yaallah astaghfirullah aku ga update sebulan.
"Bye, Kak Nath, aku duluan!"
Sebelum pintu MRT tertutup, aku melambaikan tanganku pada Kak Natasha. Aku turun terlebih dahulu, sedangkan perempuan itu perlu menempuh tiga stasiun lagi untuk pulang. Begitu kereta kembali berjalan, aku berbalik, keluar dari stasiun dengan kantung plastik berisi buku beserta makanan ringan di kedua tanganku.
Aku memutuskan kembali ke toko buku dan membeli beberapa novel untuk mengisi waktu luangku. Juga berbagai macam jajan jalanan yang kubeli, kupikir bukanlah sebuah masalah besar selama Kak Seonghwa tidak melihatnya. Hey, toh pria itu tidak memiliki hak untuk menentukan apa yang boleh dan takboleh aku makan.
Jarak dari stasiun menuju apartemen tidak terlalu jauh. Cukup dengan lima belas menit berjalan kaki, aku sampai di depan pintu flat kami. Seperti hari-hari biasanya, tak terdengar begitu banyak kehidupan di sekitar flat, toh memang Kak Seonghwa hampir tidak pernah pulang.
"Rachel,"
Jantungku hampir terjatuh dari tempatnya, saking terkejutnya. Kak Seonghwa, entah bagaimana tiba-tiba pemuda itu muncul di sofa ruang tengah. Aku segera melayangkan pandanganku pada jam yang tergantung di dinding; masih pukul empat sore, mengapa pria ini sudah ada di rumah?
"Itu Kak Seonghwa beneran??" tanyaku was-was. Siapa tahu kewarasanku mulai mengabur, kemudian sosok yang ada di depan mataku ini hanyalah bayang-bayang dari Kak Seonghwa?!
Mendengar pertanyaanku, sosok itu tiba-tiba tertawa. Awas saja jika sosok itu berani macam-macam, akan 'ku lemparkan buku-buku tebal di tanganku ini!
"Haha, ya saya beneran lah," jawabnya. "Udah berapa bulan kamu tinggal sama saya, tapi gak inget muka saya?"
Baiklah, sosok itu mungkin adalah Kak Seonghwa yang asli. Namun, sungguh, melihat kemunculan Kak Seonghwa di flat, apalagi sesore ini, adalah hal yang begitu mustahil selama aku tinggal bersamanya. Kau ingat, saking sibuknya Kak Seonghwa, pria itu barangkali lupa caranya bernapas dengan lega. Syukurlah ia masih ingat jalan pulang.
Aku berjalan mendekat dan mendudukkan diri tepat di sebelah pria itu. Mataku memperhatikan penampilan Kak Seonghwa dari atas sampai bawah; kaus dan celana olahraga. Aku hampir tidak ingat pria itu memiliki pakaian sejenis kaus, kukira semua pakaian di lemarinya hanyalah kemeja.
"Kakak tumben udah pulang? Perasaan baru aja sampe di rumah sakit," ucapku.
"Disuruh libur, katanya saya udah kebanyakan kerja. Pimpinan rumah sakit takut kamu gak keurus gara-gara saya terlalu sibuk," jawabnya.
Baiklah, dahiku berkerut. "Jangan body swimming ya, Kak! Orang kurus tuh belom tentu penyakitan!" omelku. "Kurus-kurus gini juga pemberian Tuhan."
"Body swimming tuh apa? Body shamming, kali," koreksi pria itu. "Saya kan gak ngehina, saya cuma ngasih tau apa yang pimpinan bilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPTY SPACE ─ Seonghwa ATEEZ
Fanfiction[ ON HOLD ] Dokter Seonghwa itu terlalu kaku, aku tidak akan heran jika ia akan "sendirian" sepanjang hidupnya. - side story 'Rewrite the Stars'. Originally written by Penguanlin, 2020.