Yunho tiba-tiba menghentikan langkahnya. "Mungkin di lain waktu, Seonghwa bakal nyeritain lebih banyak tentang Hera, karena Seonghwa pun punya banyak andil dalam pengobatan Hera," ucapnya. "Mau balik? Mungkin kamu mau liat anak mereka?"
Aku mengangguk. Kami pun berputar, kembali ke titik awal kami. Di perjalanan pulang ini, Yunho bagai berubah 180 derajat. Ia lebih diam dari sebelumnya yang banyak bercerita.
"Anak mereka lahir prematur, kalau gak salah baru tujuh atau delapan bulan," ucap Yunho tiba-tiba. "Tadinya aku berencana ngumpetin Hera, setidaknya sampai anak mereka lahir. Kita khawatir anak mereka lahir tanpa ayahnya, tapi ternyata sekarang dia besar tanpa ibunya."
Kalimat terakhir Yunho benar-benar menorehkan luka besar di hatiku. Hidup tanpa orang tua, aku tahu benar bagaimana rasanya. Aku bisa jadi lebih beruntung karena besar di Earl Coast, meskipun tanpa tahu menahu siapa orangtua kandungku, karena ada banyak anak-anak lain yang bernasib sama denganku. Namun, bayi kecil itu, bahkan posisinya kini sudah cukup berbahaya.
"Terus gimana bayinya? Siapa yang bakal ngurus?" tanyaku.
"Aku belum sempet ngomongin itu sama Mingi, kamu bisa lihat sendiri gimana Mingi masih berkabung," jawab Yunho. "Rumah ini satu-satunya tempat yang, setidaknya, tersembunyi dari orangtua Mingi. Mungkin selama beberapa hari kita akan tinggal di sini."
Ucapan Yunho menyandarkanku bahwa kami telah sampai di tujuan kami. Aku menengadahkan kepalaku menatap rumah itu; merasa iba sekaligus khawatir karena mereka harus hidup berpindah-pindah.
Pria itu menolehkan kepalanya ke kanan-kiri. "Kayaknya Seonghwa masih sama Mingi. Ayo, aku ajak kamu ketemu anak mereka," ajak Yunho.
Yunho mengajakku ke sebuah kamar yang terletak di sisi paling belakang. Setelah kulihat-lihat, ternyata ada mobil lain berukuran besar di dekat pintu belakang, barangkali sebagai kendaraan darurat kalau-kalau ada hal yang tidak diinginkan. Pria itu membuka pintu kamar secara perlahan, tampak seorang anak laki-laki lain di sisi seorang bayi yang tertidur.
"Itu James, adiknya Hera," ucap Yunho, "dan itu, anak Hera dan Mingi."
Mendengar suara Yunho, James lantas menolehkan kepalanya. Matanya merah, sangat sembab seperti Mingi. Aku mengerti, bagaimana pun juga, ia adalah adik kandung mendiang Hera.
"Hai," sapaku ramah pada James.
Aku melangkah masuk mendekati laki-laki itu. Matanya bagai tak lepas menatap setiap langkah yang kupijak. Aku memilih untuk singgah di tepi kasur, tepat di sebelah James.
"Kakak... adiknya Dokter Seonghwa, ya?" tanya laki-laki itu dengan suara bergetar.
"Iya," jawabku. Sesungguhnya aku tidak tahu harus menjawab apa apabila ditanya sebagai adik dari Kak Seonghwa, tetapi pria itu berpesan agar aku menjawab "iya" saja.
"Kamu laki-laki yang kuat, kakak kamu pasti bangga sama kamu," ucapku seraya menggenggam tangan James. "Jangan terlalu banyak nangis, nanti kakak kamu ikut sedih."
"Dokter Seonghwa orang baik...," cicit James lirih. Laki-laki itu memaksa untuk tersenyum, meski matanya berkilat basah, "dia berkali-kali nolong aku dan kakak. Setidaknya karena Dokter Seonghwa, aku masih hidup sampai detik ini... dan kakak...."
Pandangan mata James beralih menatap bayi yang tertidur tenang di sebelah laki-laki itu. "Matanya sipit, mirip Mingi, tapi hidung dan bibirnya mirip Kak Hera," air mata James akhirnya jatuh, "aku kira cukup aku sama kakak yang hidup tanpa orangtua, tapi little Song jugaㅡKak Hera bahkan belum sempat ngasih dia nama."
Tanganku bergerak merengkuh James. Laki-laki itu kian terisak ketika aku memeluknya. Aku mungkin tidak akan bisa sekilas saja menggantikan figur Hera untuk James, tetapi ingin sekali aku memeluk laki-laki itu selama yang aku bisa.
Sesekali, aku melirikkan mataku pada little Song. Bayi itu tidak tahu apa-apa, tetapi sudah harus menerima cobaan serumit ini. Ya, hidung dan bibirnya mirip Hera, meskipun aku hanya bertemu dengan mendiang Hera sesaat saja kala itu.
"Aku takut banget orang itu datang lagi," ucap James sambil melepaskan pelukannya padaku, "aku takut little Song juga mengalami hal yang sama. A–aku, aku gak bisa kehilangan little Song, setidaknya masih ada bagian dari Kak Hera hidup di dalam dirinya."
Aku tersenyum kecil dan membelai lembut rambut James, "Kak Yunho pasti ngelindungin kalian, kan? Juga Ayahnya pasti gak akan biarin siapa pun nyakitin little Song, begitu juga kamu."
"Rachel," Kak Seonghwa dan Yunho tiba-tiba muncul dari celah pintu kamar, "ayo pulang, sudah larut malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPTY SPACE ─ Seonghwa ATEEZ
Fanfiction[ ON HOLD ] Dokter Seonghwa itu terlalu kaku, aku tidak akan heran jika ia akan "sendirian" sepanjang hidupnya. - side story 'Rewrite the Stars'. Originally written by Penguanlin, 2020.