Among Us

62 10 0
                                    

Entah bagaimana caranya hingga kami bisa berada di ruangan aneh seperti ini. Ada banyak sekali tombol berwarna-warni menghiasi dinding silver yang terbuat dari bahan metal ini. Aku dan kesembilan temanku berdiri dengan kebingungan sambil memakai pakaian aneh seperti astronot.

Kami mulai berspekulasi yang tidak-tidak. Apakah kami telah diculik oleh alien saat sedang tertidur? Ataukah kami semua telah diculik untuk menjadi kelinci percobaan penelitian ilegal?

"Selamat datang di permainan kami!"

Sebuah suara yang entah dari mana asalnya mengejutkan kami semua. Permainan? Apa yang ia maksudkan?

"Kami telah memilih seorang impostor di antara kalian secara acak. Ia akan ditugaskan untuk membunuh kalian satu persatu,"

A-apa maksudnya? Bagaimana mungkin salah satu di antara kami dapat dengan mudah membunuh teman dekatnya sendiri?

"Tugas kalian adalah harus menebak siapakah impostor tersebut. Orang terakhir yang tersisa setelah impostor ditemukan, akan kami pulangkan kembali ke bumi,"

Jadi, sekarang ini kami sedang tidak berada di bumi? Bagaimana mungkin?!

Teman-temanku mulai meratapi nasib mereka dengan ketakutan. Beberapa saling menguatkan satu sama lain. Tapi tak ada gunanya, beberapa di antara kami pasti harus terbunuh sebelum kembali ke bumi.

Kami diberi makanan cukup banyak untuk bertahan hidup. Masing-masing dari kami pun diberi kamar yang nyaman dengan kasur empuk dan pendingin ruangan. Tapi kami tak bisa menikmati itu semua. Nyawa kami terancam oleh teman dekat kami sendiri. Teman bisa menjadi lawan, kini aku tak bisa mempercayai siapa pun di antara mereka.

Benar saja, semalam saja kami menginap di sini, Fikri dan Mitsa telah terbunuh. Kami menemukan jasad mereka di kamar masing-masing dengan kondisi yang cukup mengenaskan. Darah merah menggenang di bawah tubuh mereka. Semua orang sangat terkejut dan bersedih akibat kejadian ini. Namun aku yakin, salah satu di antara mereka hanya berpura-pura.

Entah di antara Adit, Kevin, Ray, Farras, Januar, Satria, atau pun Helvi. Yang jelas, pelakunya di antara mereka.

"Zico, semalam lu lagi ada di mana?" tanya Helvi dengan tiba-tiba padaku.

Aku lalu menjelaskan bahwa semalam aku berada di dalam kamarku sendiri dan tidak kemana-mana. Aku berjaga sepanjang malam untuk memastikan bahwa nyawaku aman. Helvi lalu mulai menginterogasi yang lainnya, dan jawaban mereka sama denganku.

"Pilih salah seorang yang kalian curigai sebagai impostor untuk dibuang dari pesawat ini!"

Suara menyebalkan itu muncul lagi entah dari mana. Pesawat? Jadi selama ini kami berada di sebuah pesawat luar angkasa?

"Waktu kalian 100 detik untuk berdiskusi, dimulai dari sekarang!"

Sesaat setelah suara itu hilang, semua orang menjadi panik dan saling menuduh satu sama lain.

"Kevin, bukannya lu selalu rutin cuci muka ke kamar mandi sebelum tidur? Apa lu ga liat siapapun yang mencurigakan gitu?"

Ray mulai mendesak Kevin. Namun Kevin bercerita bahwa semalam ia tak kemana-mana karena takut terbunuh.

"Gimana menurut lu, dit?"

Aku bertanya pada Adit. Selama ini, instingnya selalu dapat kami diandalkan.

"Gua ga tau, Zic. Gua ga bisa berpikir jernih setelah semua ini. Gua ga mau nuduh salah satu di antara kalian. Malah jika gua harus memilih, gua mau kalian vote gua aja. Agar gua ga liat teman-teman dekat gua terbunuh dengan sadis lagi,"

Keheningan langsung terjadi setelah Adit menyelesaikan kalimatnya. Kami tertunduk sedih. Mau tidak mau, kami harus pasrah dengan keadaan ini.

"Waktu kalian tersisa 30 detik lagi,"

UwU Family | DARK ICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang