Waktu berlalu dengan sangat membosankan karena Deryl sengaja menghindar dari Darren. Entahlah, ia sendiri bingung kenapa harus menghindar dari pria itu, yang dihindari pun tampak cuek-cuek saja tak memperdulikan.
Meski ia belakangan ini kerap merasa jengkel saat dengan terang-terangan Gladys selalu menempeli Darren, tapi gadis itu tak mau gegabah. Mereka sudah sepakat.
"Anjing," desis gadis itu, "Gak sudi mobil sport satu-satunya gue jadi punya dia."
Dan soal Reynand, dari tepat sehari setelah masalah pertunangan mereka diberi tahu, lelaki itu langsung pulang kerumahnya dan yang Deryl tahu jika temannya itu sedang berusaha keras untuk mulai mempelajari tentang perusahaan.
Deryl jadi tak tega, membayangkan jika Reynand harus mempelajari tentang perusahaan sejak kelas 12 dimana ia juga harus fokus terhadap sekolahnya yang sedang banyak menghadapi ujian.
Gadis itu juga sangat tahu jika Reynand harus mengejar gelar sarjananya. Namun, jika mengingat lagi, sebenarnya tak masalah buat Reynandnya sendiri karena lelaki itu cukup cerdas tak seperti penampilannya. Bahkan saat perjanjiannya dulu untuk menempati peringkat ujian ia lakukan dengan mudah.
Dan berhasil mendapat kencan dengan Deryl. Ya, calon tunangannya sendiri.
Ting!
Deryl yang selesai memakai parfumnya itu kini mengalihkan fokusnya kepada ponsel miliknya yang ia letakkan di atas meja.
Reynand
Gue udah dibawah, buruanDeryl
Wait😘Menekan tombol power pada ponselnya, Deryl memakai sepatu sneakers miliknya yang bewarna putih lalu berjalan keluar dari unitnya.
Melihat Reynand yang memakai celana jeans hitam yang sobek di beberapa bagian kakinya dan kaos polos hitam yang membalut tubuh lelaki itu serta jaket kulit hitam malah menambah aura ketampanan Reynand.
Hanya saja, Deryl tak menyadari itu karena dunianya sekarang berpusat di Darren. Ah, mengingat lelaki itu membuat Deryl jadi merindukannya.
Deryl melihat Reynand yang menyugar rambutnya kebelakang kepala, lalu langsung menyodorkan helm ke arahnya membuat gadis yang memakai pakaian serba putih itu menaikkan alis.
"Kita gak cocok banget, ya?"
"Kenapa gitu?" Reynand menyodorkan helmnya lagi yang kini diterima oleh Deryl. "Liat, lo item-item semua kayak orang mau ngelayat lah gue putih semua kayak malaikat."
Reynand mendengkus, "Gak sekalian aja bilang gue kayak iblis?"
"Gak usah kayak, lo emang iblis." Deryl memegang pundak Reynand untuk membantunya menaiki motor besar itu. "Ribet motor lo! Besok-besok beli motor bebek aja lah."
"Kok lo kesel?"
"Ya gimana gak kesel!" Deryl membuka kaca helmnya. "Kaki gue pegel nopang badan begini, bego! Lo kira enak meluk-meluk orang sambil nungging, hah?"
Lelaki didepannya ini terlihat menghela napas. "Yaudah, kerumah dulu ya? Ganti pake mobil aja."
"Gak usah dah, kelamaan."
"Mau lo apa, Nyet?" Deryl terkekeh mendengar nada Reynand yang terdengar sangat jengkel. "Udeh, ah. Gas."
Reynand menjalankan motornya menuju tempat yang akan ditujunya.
***
Motor besar itu sampai di sebuah lapangan yang terlihat sangat ramai. Dari parkiran yang disediakan, Deryl melihat banyak penjual-penjual makanan berjejer disana. Tak lupa pengunjungnya dari berbagai kalangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You (On Hold)
Ficção AdolescenteDimata orang dia galak, judes, pemarah, nakutin. Tapi dimata Darren, Deryl adalah cewek aneh, bodoh, dan gak tahu malu. Darren, adalah lelaki cuek, pendiam, sedikit anti sosial tapi sangat pintar. Apa saja bisa ia lalui dengan mudah. Semenjak menge...