8. sosok hera di mata kak seonghwa

1.1K 241 23
                                    

Untuk terakhir kalinya, aku menatap wajah sayu James dan mengusap pelan puncak kepalanya. "Aku pulang dulu, ya? Jaga diri kamu," ucapku pada laki-laki itu.

Mata James kembali berkaca-kaca. Selama beberapa saat, tangannya yang bergetar memegang erat pergelangan tanganku, lalu ia lepaskan. Entah mengapa, aku merasa laki-laki itu masih ingin menahankanku di sini, mencegahku untuk pulang.

"Kakak juga," ucap James.

Aku menganggukkan kepalaku dan berjalan mendekati Kak Seonghwa. Di sofa, tampak Mingi yang terduduk dengan tatapannya yang kosong, tetapi kemudian berdiri menghadapku ketika aku mendekat.

"Kami pulang dulu, kalian bisa berkunjung kapan saja ke rumah kami," ucap Kak Seonghwa pada Mingi dan Yunho.

Mingi hanya menganggukkan kepalanya dalam diam, kemudian kembali termenung. Rasanya menyedihkan sekali melihat sosok Mingi, pasti berat sekali ditinggalkan orang yang ia cintai saat keduanya benar-benar dimabuk cinta.

"Hati-hati, jalanan udah mulai gelap," pesan Yunho.

"Iya," balas Kak Seonghwa.

Yunho dan Mingi mengantar kami sampai ke depan rumah. Di dalam mobil, bahkan setelah kami pergi lumayan jauh dari rumah mereka, Kak Seonghwa berulangkali menghela napasnya.

"Hera itu salah satu dari sekian banyak wanita hebat yang pernah saya temui. Hera mengajarkan saya untuk gak melihat dunia hanya dari satu sisi," ucap Kak Seonghwa, tanpa mengalihkan fokusnya dari jalan. "Saya tau, gak baik ngomongin tentang orang yang udah tenang, tapi, yah, she show me both the worst and the best."

Dahiku berkerut. "Maksudnya?" tanyaku.

"Hera itu sangat tulus, terlepas dari bagaimana masa lalunya. Saya gak akan cerita tentang masa lalunya karena saya pun gak tau banyak. Hera sama Mingi itu terjebak situasi. Mungkin seharusnya mereka gak saling jatuh cinta, tapi keduanya justru membuat situasi yang memungkinkan mereka untuk jatuh cinta," jelas Kak Seonghwa. "Hera itu sangat berani, dalam maksud baik, karena memprioritaskan James di atas apa pun, itu sebabnya dia bisa punya cerita sama Mingi."

Sejujurnya, aku tidak begitu memahami ucapan Kak Seonghwa. "Kak Yunho bilang, Kakak membantu banyak di penyembuhan Kak Hera. James pun bilang begitu," ucapku. "Emang mereka kenapa?"

"Ah, itu," Kak Seonghwa terbatuk, "Pertama saya kenal Hera itu dari James. Dia punya tumor dan komplikasi kecil di ginjalnya. Waktu itu, Hera gak punya uang, jadi Mingi datang dan membiayai mereka. Sejak saat itu, perjanjian antara Hera dan Mingi dimulai."

"Dan perjanjian, dalam tanda kutip, itu yang bikin Kak Hera dan Kak Mingi jatuh cinta?" aku menyimpulkan, "terus, apa lagi?"

"Waktu itu, Hera sempat diculik sama lawan bisnis Mingi. Dia bahkan ditembak; ada dua luka tembak, kalau saya gak salah ingat. Itu kali pertama saya merawat Hera. Karena dia pasien penting, Hera juga jadi tanggung jawab saya sepenuhnya," ucap Kak Seonghwa panjang lebar, "terus, pas kemaren di IGD, saya juga yang mimpin operasinya. Lagi-lagi, luka tembakan, kali ini jumlahnya sangat banyak. Karena banyak kehilangan darah, Hera gak bisa diselamatkan, tapi untungnya bayinya selamat, meskipun prematur."

"Sebentar," aku menginterupsi, "James bilang, Kak Hera belum sempat ngasih bayinya nama?"

Kak Seonghwa mengangguk, "Iya, barangkali Mingi juga sibuk banget waktu itu. Bayinya laki-laki, seharusnya jadi pewaris Mingi, kalau semesta mengizinkan. Kita gak pernah tau akan gimana masa depan anak itu, kan?"

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku. Mengingat kisah Kak Seonghwa tentang "tembakan" di tubuh Kak Hera, aku bisa menyimpulkan bahwa posisi bayi itu lebih mengkhawatirkan daripada bayanganku sebelumnya. Siapa yang tega mengangkat senjatanya pada seorang bayi yang bahkan tidak tahu apa-apa?

"Kak Yunho juga bilang, ayahnya Kak Mingi gak setuju sama hubungan mereka. Apa beliau ada hubungannya juga sama kematian Kak Hera?" tanyaku lagi.

Kak Seonghwa kembali menghela napas, "Saya gak berani bilang, karena mereka juga gak cerita secara gamblang. Ada kemungkinan, ya, mengingat keluarga Mingi itu punya banyak materi, sedangkan Hera sebaliknya. Latar belakang wanita itu gak terlalu baik, meskipun saya juga gak punya hak untuk menghakimi."

"Ah, Kak Mingi pasti cinta banget sama Kak Hera, makanya dia sehancur itu," gumamku.

"Betul," sahut Kak Seonghwa, "bagaimana pun, saya tau rasanya ditinggalkan. Tanggung jawab Mingi sekarang semakin besar, dia gak cuma harus membesarkan James, tapi dia juga seorang ayah sekarang. Saya cuma bisa berharap, semoga Mingi bisa melindungi anaknya."

note

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

note. aku ga pernah bilang empty space bakal update setiap hari, jadi jangan ditunggu (padahal gada yg nunggu ue ue ue)

 aku ga pernah bilang empty space bakal update setiap hari, jadi jangan ditunggu (padahal gada yg nunggu ue ue ue)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EMPTY SPACE ─ Seonghwa ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang