Sebuah pertemuan yang sangat mengejutkan di pesta pernikahan Hana, ya.. pertemuan dengan Arya dan wanitanya yang tengah memeluk erat seorang bayi.
Sungguh, ini hal yang tak pernah terduga oleh ku sebelumnya, arya sangat pandai menyembunyikan Semuanya. Ia masih saja berbohong, mengatakan tidak ada lagi hubungan dengan wanita itu, tapi pertemuan ini menguak sebuah fakta baru, fakta yang cukup membuka lagi kotak luka dimasa lalu.
Aku segera berlari kecil menuju pentas tempat Hana dan mas Gani berada, beranjak cepat tampa mempedulikan tatapan memelas Arya dan sirat kecemasan di wajah wanita itu.
Tak lama aku sudah berada di dekat Hana. Ku tarik Hana dalam pelukanku
"Han... Arya Disni.. dia sama wanita itu, mereka udah punya bayi, lo yang ngundang mereka ya..?? Bisikin cepat di telinga Hana
Hana terkaget dan hampir saja reflek mendorong ku saat mendengar bisikan mengenai tamu undangannya..
"Apa.... Gak pernah gue ngundang dia Tian.. gila aja!!" Matanya kemudian mencari sosok Arya dan perempuan itu dari atas panggung. Tampa menunggu lama ia segera menarik mas Gani dan berbisik
"Mas... mas kenal Arya? Perempuan disebelahnya yang pake dress kuning lagi gendong bayi... Kenal? Siapa yang ngundang dia? Hana menyerbu pertanyaan dengan cepat
Mas Gani yang tengah asik bersalaman dengan tamu, tiba-tiba menjadi terpaku melihat perlakuan hana... Kemudian mulai memperhatikan seksama siapa yang di maksud Hana
"Oh.. Auro...
"Jangan sebut nama itu.."potong Hana dengan wajah galak
"Kenapa emangnya?? Dia tetangga dekat Mama papa.... Kamu kenal dia?? Itu mama yang undang... Dia datang sama suami dan anaknya tuu...." Ucap mas Gani polos
Aku dan Hana memandang lekat mas Gani. Ada tatapan kemarahan yang tak bisa dimengerti olehnya, aku dan Hana sangat shock dan tak bisa berkata- kata untuk beberapa saat.
"Mas tau.. perempuan itu pelakor..., yang mas bilang suaminya itu, itu suaminya Tian, mereka baru cerai resmi delapan bulan lalu, eh... mereka udah punya anak aja.."ucap Hana dengan emosi yang tertahan
"Ha yang bener?? Aku kira dia masih lajang saat nikahin Rora.. Maaf ya Tian.. saya gak tau" ucap mas Gani dengan kaget dan tatapan merasa tidak enak
"Mas kita butuh penjelasan....." Ucap Hana lagi
"Begini saja... bentar lagi kita istirahat mau ganti baju adat kan, kita cerita disana saja ya sebelum ganti baju... Gak enak orang udah banyak yang antri" ucap mas Gani kemudian
Aku han Hana segera mengangguk.
Lima belas menit berlalu, tibalah waktu untuk Hana dan mas Gani akan mengganti baju adat, Hana segera melirikku yang tengah duduk di kursi tamu untuk mengikutinya, ku alihkan mataku ke sekililing sebelum masuk keruangan lain mengikuti Hana, Arya dan wanita itu sudah tak tampak lagi disana.h
°°°°
Malam ini, mataku enggan berkompromi untuk terpejam, lagi-lagi kabar mengenai Arya dan wanita itu masih saja mengusikku
"Tian... Kamu udah sholat??
Suara lembut bunda membuyarkan lamunanku
"Eh bunda.... Udah tadi bund..."
"Terus kok belum tidur... Kepikiran Hana?? Lah dia kan sudah bahagia.. doakan yang terbaik ya... Udah sana tidur..."
" Insyaallah selalu didoakan bund.... , Bunda...mmm.. Tadi aku ketemu Arya disana...."
"Oh... Itu yang buat kamu gak bisa tidur... Lah tiap dua Minggu juga kan ketemu....."
"Masalahnya bukan itu bunda.... tadi Tian ketemu Arya sama perempuan itu, mana dia udah punya bayi lagi...."
"Beneran....?? Ya sudah lah Tian... Gak udah dipikirin, laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik, begitu juga sebaliknya...."
"Coba sekarang kamu ambil wudhu sholat malam ditutup sholat witir... Berdoa sama Allah... Biar kamu tenang, habis itu tidur ya... Gak usah pikirin mereka lagi.." ucap bunda mengelus pundakku
"Iya bunda... Makasih bunda sayang" ucapku kemudian memeluk bunda
Akhirnya ku ikuti nasehat bunda, selesai sholat ku haturkan curahan hati dan doa pada Illahi, dimana lagi akan ku cari ketenangan kalau bukan pada Nya, bukankah aku memang sudah membiarkan Arya pergi dariku, kenapa masih memusingkan lagi hal lain tentang kehidupan barunya. Itu bukan urusanku lagi.
Selesai berdoa, aku mulai mencoba memejamkan mata. Namun sebuah dering pesan masuk menghentikan niatku. Segera ku ambil Handphone ku didalam nakas
Mulai membuka Handphone, jangan bilang pesan dari Arya, apalagi rayuannya kali ini....
Sebuah DM Instagram
Dari: Roura_rumdi
Hai... Lama tak berkirim pesan
Akhirnya hari ini kita jumpa juga ya mbak..Mbak sudah pulang ya...
Jangan ganggu Arya lagi ya mbak,
dia sudah menjadi suamikuKami juga sudah punya seorang putti
Kulihat lekat pesan baru itu, sesaat aku terbawa emosi membaca pesan ini, dasar.... wanita itu dia masih belum berubah dari tahun-tahun lalu, berlagak seolah benar padahal tau dari awal dialah yang berlabel perebut.
Kuambil nafas dalam, tadi saja pas ketemu keliatan cemas, ketakutan, giliran kirim pesan saja seperti orang yang paling berani dan tak ada takutnya.
Kali ini, tak akan kubiarkan diriku termakan emosi....
Atau.... bagaimana kalau ku kirimkan saja padanya screenshot DM rayuan Arya padaku ya... kira-kira bagaimana reaksinya... Mmmmm... Yah biar dia tau juga gimana rasa sakit itu??
Ah... Buang buang waktu saja... kalau kulakukan hal yang sama... Apa bedanya aku dan dia.... Batinku Kemudian
°°°°
Pagi ini akhirnya kami berangkat ketempat selanjutnya, ke rumah mas Rudi dan mba Retno. Tak enak menolak ajakan mereka yang selalu saja menelepon minta kami kunjungi, Menempuh perjalanan hampir dua jam lamanya, akhirnya kami sampai jua dirumah kakak sepupuku ini.
Seperti biasa, mbak Retno sangat antusias dan hangat menyambut kedatangan kami, mas Rudi menyusul ke rumah saat istirahat siang.
Selama empat hari ditempat mas Rudi dan mba Retno terasa begitu membahagiakan, apalagi untuk para anak. Bisa dibilang harinya para Anak.
Pada awal datang. Kami habiskan dengan beristirahat dirumah dan juga bercerita banyak hal. Esoknya kami mulai petualangan dengan mengunjungi kebun binatang Kemudian sorenya ke Playground, besok harinya ke pantai, membangun istana pasir bersama dan berenang, sorenya Playground lagi... haaah..., namanya anak-anak ya.. energi mereka masih saja full, para dewasa ini yang kewalahan mengimbangi keinginan bermain mereka.
Raffa, Rara, bintang dan Angkasa tampak riang bermain bersama, mereka tertawa lepas dan berlari kian kemari. apalagi untuk Angkasa, hal itu masih sangat baru buat batita ini.
Angkasa tampak sangat menikmati hari-hari dengan gumaman yang masih belum jelas. Tapi sebagai ibu aku bisa mengartikan bahasa dan gumaman kegembiraan itu.
Hari empat, setelah sarapan kami segera pamit untuk kembali pulang pada mas Rudi, mba Retno dan juga pada dua anak yang tengah bersiap pergi sekolah Raffa dan Rara.
Setelah ucapan perpisahan dan pelukan hangat
Akhirnya kami berangkat, waktunya kembali ke kota kecil nan jauh diujung sana.
°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD BYE.. MY BAD HUSBAND (Kelanjutan Kisah Tian)
Romansarang #1 jalan hidup Hai semua.... Terimakasih untuk semua dukungan kalian. Setelah beberapa coment yang kalian kirim. Akhirnya cerita ini lebih dulu dipublish. cerita ini berisi kelanjutan kisah Tian, buat yang baru baca, silahkan baca dulu bad hu...