13. Is This Really Such Great Hate?

5K 623 9
                                    

MINJI melanjutkan langkah kaki-kaki rampingnya menuju dapur, Gadis cantik itu terdiam sejenak dihadapan perapian untuk memasak yang berada didapurnya. Minji membatin, Haruskah ia memasak untuk Jungkook? Ia melirik kearah tangga sejenak, Dimana lantai dua atau kamar Jungkook berada, Sebelum pada akhirnya mengangguk.

"Aku harus tetap memasak untuknya.. Bagaimana jika ia kelaparan dan ingin makan?" Monolog gadis itu kepada dirinya sendiri, Lantas detik itu juga Minji mulai menyiapkan beberapa bahan-bahan yang ia butuhkan untuk menyedapkan hasil pasakkannya, Kini gadis cantik itu tengah sibuk berkutat didalam dapur seperti pada pagi sebelumnya. Sepertinya kegiatan ini memang sudah menjadi rutinitasnya.

Jika nanti Jungkook lagi-lagi tidak menyentuh hasil pasak-nya, Maka gadis itu akan membawa dan membungkus pasakan tersebut untuk Taeho, Karena Taeho sudah pasti akan memakan dan melahap habis hasil pasakan-nya.

Setelah sibuk memotong dan berkutat dengan berbagai alat memasak yang terdapat didapur tersebut, Pada Akhirnya beberapa menu pasakan telah tertata dengan jelas diatas meja makan penthouse tersebut.

Minji melirik kearah jam, Ini sudah hampir pukul 9 pagi. Tumben sekali Jungkook masih belum turun dari kamarnya, Apa mungkin dia sudah pergi sejak pagi buta, Tepat sebelum Minji bangun?

Ah iya, Lagi pula Jungkook tidak pernah berpamitan kepada dirinya. Mungkin saja Jungkook sudah berangkat terlebih dahulu, Lagi-lagi Minji tesenyum saat melihat hasil pasakan-nya yang sudah tertata dengan sangat cantik diatas meja. Gadis itu merasa cukup bangga karena setidaknya semenjak tinggal bersama dengan Jungkook, Minji menjadi cukup pandai dan lihai dalam urusan memasakan.

Potensinya menjadi seorang ibu rumah tangga benar-benar meningkat, Minji menjadi begitu hebat dalam mengurus hal-hal rumah tangganya seorang diri. Oh ayolah, Urusan rumah tangga itu bukanlah hal yang sepele, Itu adalah hal yang cukup rumit juga menurut Minji.

Jungkook tidak akan memakan hasil pasakan-nya, Dan Minji tahu itu. Namun mengapa jauh didalam lubuk hatinya ia berharap bahwa Jungkook akan mencoba atau sekedar mencicipi hasil pasakan-nya suatu hari nanti?

Minji meraih sebuah kotak bekal, Dan membawa beberapa lauk pauk yang ia buat untuk diberikan kepada Taeho yang sudah menunggunya dirumah sakit, Karena hari ini Shift kerjanya malam jadi ia bisa dengan leluasa bermain bersama Taeho dari pagi hingga sore nanti.

Setelah menyiapkan bekal yang akan dibawanya, Minji melepaskan celemek memasak yang selalu ia kenakan. Kemudian menutup sisa lauk-pauk lainnya yang masih tertata dengan cantik diatas meja makan dengan sebuah tudung saji.

Sesudahnya gadis itupun dengan segera melangkahkan kaki-kaki rampingnya meninggalkan penthouse tersebut, Untuk segera mengunjungi Taeho yang sudah sangat ia rindukan selama beberapa hari ini.

Diam-diam seorang pria bersurai hitam itu melangkahkan kaki-kaki jenjangnya menuruni anak tangga penthousenya dengab tenang, Sejak tadi pagi pria itu hanya diam menatapi punggung sang istri yang kian tengah sibuk berkutat dengan beberapa peralatan masak didapur rumahnya sejak pagi dini hari.

Jungkook sebenarnya sudah bangun sejak tadi, Namun entah mengapa melihat pemandangan Minji yang kian tengah sibuk berkutat didapur tiba-tiba saja menjadi pemandangan yang cukup menyenangkan dan menghibur dirinya, Membuatnya lupa sejenak akan permasalahan dirinya dengan Eunha.

Pria tampan itu melangkahkan kaki-kaki jenjangnya mendekat kearah meja makan, Ia melirik kearah beberapa lauk pauk yang kian tertata dengan cantik diatas meja makannya dengan datar. Sepertinya Minji memang benar-benar serius dalam hal memasak untuk dirinya, Karena dapat Jungkook lihat ketelatenan gadis itu dalam menyajian semua lauk pauk ini.

Jungkook menarik salah satu kursi yang terdapat disana seraya mendaratkan bokongnya keatas kursi tersebut, Pria itu meraih sepasang sumpit dan mulai menyentuh lauk pauk buatan sang istri.

EDURANCE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang