Pagi Senin itu, ku tetapkan hati menutupi auratku. Mulai berjalan ke depan dengan diriku yang baru.
Sejak obrolan manis dimalam itu, kami jadi sering pergi ke pengajian bersama setiap minggunya. aku, Tika, Tiar, Nurul dan tidak ketinggalan sikecil Bintang yang bisa duduk tenang di awal pengajian, lima menit kemudian berlarian di sekeliling ruangan masjid yang cukup luas.
Beruntung ada batas kayu yang tinggi pembeda shaf pria dan wanita. Jadi tidak sungkan dan tidak terlalu repot mengikuti pergerakan bintang yang mulai lincah
Hari-hari ku menjadi lebih tenang di banding sebelumnya, ada sisi yang mulai terisi setelah sangat lama kosong, yah... rohani ku.
Setelah pengajian selesai, kami mengobrol bersama, Tiar mengatakan lusa ada pengajian di Musholla dekat rumahnya, ia menawari kami untuk ikut serta.
Tika minta maaf tidak bisa ikutan karena kerja, kak Nurul juga ada kepentingan mendesak, tersisa hanya aku dan Tiar, aku segera menerima tawaran itu, untuk seorang yang masih menganggur seperti ku, mengisi hari dengan ilmu agama jauh lebih baik dari pada mengingat masa lalu yang...., Sudah lah tak penting lagi
°°°°
Siang itu handphoneku berdering, kulihat di layar ternyata panggilan dari bunda.
"Assalamualaikum bunda...."
"Waalaikumsalam Tian... Kamu sama bintang apa kabar?? Gimana hasil interview kerja kemaren?
"Oh iya bunda... Belum keluar hasilnya bund...."
"Tian... Mau sampai kapan kamu di jakarta terus....? Kalau kali ini masih gagal pulang aja ya... Bunda udah kangen sama kalian.... "
Perkataan bunda kali ini terasa menyentil, semuanya terasa begitu dilema dihatiku, tapi ada benarnya juga... Apa yang harus ku lakukan lagi dikota ini, jika hasilnya masih saja gagal. Tabunganku sudah mulai menipis, bahkan nyaris habis.
"Ya bunda.... Tian pikir dulu ya.... Sebenarnya Tian senang disini, banyak ilmu baru yang Tian dapat bunda...."
"Ya bunda ngerti... tapi gak enak ngerepotin Tika Mulu nak....., Oiya hampir saja bunda lupa, Uda dan Mbak Ina kemaren telepon, mereka nunggu kamu di Yogya. Sebelum kamu pulang... Mainlah kesana.... Mereka sudah berkeluarga, banyak hal bisa kamu tanyakan... Ya Tian..., Ntar bunda kirim nomor mereka, kamu telepon ya....."
"Oh begitu.... Ya bunda...,besok atau lusa Tian hubungi..."
Setelah itu Sambungan bunda pun terputus. Tak lama bundapun mengirimkan pesan, dua contack baru.
Kubuka lagi emailku, memastikan Apakah hasil interview telah keluar. Ternyata...., masih belum juga. Saat asik melihat email satu pesan masuk
"Tian.... Aku rindu bintang... Boleh aku minta vidio call sekali aja..."
Arya mengirimi ku pesan, setelah tiga bulan ini ia menghilangkan seperti ditelan bumi, Minggu lalu hanya wanitanya yang menggangu ku. Kali ini giliran Arya. Apalagi rencana mereka.
Sepertinya aku harus berganti nomor baru. mereka selalu saja mengusikku, kapan aku bisa tenang dan benar-benar move on.
Beruntung sore ini Tika pulang lebih cepat dari biasanya. Ia terlihat sangat gerah, Tampa banyak omong seperti biasa, tiba-tiba ia langsung membawa handuk berjalan ke kamar mandi. Yah hari ini memang cuaca Jakarta sangat panas dan terik. Sepertinya Tika sudah sangat meleleh.
"Dek keluar yok.... Mbak mau beli simcard baru, capek mbak... Diterror Mulu...."
Ucapku saat Tika selesai mandi dan bertukar pakaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD BYE.. MY BAD HUSBAND (Kelanjutan Kisah Tian)
Romancerang #1 jalan hidup Hai semua.... Terimakasih untuk semua dukungan kalian. Setelah beberapa coment yang kalian kirim. Akhirnya cerita ini lebih dulu dipublish. cerita ini berisi kelanjutan kisah Tian, buat yang baru baca, silahkan baca dulu bad hu...