Take Me Back to 2020

60 18 0
                                    

Tahun 2020 merupakan salah satu tahun paling berat bagi banyak orang. Ada banyak sekali peristiwa yang terjadi sepanjang tahun kembar ini. Mulai dari isu perang dunia ketiga, serangan virus berbahaya yang membunuh banyak orang dan mengharuskan semua orang yang tersisa untuk mengurung diri mereka sendiri di dalam rumah, bahkan berbagai peraturan nyeleneh yang menuai berbagai kontroversi di kalangan masyarakat hilir mudik menambah suasana kelam pada tahun ini. Semua itu bagaikan mimpi buruk bagi setiap orang.

Aku sangat merindukan senyuman dari orang-orang yang kini terhalang oleh masker. Aku juga merindukan berjabat tangan atau pun berpelukan bersama orang-orang yang aku sayangi. Namun semua itu kini harus dihindari, semata-mata untuk melindungi mereka, termasuk diriku sendiri.

Aku ingin semua ini tidak terjadi. Aku ingin bahwa semua ini hanyalah mimpi burukku saja. Suatu saat nanti, aku akan terbangun dan semuanya akan baik-baik saja. Senyuman tulus masih menghiasi setiap wajah yang aku temui di sepanjang jalan. Jabat tangan dan pelukan masih menjadi hal indah yang dapat mempererat suatu hubungan. Dan orang-orang masih bebas melakukan berbagai aktivitas di luar rumah tanpa harus menuruti berbagai protokol yang cukup merepotkan.

Aku harap, semua ini hanyalah mimpi burukku saja. Yang harus aku lakukan adalah segera bangun dari mimpi menyebalkan ini.

Tok tok tok!

"Dit, ayo makan. Anak-anak yang lain udah pada kumpul di meja makan tuh,"

Walaupun pintu kamarku tidak terbuka, aku tahu bahwa ada sosok Kevin di baliknya. Suaranya sudah terdengar sangat khas di telingaku.

"Kalian makan duluan aja, gua masih ada sedikit kerjaan,"

"Hmm, yaudah kalau begitu,"

Sebenarnya aku sedang tidak melakukan apapun. Aku hanya sedang menjaga pola makanku saja. Di tahun ini, penampilan adalah segalanya. Seseorang tak akan dihargai di zaman ini jika memiliki penampilan yang tak sesuai dengan ekspektasi orang lain walaupun dia berada di pihak yang benar. Sedangkan sebaliknya, orang-orang dengan wajah yang indah akan terus dibela walaupun mereka telah melakukan sebuah kejahatan atau keburukan.

Sudah ku bilang, tahun ini adalah tahun terburuk dalam hidup semua orang. Aku sangat merindukan tahun-tahun dimana kebaikan dan keceriaan masih berkuasa di atas segalanya.

Aku harap, aku segera terbangun dari mimpi burukku ini sesegera mungkin.

Aku menjatuhkan diriku di atas tempat tidur. Memejamkan mataku dengan damai. Merasakan setiap semilir angin yang dihasilkan oleh kipas listrik di kamarku ini. Tanpa direncanakan sebelumnya, mataku mendadak sangat berat untuk dibuka. Aku mengantuk. Sangat mengantuk. Mungkin, tidur sebentar tak apa-apa.

Entah berapa lama aku tertidur. Yang jelas, aku baru terbangun setelah seorang pria paruh baya membangunkanku dengan suaranya yang berat.

"Dek? Bangun ..."

Aku membuka sedikit garis mataku, hingga aku menyadari bahwa aku terbangun di sebuah lahan kosong yang dihimpit oleh dua rumah milik tetanggaku.

Kemana rumah milik para admin DARK ICE?! Harusnya ada rumah kami di lahan ini!

Aku panik. Mataku terbelalak tak percaya. Kemana semua teman-temanku? Kenapa aku bisa tertidur di atas tanah kosong seperti ini?

Pria paruh baya itu menatapku dengan kebingungan. Ia mencoba menenangkanku.

"Pak, kemana rumah besar berwarna biru yang ada di lahan ini? Kenapa mendadak menghilang?"

Aku bertanya dengan panik. Pria itu mengangkat sebelah alisnya heran. Tapi tunggu dulu, kenapa suaraku menjadi sedikit berbeda? Suaraku lebih nyaring dari biasanya, seperti anak remaja tanggung yang baru tumbuh.

UwU Family | DARK ICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang