5 bulan ... 150 hari ... 3600 jam ... 216.000 menit ... dan 12.960.000 detik, kita masih bersama merajut memori ini. Apakah ini akan bertahan lama?
...
"Apa kalian lihat Adit? Kok seharian ini gua belum lihat dia ya?" Ray menghampiri Farras dan Januar yang sedang sibuk bermain game dengan ponsel mereka.
Keduanya hanya menggelengkan kepala tanpa menoleh ke arah sumber suara sedikit pun, seolah tak peduli. Ray akhirnya hanya mendengus kesal dan pergi meninggalkan mereka.
Matahari sudah mulai turun menghilang dan tergantikan kegelapan yang kelam, namun Adit tak kunjung kembali ke rumah. Mulai muncul rasa kekhawatiran di benak Ray, Januar, Farras, Zico, Satria, Fikri, dan Kevin. Berapa kali pun mereka menghubungi Adit, ponselnya tetap tidak aktif dan malah direspon oleh seorang wanita dengan bahasa yang sangat formal.
"Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif,"
"Apa kita harus minta bantuan polisi?" ucap Kevin setelah memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.
"Tunggu 24 jam dulu. Lagipula, polisi di Icetown tidak berkualitas. Lebih baik kita meminta bantuan dari detektif Dark the Excellent saja," usul Zico yang juga mulai khawatir.
"Jangan-jangan, Adit sekarang ada di tempat kost Mit dan Helvi?" ujar Fikri sambil mengernyitkan dahinya.
Ketujuh orang itu akhirnya memutuskan untuk mengunjungi tempat kost milik Mit dan Helvi. Namun, yang mereka dapat hanyalah sebuah tempat kost kosong yang terkunci.
Sebuah kertas yang diselipkan di sela-sela pintu mencuri perhatian mereka. Satria meraih kertas itu dan membukanya dengan tergesa-gesa. Ia terlihat terbelalak saat lipatan kertas itu terbuka. Semua yang melihat respon Satria pun langsung mengerubunginya penasaran. Mereka sama terkejutnya dengan Satria ketika membaca isi dari kertas itu.
"Apakah kalian mencari tuan Prax? Tenang saja, dia telah aman bersamaku. Aku juga sudah mengajak kedua teman wanita kalian untuk menemaninya."
Prax adalah nama belakang dari Adit, dan siapapun penjahat itu, dia juga telah membawa Mit dan Helvi bersamanya. Akhirnya mereka sangat cemas setelah mengetahui bahwa ketiga orang itu dibawa oleh sosok yang sangat misterius tersebut.
Suasana rumah akhirnya menjadi mencekam. Ketujuh orang yang tersisa itu kini berdiam diri di tengah ruangan dengan raut wajah yang sangat serius dan cemas. Mereka takut terjadi sesuatu terhadap ketiga temannya yang hilang. Mereka juga takut bahwa nasib yang sama akan menimpa salah satu di antara mereka lagi.
"Kira-kira, mereka bertiga dibawa kemana ya?" lirih Januar pelan dengan pandangan yang kosong.
"Entahlah, gua lagi susah mikir. Mungkin karena terlalu banyak menghirup gas karbon gobloksida," respon Farras cemberut.
"Apa mungkin mereka bakal digorok buat dijadiin daging kurban?" celetuk Satria tiba-tiba yang langsung mendapat tatapan tajam dari semuanya.
"Buset, selo njir. Gua cuma bercanda," ucap Satria terkejut dengan semua sorot mata yang serentak menatapnya.
Karena merasa bahwa obrolan mereka sia-sia, ketujuh orang itupun memutuskan untuk pergi tidur agar keesokan paginya dapat fokus mencari ketiga temannya yang hilang.
Malam yang sepi dan sunyi harus pecah oleh sebuah teriakan memekakkan dari arah kamar milik Kevin dan Adit. Semua orang bergegas menghampiri sumber suara. Namun, yang mereka temui hanyalah kamar kosong berantakan yang dipenuhi oleh cipratan cairan berwarna merah di mana-mana.
Semuanya terbelalak tak percaya dengan apa yang telah terjadi. Kemana Kevin pergi? Dan apa yang baru saja telah terjadi?
Mereka yang tersisa kini meringkuk ketakutan di dalam sebuah ruangan yang sama. Mereka tak dapat kembali tidur setelah mengetahui kejadian yang sangat misterius tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UwU Family | DARK ICE
Детектив / ТриллерBerbagai misteri akan terpecahkan dengan cara yang sangat 'uwu' oleh kesepuluh remaja luar biasa dengan warna yang berbeda.