tidak akan menyangkal bahwa kakek Jungkook memiliki wajah yang sangat tanpan, Hampir mirip dengan Jungkook. Memang gen keluarga yang sangat hebat.
Sang Kakek berdehem, Membuat Minji reflek menolehkan wajahnya seraya menatap kearah sang sumber suara. Minji sedikit salah tingkah, Ia bingung harus merespon apa dan bagaimana kepada pria asing itu. Pria itu memasukan kedua tangan-nya kedalam saku celana, Masih dengan netranya yang menatap lurus kedepan sana dengan kosong.
"Mengapa kau mau menikahi Jungkook?" Pertanyaan yang dilonjarkan oleh pria itu secara tiba-tiba berhasil membuat Minji terkejut, Dikiranya pria itu tidak akan berujar apapun karena keduanya hanya sama-sama terbungkam enggan menyapa ataupun membuka suara terhadap satu sama lain. Minji sempat terdiam sejenak. Ah, Pertanyaan yang sudah sangat sering ia dengar.
Memang semenjak menikah dengan Jungkook, Hidupnya selalu tidak luput jauh dari pertanyaan itu. Mengapa kau mau menikahi Jungkook?
"Apa kau mencintainya? Atau hanya mengincar hartanya saja?" Pertanyaan yang sudah Minji tebak, Gadis itu tahu bahwa sang kakek pasti akan melonjarkan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti itu kepada dirinya. Minji sudah sangat hafal, Oh ayolah hampir semua orang menanyakan hal itu kepada dirinya saat mereka tahu bahwa Jeon Jungkook adalah suaminya, Mungkin mereka panasaran dan hanya berpendapat bahwa Minji hanya menginginkan harta pria itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/236791397-288-k267694.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EDURANCE ✔️
Romance[FULL CHAPTER & BONCHAP ONLY AVAILABLE DI VERSI E-BOOK] Jungkook sudah melakukan segala hal buruk agar sang istri menceraikan-nya, Namun mengapa gadis itu masih tetap saja bertahan?