Sore itu akhirnya aku melangkah juga di Bandara Adisucipto. Ku dorong stroller keluar terminal kedatangan, dibantu petugas yang membawa koper ku. Dari kejauhan Kulihat lambaian tangan seseorang yang amat ku kenal berada disana, Latif dengan wajahnya yang brewokan.
Latif adalah adik sepupuku yang sedang berkuliah di kota pelajar ini. Ia tinggal bersama Uda dan Mbak Ina.
" Tu Disana adek saya pak.., terimakasih ya bapak..., bantuannya." Sahutku pada petugas bandara tersebut
"Ya mbak sama-sama"
Kemudian petugas tersebut pergi meninggalkanku, sementara Latif berjalan ke arahku.
"Hai bintang... Hai kak Tian... Selamat datang di Yogyakarta...." Sambutnya dengan senyuman manis kemudian menarik koperku, berjalan bersama ku, kearah mobil untuk berangkat kerumah Uda dan Mbak Ina.
Satu jam perjalanan akhirnya kami sampai juga di rumah Uda dan Mbak Ina, rumah nan luas, terdiri dari tiga lantai, asri dan sangat lekat nuansa seninya, ya karena Uda adalah seorang pelukis. Karya-karya uda sudah sampai ke penjuru dunia, hampir setiap bulan Uda pergi pameran lukisannya di luar Negri, baik itu pameran tunggal atau kolaborasi beberapa pelukis ternama lainnya, pamerannya terkadang di Jerman, Australia, Selandia Baru, Hongkong, Korea, dan banyak negara lainnya.
Karena hampir setiap bulan Uda pergi selama dua Minggu, keberadaan Latif sangat membantu di rumah ini, Mbak Ina jadi ada temannya, dan ada yang menolong saat ia harus mengantar anaknya bersekolah dipagi hari. Atau memperbaiki atap dan bagian lain di rumah yang rusak.
Sebenarnya tidak hanya Latif, ada adik sepupuku randi juga tinggal disini. Dia bersekolah disini, jadi ia juga menemani mbak Ina selama Uda bepergian.
"Hai Tian..., Hai bintang....... Akhirnya sampe juga di yogya ya......" Sambut Mbak Ina dengan suaranya yang ceria sore itu kemudian memelukku
"Iya mbak.... Maaf ya aku bakal ngerepotin mbak ni selama disini......" Ucapku sesaat setelah berpelukan
"Ih.... Kamu ini, mana ada ngerepotin...."balasnya lagi
"Eh ini Bara dan Anin ya, bara udah gede ya.... " Sahutku lagi saat melihat kedua ponaan ku yang sudah lama tak bertemu
" Iya donk Tante..." Sahut mbak Ina
kemudian tangan kecil Bara dan Anin menyalamiku. Bara ternyata akan masuk sekolah dasar. Setelah bara bercerita tentang sekolahnya. Kulihat Anin terlihat sangat imut dengan baju princess-nya, Anin sudah berumur 2 tahun, yah.., cuma selisih satu tahun dengan Bintang.
"Anin manis banget ya mbak...." Ucapku pada mbak Ina dan tersenyum kearah Anin. Anin tampak tersipu malu.
Kemudian Kulihat Uda turun dari studio lukisnya.
"Eh udah nyampai ya.... Tian sama bintang...
"Sudah Uda....."
Jawabku kemudian menyalami Uda. Tak lama Randi keluar dari kamar. Kamipun bersalaman dan berbincang-bincang.
Hari sudah semakin sore, Latif sudah meletakkan koperku dikamar yang sudah disiapkan mbak Ina untukku. akupun segera mandi dan juga memandikan bintang.
Setelah bertukar pakaian, kami kemudian keluar kamar, Mbak Ina tampak menyuapi Anin dan bara diruang makan, ia juga segera menyuruhku bergabung. Tampa pikir lama mulai ku suapi bintang makanan yang sama dengan Anin, makanan yang telah dibuatkan Mbak Ina.
Setelah para anak makan dengan kenyang. Para Ibu mulai menyantap makanan hangat di meja makan. Selesai makan kamipun bercakap- cakap. Tak lama uda, Latif dan Randi menyusul kami diruang makan makan. Banyak cerita yang kami bahas setelah sekian tahun tak bertemu, cerita berhenti saat magrib tiba, setelah sholat dan makan malam obrolan kami bersambung lagi hingga tak terasa sudah pukul 09:00 malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD BYE.. MY BAD HUSBAND (Kelanjutan Kisah Tian)
Romancerang #1 jalan hidup Hai semua.... Terimakasih untuk semua dukungan kalian. Setelah beberapa coment yang kalian kirim. Akhirnya cerita ini lebih dulu dipublish. cerita ini berisi kelanjutan kisah Tian, buat yang baru baca, silahkan baca dulu bad hu...