Selamat Tinggal Yogyakarta 7.

1.9K 157 12
                                    

Pagi ini aku pamit jua pada Uda, mbak Ina, Bara, dan si kecil Anin. Randi sudah pergi sekolah dan Latif ada kuliah pagi.

Aku melangkah masuk kedalam bandara sembari mendorong stroller Bintang. Yah... setelah pelukan terakhir dengan mbak Ina.

Selamat tinggal kota Yogya. Terimakasih telah memberikan begitu banyak ilmu dan motivasi untuk langkah selanjutnya.

Terimakasih keluarga ku tersayang, begitu banyak dukungan nyang kalian berikan padaku, bintang dan kandungan ini.

Semoga kakiku lebih kuat melangkah setelah ini, yah... Walaupun jalan didepan akan semakin terjal dan penuh duri.

°°°°

Tiga jam berlalu, perjalanan dari Yogyakarta ke kota bunda dan Bapak ku. Akhirnya pukul 02:00 siang, aku sampai juga di terminal kedatangan Dikota kecil penuh kenangan manis ini.

Kulihat lambaian tangan bunda dan Bapak disana..., Ku dorong stroller bintang sekuat tenaga, aku ingin segera berada di dekapan orang tuaku.

Tangis kami pecah jua saat berpelukan, tangisan kerinduan dan kepedihan menjadi satu. Hanya tangisan yang tertahan ini yang bisa mengungkapkan betapa dalamnya kerinduan dan kesakitan kami sekeluarga.

Setelah puas menangis. Bapak dan ibu menemaniku untuk sholat zhuhur di mesjid terdekat. Kemudian kami kembali melanjutkan perjalanan. Butuh waktu dua jam dari bandara kerumah orang tuaku.

Perutku sudah sangat keroncongan, akhirnya sebelum melanjutkan perjalanan, kami makan dulu ditempat makan langganan yang biasa kami kunjungi. Beruntung bunda sudah menyiapkan makanan untuk bintang. Ia sudah disuapi dahulu oleh bunda sebelum pesanan kami datang.

Pukul 05:00 sore akhirnya aku sampai juga dirumah masa kecilku ini. Rumah tempatku tumbuh bersama adik-adikku.

Kulihat wajah Lara dan Dayat menyambut kami di pekarangan rumah. Baru saja ku bayangkan, wajah adik-adikku sudah berada sangat dekat denganku.

Dalam perjalanan tadi bunda sudah bilang, kalau Lara masih sekolah, jadi tak bisa menjemput ku, sedangkan Dayat baru mulai magang di bengkel otomotif, dia malu untuk meminta izin pada bosnya, yah... dia baru juga kerja tiga Hari.

"Mbak Tian..... Bintang.... Kangen.."
Ucap lara dan Dayat bersamaan sore itu, kemudian memeluk ku sangat erat

Setelah memelukku, mereka dengan cepat langsung beralih mencium dan menggoda bintang di gendongan bunda

" Ih... Udah gede ajaa kamu bintang.... Udah bisa jalan belum? Tanya lara sambil mencubit manja kaki bintang

" Udah dong aunty lara....." jawabku tersenyum.

"Jadi gimana rasanya kerja di bengkel ... Pak de Dayat??" Tanyaku pada Dayat yang nyengir saja dari tadi

"Kok pak De, uncle aja napa.... Capek mbak... Tanganku pada luka-luka...nih liat Wajahku jadi jerawatan... " Ucapnya serius sambil mematut dirinya di kaca mobil

"Hu....... " Timpalku dan lara bersamaan

"Dasar anak manja...gitu aja udah ngeluh..jadi laki-laki emang kudu gitu... " sahutku menimpuk lagi kepalanya dengan handuk bintang di tangan ku

"Bunda... Liat aku diserbu fans fanatik" jawabnya lagi kepedean

Aku dan lara jadi sangat geram pada Dayat. Kami segera menimpuk nya lagi. Bunda dan Bapak hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat ulah kami.

Setelah bercengkrama, bercanda bermain bersama bintang. Dayat dan lara mulai membantu ku mengeluarkan barang bawaan dari bagasi mobil, Dayat kemudian mengangkat lagi koper kekamar ku.

GOOD BYE.. MY BAD HUSBAND (Kelanjutan Kisah Tian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang