Kisah Tian (Jakarta) 1.

5.9K 252 10
                                    

Seharusnya aku bisa hidup bahagia setelah Pembalasan yang kulakukan pada suamiku yang berkhianat dan juga selingkuhannya.

Itulah alasan yang membuatku berada dikota ini. Kota yang dipenuhi cahaya lampu saat malam, kota yang amat sibuk dan padat penduduk. Kota impian berjuta umat untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Pada kenyataannya, aku masih saja tidak bahagia, semuanya tak seindah film romance yang biasa ku tonton. Happy ending, hidup senang, betemu pria kaya raya, gagah dan setia seperti Darius Sinatria.

Kenyataannya aku masih saja bersedih dan terluka. Semua kenangan buruk itu selalu datang di mimpi-mimpi malamku. Adegan demi adegan buruk kembali direka ulang dalam istirahat malam ku.

Hampir disetiap malam sejak kedatangan ku di ibu kota, tiap kali mataku terpejam ilustrasi penghianatan dan kejahatan Arya selalu datang, aku tidak pernah bisa tidur nyenyak.

Beberapa Minggu belakangan aku tersentak pukul satu malam, bahkan dalam Minggu ini aku terjaga pukul dua malam. Ada apa ini.

°°°

"Mba hari ini bintang di titip lagi??

Suara Cantika pagi itu membuyarkan lamunanku.

"Ha..... Apa..., Iya rencananya begitu Tika, hari ini mbak kan ada panggilan kerja...."

"Semoga kali ini rezeki mbak ya...."

"Aamiin....."

Cantika memelukku. Pagi ini aku akan berangkat untuk interview kerja untuk yang kesekian kalinya, sejak tiga bulan lalu aku berada di Jakarta.

Tiap kali ada panggilan kerja, bintang selalu ku titipkan di Jasmin day care. Tempat penitipan anak yang berada tak jauh dari rumah. Tempatnya nyaman dan bersih, setiap anak diurus oleh satu Nany, walaupun disana sudah disiapkan makanan dan snack untuk anak. Aku tetap saja membuatkan bintang makanan dari rumah. Berjaga kalau saja bintang makanya belum kenyang.

Kembali ke permasalahan kerja.

Entah mengapa.....

Setiap kali aku mengirimkan lamaran kerja ke beberapa perusahaan yang membuka lowongan, hampir semua tertarik melihat CV yang ku kirimkan via email. Mungkin Karena aku memiliki pengalaman kerja cukup baik selama empat tahun belakangan.

Panggilan awal akan dilanjutkan hingga psikotes, tes kemampuan lainya, kemudian selalu saja mentok pada interview HRD. Selalu.....

Entah kenapa, Sepertinya HRD memiliki insting yang kuat hingg bisa melihat garis sendu di mataku atau di jiwaku. Apa yang salah.... Entahlah......

Aku hanya bisa menarik nafas dalam setiap kali melihat email hasil kelulusan interview itu. Namaku tidak pernah ada tercantum disana.

Semoga kali ini berbeda

°°°

Aku melangkah perlahan dengan heels hitam dan stelan midi dress kerja warna hitam, masuk kedalam gedung yang alamatnya tertera didalam email pemberitahuan kemaren sore.

Masih satu jam lagi.

Kulihat disekitar, beberapa pelamar lain juga sudah berada disana, ada yang tengah asik bercerita di salah satu sofa ruang tunggu. Ada juga yang melihat jam tangan sambil menghapal sesuatu, mulutnya komat-kamit tiada henti tampa mempedulikan orang disebelahnya yang merasa risih

Kuambil nafas panjang. Berjalan ke arah sofa panjang yang masih kosong disudut kiri ruangan. Lalu mencoba duduk dengan tenang.

"Ya Tuhan.... Semoga kali ini berhasil, mudahkanlah...." Aku berdoa dalam hati dengan penuh harapan. Berharap kali ini bisa menemukan lagi titik terang di hidupku yang baru.

Aku harus bekerja untuk Bintang dan calon bayi dalam kandungan ku. Cuma aku yang mereka punya saat ini. Aku tak mau hanya berharap dan menggantungkan diri pada sisa tabunganku dan juga uang yang Arya kirim.

Tolong aku Tuhan.

Drrrrrr...

Sebuah getaran terasa dari dalam tas ku, yah dari dihandphone ku, segera kulihat..., ternyata sebuah pesan masuk.

Pesan dari nomor baru.

Dari: +628xxxxxxxx77

"Hai..... Gimana kabar Lo.... Ckckck kasian banget ya lo.... Demi orang lain, Arya rela ninggalin lo.."

°°°°







GOOD BYE.. MY BAD HUSBAND (Kelanjutan Kisah Tian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang