DUA-B

1.6K 274 18
                                    

Seorang security segera membuka pintu gerbang begitu melihat mobil yang dikendarai oleh Dika sudah menunggu di depan. Security itu memberi anggukan hormat kepada sang majikan. Mobil Dika kemudian melewati gerbang dan memasuki pekarangan rumahnya yang sangat luas.

Jarak antara pintu gerbang dengan rumah utama bisa dikatakan tidaklah dekat. Sehingga penghuninya lebih sering menggunakan golf car daripada berjalan kaki. Tak kurang ada empat golf car yang tersedia di kediaman ini.

Dika memarkir mobilnya di antara deretan mobil lain yang terbilang mewah, dan tidak akan bisa terbeli oleh orang dengan kemampuan finansial berstandar upah minimum. Dika melepas kacamata hitamnya dan menyelipkan benda tersebut pada bagian tengah kemejanya, kemudian melangkah menuju rumah utama.

Kediaman keluarga Sumayoda memang sangat luas. Hampir segala fasilitas tersedia. Mulai dari kolam renang, lapangan tenis, hingga lapangan golf pribadi pun ada. Yang menunjang segala aktifitas para anggota keluarga Sumayoda.

Seorang wanita muda membukakan pintu sambil mengangguk hormat pada Dika yang melenggang masuk ke dalam rumah. Bagian dalam rumah terlihat begitu mewah, dengan banyak perabotan yang tidak mungkin murah harganya. Menambah kesan kalau unsur kemewahan sudah melekat erat di kediaman salah satu orang terkaya di Indonesia itu.

Tangga menuju lantai atas memiliki desain yang artistik, karena dibuat melingkar menjadi dua bagian anak-anak tangga, dengan railing berhiaskan ukiran yang menambah kemewahan. Namun, Dika tidak melewati anak-anak tangga tersebut untuk menuju kamarnya di lantai tiga. Dika lebih memilih untuk menggunakan lift pribadi yang terhubung langsung dengan kamarnya. Ia lalu menekan kombinasi angka yang hanya dirinya saja yang tahu.

"Gimana calon istri Mas Dika? Suka nggak?" Suara seorang wanita menahan langkah Dika yang hendak memasuki lift.

Dika menoleh dan melihat sang adik berjalan ke arahnya bersama beberapa orang lainnya. Salah satu tangan wanita itu membawa keranjang yang di dalamnya terdapat peralatan berkebun.

"Kamu ngapain bawa-bawa itu ke dalam rumah?" Bukannya menjawab pertanyaan adiknya, Dika malah balik bertanya. Biasanya Nala melakukan kegiatan berkebunnya di area pekarangan bagian belakang dan juga greenhouse.

"Oh, ini," Nala mengangkat keranjang yang dipegangnya, "buat properti aja. Aku mau buat video sama tim di ruang kerja Papa."

Otomatis dahi Dika mengernyit dan Nala menangkap keheranan kakaknya itu.

"Memang nggak nyambung, sih, Mas. Tapi biar ganti suasana aja, makanya pinjam ruang kerjanya Papa," jelas Nala.

Dika mengerti, karena adiknya memang seorang youtuber yang cukup terkenal, yang sudah menjaring empat juta subscribers dalam kurun waktu dua tahun. Isi kontennya seputar dunia tanaman, yang memberikan edukasi mulai dari cara menanam, merawat, sampai trik supaya tanaman tumbuh dengan baik.

Tak hanya itu saja, Nala juga kerap melakukan perjalanan wisata ke berbagai kota dan daerah di Indonesia, pun luar negeri hanya untuk menemukan tanaman unik. Nala mengkreasikan konten vlog-nya dengan sangat baik. Apalagi ditunjang penampilan fisik Nala yang cantik, membuat channel Youtube wanita itu semakin digemari.

"Eh, pertanyaan aku belum dijawab. Mas Dika suka nggak sama calon istrinya?" Wanita yang tampak cantik meski tanpa makeup berlebih itu mengulang pertanyaannya.

"No comment," tandas Dika yang kemudian kembali hendak memencet tombol pada panel lift. Ia merasa kalau Nala kurang pas bertanya di saat ada orang lain bersama mereka.

"Atau jangan-jangan dia yang nggak mau, ya, sama Mas Dika," celetuk Nala lalu tertawa. Tim Nala pun terlihat menahan tawa.

Dika jadi tersindir, karena kenyataannya memang seperti yang dikatakan adiknya. Namun belum sempat Dika menanggapi, Nala sudah berjalan menaiki tangga. Lelaki itu lalu melangkah memasuki lift yang sudah terbuka.

Kamar Dika bukan seperti kamar seorang lajang pada umumnya. Terlalu besar untuk disebut kamar, tapi kurang tepat kalau dikatakan bukan kamar ketika ada tempat tidur yang menjadi pusat dari ruangan itu.

Sambil berjalan, Dika membuka satu per satu kancing kemejanya, melepasnya, lalu membuka pintu kamar mandi yang isinya juga didominasi unsur kemewahan. Butuh waktu kurang dari lima menit bagi Dika menyegarkan badannya dengan mandi, kemudian bersalin pakaian.

Dika memiliki walk in closet yang menyimpan semua pakaian, sepatu, maupun barang-barang pribadi lainnya dengan rapi. Penataannya didasarkan pada urutan warna, sehingga memudahkan Dika dalam memilih pakaian.

Ia bukan pengidap obsessive compulsive disorder ataupun pemuja kesempurnaan, yang membuat barang-barangnya harus ditata dengan tingkat kerapian level dewa. Namun, bukankah manusia memang menyukai bila segalanya berjalan sempurna?

Kata sempurma yang dulu sempat membuat Dika merasa menjadi laki-laki paling beruntung, saat ia mulai menemukan cinta dalam diri mantan istrinya.

Manika ...

Nama itu hingga sekarang masih sering berkeliaran dalam benaknya, meski ia sendiri sudah berusaha menumpulkan perasaan pada wanita itu. Menghapus Manika memang bukan perkara mudah. Banyak kenangan manis yang sudah mereka berdua jalani bersama. Sampai ada pahit  yang menghancurkan hubungan mereka.

Dika kerap merasa sepi berada di kamar ini. Kamar yang sebelumnya juga ada Manika. Tempat di mana ia merasa bahagia menghabiskan waktu bersama wanita tercintanya. Namun, sekarang hanya ada kekosongan yang menyergapnya setiap malam. Tak ada lagi pelukan hangat, bisikan manja, ataupun kecupan sayang yang biasa menyambutnya.

Sialan!

Ia merutuk dalam hati, karena merasa lemah saat tak mampu menyeret keluar Manika dari pikirannya. Terus saja begini. Seakan tak ada akhir dari kisah cintanya yang sudah kandas.

Keberadaan Vara menjadi pembuka jalan bagi Dika. Berharap rasa bersalahnya pada kedua orang tuanya akan bisa tertebus dengan menikahi wanita itu. Namun, lebih daripada itu, Dika sebenarnya memiliki alasan lain ketika menerima tawaran untuk menikahi Vara.

Sebuah alasan yang jawabannya ada pada saat  lelaki itu membuka laman salah satu situs berita online. Jarinya bergerak di permukaan layar ponsel. Bergulir pada satu judul artikel, yang telah ia simpan sejak awal kemunculan pertama kali berita tersebut.

Supermodel Manika Timothy Siap Dinikahi Oleh Seorang Pengusaha Tahun Depan

Dika menggenggam ponselnya dengan kuat. Setiap membaca kabar tersebut, ia merasa harus bergerak lebih cepat dari Manika.

••☆••

Hmmm... kenapa ya Dika sampai bercerai dengan Manika?


Vote-nya jangan lupa, ya 😊

Terima kasih ❤

Loving IsvaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang