Satu hari sebelumnya ...
"Menikah?" Vara kaget bukan kepalang saat tiba-tiba ayahnya mengutarakan niat untuk menjodohkan dia dengan anak dari salah seorang teman lamanya.
"Astaga ... yang benar aja! Ayah mau jodohin aku sama orang lain!"
Sahabat lama kalau bertemu kenapa harus sampai punya ide menjodohkan anak mereka segala? Kenapa tidak membuat sesuatu yang jauh lebih bermanfaat?
Misalnya seperti tanam pohon bersama, biar kelestarian alam tetap terjaga atau bikin petisi untuk melindungi populasi orang utan yang hampir punah. Masih banyak kan, masalah pelik di dunia ini. Hitung-hitung biar sedikit berkontribusi positif pada bumi.
"Aku itu baru dua puluh tahun. Masih belum mau mikirin soal nikah," imbuhnya lagi. Vara belum rela melepas daftar panjang kegiatan menyenangkan yang biasa ia lakukan dan segala rencana masa depannya.
Main ke mall, nonton film ke bioskop, nongkrong di Starbuck, ngebucinin si ganteng Logan Wade Lerman, hahahihi sama Raras, makan ramen favoritnya di Umaku, rebahan sambil ngemil plus nge-youtube, lulus kuliah, punya pekerjaan mapan, karir bagus, dan masih banyak hal seru lainnya yang bisa saja satu per satu hilang kalau nanti ia menikah. Sehingga urusan menikah masih berada di luar rencana jangka pendek hidup Vara.
"Umur kamu itu sudah lebih dari cukup untuk menikah. Lagipula coba kamu lihat teman-temanmu yang lain. Banyak juga yang sudah menikah," terang Bimo.
"Ya, masa hanya karena teman-teman aku udah pada nikah terus aku jadi harus buru-buru mau nikah? Nggak bisa begitu, dong, Yah!"
Bimo tersenyum. Tampak sabar menghadapi protes anaknya yang cenderung menggebu-gebu.
"Satu lagi yang perlu kamu tahu. Ayah nggak akan menutupinya dari kamu, kalau calon suami kamu itu sudah duda."
Juedeeeer!
Kalau digambarkan dalam bentuk sebuah ilustrasi, kilatan halilintar mungkin sudah menyambar Vara dan membuatnya gosong seketika. Vara hampir tak percaya ayahnya mau menjodohkannya dengan seorang duda. Pasti ayahnya sedang bercanda. Mungkin ayahnya lagi melakukan prank, ada kamera tersembunyi, lalu saat Vara sudah menangis tiba-tiba ayahnya itu akan berseru: "Hahaha ...you just got pranked!"
Tapi sepertinya ayahnya benar-benar serius dengan ucapannya. Tidak ada kamera. Tidak ada rekayasa.
"Ayah nggak salah mau jodohin aku sama duda?"
Bimo mengangguk. "Memangnya ada yang salah dengan duda?"
"Jelaslah ... itu salah buat aku! Pokoknya aku nggak mau dinikahin sama duda itu!" Kekesalan Vara meledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Isvara
General FictionMenikah sama duda? Aduh, bagi Vara itu nggak banget! Vara punya prinsip, tidak akan pernah mau punya suami yang berstatus bekas orang lain. Sehingga ia sebisa mungkin menghindar dari rencana perjodohan yang sudah diatur ayahnya. Tapi ekspetasi Vara...