Irene Takut

852 126 16
                                        








































"Lisa."

"Iya Mom, kenapa?"

"Duduk sini."

"Ada apa?"

"Kamu ada hubungan apa dengan Jennie?"

"H-huh? J-Jennie... Gak ada kok Mom."

"Beneran?" Lisa mengangguk. "Tapi kenapa akhir-akhir ini Mommy sering liat kamu akrab sama Jennie, setau Mommy kalian berdua selalu saja bertengkar."

"Itu...itu karena dia keluarganya Ka Jisoo sama Yeri."

"Bohong. Kamu bohong Lalisa Manoban, mulutmu memang berkata lain tapi matamu... Mommy bisa tau semuanya pada dirimu Nak, Mommy hapal betul denganmu."

"M-maaf Mom, Lisa bohong."

"Gak apa-apa, jadi?"

"Emm sebenarnya awal ketemu sih iya kita sering berantem, tapi gak tau kenapa. Lama kelamaan, Lisa agak grogi kalau deketan sama Jennie... Karena gak mau ketahuan, ya Lisa pura-pura jutek aja ke dia."

"Kamu yakin sama perasaan kamu? Jennie lebih dewasa daripada dirimu Nak."

"Aku juga gak tau Mom, harus bagaimana. Perasaannya datang gitu aja, apalagi waktu tau ada cowok yang mau jadiin Jennie pacarnya dia. Hati aku sakit Mom, tapi apa boleh buat Lisa cuman bisa pasrah dan serahin semuanya sama takdir."













"Banyak banget beli fish cakenya? Kamu gak mabok apa kalau fish cake sebanyak itu abis sendirian?"

"Yang lima ini punya aku, kalau yang dua lagi. Aku beli buat Joy, karena dari semalam tuh dia mau makan ini."

"Joy?"

"Iya, udah yuk kita keliling lagi."

Sepanjang penjual makanan yang di pinggir jalan, ChaeSoo singgahi. Tapi Jisoo diam sendiri memikirkan sesuatu, Rosé yang melihatnya menggoyangkan lengan Jisoo yang dia rangkul.

"Kenapa?"

"Entah ini cuman khayalan aku aja, tapi Rosé... Kamu gak aneh gitu, kan biasanya kalau perempuan yang mau makan sesuatu ya... Biasanya dia sedang hamil,"

Rosé ikut memikirkannya juga, bagaimana bisa dia lupa kalau Saudaranya itu sudah melakukannya.

"Chipmunk, maaf atas kata-kataku tadi. Aku tidak bermaksud...."

"Tidak apa-apa, lagipula kalau memang benar. Kita tidak perlu khawatir karena, sebentar lagi mereka akan menikah."

"K-kamu gak marah?"

"Ya aku marah, dan agar aku semakin tidak marah, traktir aku makan gogigui."

"Hufff aku kira apa, ayo."













"Benar-benar wanita itu, mau dia apa sih. Heran, padahal sudah bersuami dengan pengusaha asal Jerman, kenapa dia terus saja mengganggu."

"Aku mana tau Jen, dan sesuai dengan info yang mata-mata Paman Jung kerahkan, ternyata memang benar kalau Gyuri menyuruh Anaknya untuk menghancurkanku dan merebut semua aset perusahaan, bukan hanya itu saja. Mereka juga ingin membuat Seulgi sengsara, aku tidak mau semua itu terjadi."

"Apa perlu aku minta pada Appa untuk membantumu menyelesaikannya?"

"Tidak perlu Joy, aku tidak mau salah satu dari kalian ikut terseret dengan masalah ini. Biar aku saja dan Paman Jung yang mengurusnya, kau fokus saja pada pernikahanmu."

"Tapi Rene, kau tau sendiri kalau Gyuri itu sangat licik. Segala cara dia akan lakukan demi tujuannya, bahkan dengan melukaimu saja dia pasti akan melakukannya."

"Aku tau Jen, tapi ini sudah kewajibanku. Aku harus mempertahankan semuanya untuk Seulgi, karena ini amanah."

"Apa Seulgi sudah tau semuanya?" Tanya Joy.

"Belum, aku takut dia tidak akan percaya."

"Kau belum mencobanya, lagipula semua terjadi bukan karenamu. Tapi karena mendiang Ayahmu yang terlalu mementingkan uang daripada Anaknya yang begitu berharga, sepertimu Rene." Ucap Jennie yang tersenyum hangat pada Irene.

Berbeda dengan ketiga wanita yang curhat di kamar Irene beda lagi dengan ketiga remaja laki-laki yang berada dikamar Seulgi, mereka sedang bermain playstation.

"Ka Seul, harvest moon Kakak udah nikah belum?"

"Jodohnya belum nongol Yer."

"Gak mau dimainin?"

"Gak ah, lo aja yang main. Eh Wen diem-diem bae, kenapa?"

"Gak kenapa-napa Gi, gue cuman gak nyangka aja. Joy yang selama ini yang gue idolain, bentar lagi bakal jadi Istri gue."

"Ya bagus dong, Yeri kampret ngapain lo nyabit ayamnya orang heh."

"Hehehe yang punya aja gak marah, lagian ayamnya gak bakal mati."

"Serah lo kerdil... Jadi kapan lo berangkat ke Kanada?"

"Abis nikah mungkin, pasti disana gue bakal rindu sama kalian."

"Aah lo mah belum pergi udah bikin gue melo, kalau aja si Chikin ada mungkin gue sama dia udah gebukin lo."

"Loh Ka 'kan ada gue yang bisa wakilin Ka Jisoo."

"Anak kecil diem aja, gue denger-denger lo udah dikasih lampu hijau sama Appanya Saeron. Lo gak pelet keluarganya Saeron kan, Yer?"

"Yeeeuu Ka WenWen mah ngomongnya seenak jidat, Appa Kim ngasih restu ya karena dia tau gue ini anak baik-baik."

"Iya-iya percaya gue mah." Jawab Wendy, bangkit dari duduknya lalu mengangguk Yeri bermain game dengan menutup mata Yeri.

🐻🐰

🐻🐰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sexy StepmotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang